Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Strategi Menghadapi Tantangan Ramadan Sebagai Single Fighter Mom

Konten [Tampil]
strategi ramadan single fighter mom

Strategi menjalani ramadan itu penting banget, khususnya buat saya sebagai single fighter mom pejuang LDM. Karena, itu berarti saya harus menghadapi semua tantangan berpuasa bareng 2 bocah.

Kalau anaknya masih kecil sih, mungkin lebih ringan, karena toh mereka belum wajib ikutan puasa, selain hanya untuk belajar mengenal puasa.

Tapi, berbeda dengan anak-anak yang sudah masuk usia wajib berpuasa, bahkan belajar berpuasa pun jadi sangat wajib. Yaitu di usia teenager atau belasan untuk si sulung, dan di usia kid untuk si bungsu. 

Dan tahun ini, merupakan ramadan ke-5 saya, menjalaninya sendirian, tanpa bantuan papinya anak-anak. Ataupun keluarga lainnya.

Semangat dah para single fighter mom pejuang LDM.


Tantangan Ramadan Bagi Single Fighter Mom Ala MamiRey 

Kalau ditanya, apa sih tantangan terberat menjalankan puasa di bulan ramadan sebagai single fighter mom?. Ada buanyak!.

tantangan single fighter mom

Tapi yang paling menantang tuh tetap balance menjalani kehidupan selama ramadan, which is tentu saja aktifitas akan bertambah.

FYI, sebagai single fighter mom pejuang LDM, itu berarti saya harus mengerjakan semuanya seorang diri, dan tetap juga menjalankan usaha mendapatkan penghasilan.

Di hari biasa saja, sudah sering saya ceritakan di blog, how 'rempong' i am, hahaha.

Mengerjakan semua kerjaan rumah yang konon bukanlah hoax jika memang kayak nggak ada habis-habisnya.

Btw, ngomongin tentang kerjaan yang nggak ada habisnya, saya jadi ingat kata-kata bapak rekan kerja ketika masih kerja kantoran dulu.

"Mari kita bersyukur Rey, karena kerjaan kita nggak habis-habis, kebayang kan kalau kerjaan kita habis, kita dipecat dong!"

Hahaha, iya juga yak. 

Intinya gitu deh, yang namanya kerjaan rumah kan ye, justru kalau nggak ada kerjaan, nggak ada kehidupan dong, hehehe.

Ditambah ngurus anak, yang meskipun usia mereka udah lumayan gede, si sulung teenager dan si bungsi udah mau masuk SD, bukan berarti mereka bisa mandiri lalu dilepas.

Enggak ya, maminya justru semakin ketat menjadi manajer buat mereka, yang memastikan mereka selalu sehat baik mental maupun fisik. Istrahat cukup, belajar, shalat dan semacamnya.

Nah, di bulan ramadan ini, ketambahan lagi dong kegiatan saya dan anak-anak. Mulai dari sahur yang lumayan menegangkan, karena saya sendiri yang bertanggung jawab atas sahurnya anak-anak.

Bangunin mereka sahur, memastikan mereka memakan semua makanannya dengan baik. Memastikan minum air putih yang cukup. Dan itu sesungguhnya sederhana namun lumayan bikin gregetan, karena anak-anak tidak semudah itu mengikuti arahan demi kesehatan mereka.

Malamnya pun, yang biasa bisa saya isi dengan menulis di blog atau bikin konten or something like that. Di bulan ramadan ini kayaknya nggak bisa maksimal, karena kepotong waktu shalat tarawih dan lainnya.

Harusnya sih, ada yang ditinggalkan selama bulan ramadan ini, misal ngeblognya sebaiknya dikurangi. Tapi nggak mungkin dong ya, orang saya nggak semata ngeblog buat bersenang-senang, tapi juga menghasilkan uang.

Nggak ngeblog, berarti peluang pemasukan jadi lebih kecil. Padahal kita bakal menyambut lebaran ya, hahaha.

Untuk bisa menjalankan semuanya secara seimbang, bisa mengurus anak-anak dengan baik. Kerjaan rumah baik masak, nyuci dan sebagainya itu juga tetap bisa dikerjakan. Ngeblog juga jalan. Dan beribadah dengan khusu' juga lancar.

Tentunya hal itu butuh strategi yang tepat, biar bisa menghadapi tantangan menghadapi ramadan sebagai single fighter mom


5 Strategi Menghadapi Tantangan Ramadan Sebagai Single Fighter Mom

Ada beberapa hal yang saya terapkan, yang bisa dikatakan sebagai strategi dalam menghadapi tantangan sebagai single fighter mom di bulan ramadan, di antaranya:

strategi ramadan single fighter mom

1. Mengajak Anak Menyusun Jadwal Harian 

Dari segala cara yang pernah saya lakukan, mengajak anak menyusun jadwal adalah yang paling dapat diandalkan, agar anak bisa lebih mandiri, dan maminya terbantukan.

Saya pernah menuliskan tentang bagaimana manfaat membuat jadwal dan kegiatan anak, di mana bisa membuat anak-anak jadi lebih mandiri, dan bisa melakukan sesuatu tanpa menunggu diperintah maminya.

Ini penting banget ya buat saya, terlalu banyak yang harus saya kerjakan, terutama harus menulis juga. Kadang otak jadi panas ketika dipaksa memikirkan 2 atau 3 hal berbeda dalam satu waktu.

Misal, sedang asyik menulis di blog, tapi anak-anak belum gosok gigi, belum juga tidur. Kalau tidak ada jadwal, mereka tidak akan mengerti kalau waktu tidur mereka udah tiba. Anak-anak akan terus bermain, sampai disuruh maminya gosok gigi, itupun seringnya nggak langsung dikerjakan, nunggu maminya mengaum ala singa dulu, hahaha.

Kalau ada jadwal yang dibuat sendiri oleh anak, jadinya saya cukup mengatakan liat jadwal, anak-anak segera melihat jam dan mengerjakan apa yang ada di jadwal tersebut.

Sayapun nggak perlu nge-hang karena masih asyik nulis, tapi kudu ngomelin mereka untuk begini begitu, hahaha.

Di bulan ramadan ini, karena waktu yang ada sangat sempit, jadinya jadwal harian anak menjadi sebuah hal yang penting adanya.


2. Sounding Ke Anak Tentang Pelaksanaan Jadwal Dengan Baik

Menjadi ibu itu wajib cerewet, hahaha.

Karena, nih mulut wajib selalu ngomong, ngomong dan ngomong. Dalam bahasa kerennya sih sounding ke anak, biar apa yang harus mereka lakukan, meresap ke dalam pikiran dan kebiasaannya.

Demikian juga tentang ramadan ini, agar anak-anak bisa disiplin mengikuti jadwalnya, maka maminya wajib rajin sounding kepada mereka setiap saat.

Sampai akhirnya anak-anak terbiasa mengikuti jadwal yang ketat selama bulan ramadan ini. Dan maminya bisa terbantukan, jika anak-anak secara otomatis bisa melakukan kewajibannya tanpa disuruh.


3. Selalu Menyetok Bahan Makanan yang Mudah Dimasak

Satu hal yang paling penting selama ramadan ini adalah, wajib menyetok bahan makanan yang mudah dimasak.

Entah itu makanan instan, maupun mengadakan food preparation agar bisa masak sahur maupun berbuka puasa dengan sat set aka se-simple dan secepat dan semudah mungkin. 

Terutama untuk sahur ya, karena anak-anak wajib sahur dengan makanan yang sehat biar puasanya kuat sampai akhir ramadan. Dan mengantisipasi jika telat bangun sahur.

Untuk berbuka puasa pun sebisa mungkin bisa mengolah bahan makanan yang sudah disiapkan sebelumnya, sehingga bisa menghemat waktu buat masak, untuk digunakan melakukan hal lain.

Baik untuk menulis di blog, atau beribadah dengan khusyuk.


4. Disiplin Penggunaan Gadget

Tidak bisa dipungkiri ya, gadget selalu menjadi sebuah musuh bebuyutan penggunaan waktu. Banyak orang yang merasa kewalahan mengatur waktu, ya penyebabnya karena tidak disiplin dalam penggunaan gadget

Pegang smartphone misalnya, lalu scroll media sosial, tanpa kita sadari, waktu berlalu sudah sejam, habis sia-sia hanya untuk scrol medsos, hahaha.

Kita bisa menggunakan alarm batas waktu, ketika harus memegang ponsel, sehingga ketika waktunya habis, kita bisa segera menyadarinya dan mengakhirinya.


5. Disiplin Dalam Menjalankan Jadwal

Yang secara umum, kunci utama terlaksananya semua strategi di atas tiada lain adalah disiplin terhadap semua hal, khususnya dalam menjalankan jadwal yang sudah ditentukan.

Dengan demikian, hal-hal yang ingin dicapai ketika ramadan ini, bisa diraih. Demikian juga dengan kewajiban mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus anak, menulis di blog. Semuanya bisa dilakukan secara seimbang.  


Kesimpulan dan Penutup

Tahun ini adalah ke-5 kalinya saya menjalani ramadan sebagai single fighter mom. Luar biasa sih, belum juga mulai ramadannya, saya udah overthinking duluan hahaha.

Membayangkan bagaimana tantangan ramadan yang pastinya luar biasa untuk saya lewati sendirian sebagai orang dewasa. Karenanya wajib banget menyediakan beberapa strategi yang bisa dijalankan untuk mencapai target kegiatan ramadan secara balance atau seimbang.

Baik mengerjakan kewajiban sehari-hari seperti masak, nyuci dan lainnya, serta mengurus anak. Dan kegiatan beribadah selama ramadan pun tetap bisa dilakukan secara khusuk.

Intinya semuanya bisa dilakukan secara seimbang, sesuai kemampuan saya sebagai manusia, tentunya. 

Anyway, selamat menjalankan ibadah puasa ya parents.


Surabaya, 11 Maret 2024

Sumber: opini dan pengalaman pribadi

Gambar: Canva edit by Rey

Post a Comment for "5 Strategi Menghadapi Tantangan Ramadan Sebagai Single Fighter Mom"