Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips dan Manfaat Membuat Jadwal dan Target Bulanan Bersama Anak

Konten [Tampil]
bikin jadwal dan target bulanan

Membuat jadwal dan target bulanan bersama anak itu penting banget buat saya. Karena memang terasa banget manfaatnya, sangat membantu khususnya buat saya si single fighter mom

Kebayang kan, saya yang harus menulis di blog setiap hari, ditambah mengurus beberapa media sosial sebagai sarana untuk mendapatkan cuan.

Bukan seperti kebanyakan teman blogger lainnya, yang ngeblog cuman buat tetap berdaya aja. Si MamiRey ini ngeblognya buat cari duit juga, eh bukan 'juga' sih, tapi 'butuh', hahaha.

Di sisi lain, saya juga harus mengurus anak seorang diri, 2 anak pulak. Nggak ada sama sekali yang bantuin, nggak bisa juga seenaknya nitipin anak ke tetangga, keluarga atau siapapun.

Karena akoh adalah mamak-mamak yang level sungkannya menandingi menara Eifel *eh.


Cerita Awal Mula Terpikir Bikin Jadwal dan Target Bersama Anak

Jadi begitu ceritanya.

Eh gimana, Rey? Belum juga diceritakan, baru intronya aja, hahaha.

Ceritanya tuh berawal ketika di masa pandemi kemaren, saya kan cuman bertiga di rumah. Saya, si kakak dan si adik.

Ketika itu, si Adik masih berusia 2 tahunan, sementara si Kakak terpaksa sekolah dari rumah karena kasus penyebaran covid-19 yang semakin merebak dan mengkhawatirkan.

Duh, 2 anak di rumah mulu, sementara saya masih harus nulis di blog, harus sering ambil foto bahkan video untuk job di instagram.

Astagaaaaah, pengen gigit sandal mulu rasanya, tapi saya udah membayangkan, pasti rasanya pahit, hahaha.

Oke, serius!

Luar biasa dah tantangannya ketika itu. Di satu sisi, saya butuh duit kan ye, meski pak suami Alhamdulillah saat itu masih kerja dan ada pemasukan rutin. Tapi tetap saja masih belum mencukupi semua kebutuhan hidup.

Apalagi, ada beberapa goal tersendiri, yang meski terlihat sepele, tapi juga masuk kategori penting dong.

Misal, saya ingin membawa si Kakak ke dokter gigi anak, untuk benerin gigi depannya yang rusak karena pernah copot. As we know, dokter gigi itu nggak murah, dan nggak bisa sekali ke dokter, langsung selesai.

Kalau berharap dari papinya anak-anak, kapan bisa direalisasikan, sementara kebutuhan hidup aja masih sering belum mencukupi semua.

Karena hal-hal demikian, saya pun serius mencari duit dari rumah, yang Alhamdulillah bin lucky me banget, dikasih hobi yang bisa jadi skill untuk mendapatkan uang, yaitu menulis, plus narsis meski aslinya malu, wakakakak.

Kalau udah ngomongin duit, mau kerjaan apapun di dunia ini ya, adalah sebuah ke-bullsh*t-an jika ada yang bilang bisa dengan mudah mendatangkan duit, disambi urus anak.

Pret lah!

Mungkin ada, tapi ujungnya kek nggak berkah nggak sih, karena orang-orang yang bekerja mencari uang tapi nggak fokus itu, ujung-ujungnya bakal memberatkan orang lain. 

Salah satunya memaksa orang lain untuk wajib paham kalau kita adalah seorang ibu, jadi kerjaannya kadang kurang maksimal karena masih harus fokus ke anak *hadeh!.

Saya sering membahas ini, tak perlu kita bahas panjang lebar di sini, takut malah ceritanya ke mana-mana, hehehe.

Bisa baca tulisan saya tentang kerja kantoran sambil momong anak.

jadwal harian anak

Nah, di POV (point of view) saya, tak ada pilihan lain yang bisa dilakukan, selain harus mencari uang, tapi tetap harus mengurus anak-anak. Dua pulak, anaknya!.

Kebayang banget bagaimana stresnya saya dulu.

Ketika otak masih dipakai berpikir tentang ide tulisan blog, mengembangkan tulisan di blog, atau memikirkan konsep video yang diminta klien, script-nya kek gimana? dan lain sebagainya.

Eh tiba-tiba anak ngajakin ngomong sesuatu, atau pas liat anak, eh masih main, belum mandi, belum belajar, belum tidur.

Hal-hal demikian, harus diurus dengan cara diingatkan dan nggak bisa cuman sekali kan ye.

Mamak-mamak pasti banyak juga tuh yang punya masalah, kuping anak agak terganggu kalau diingatkan sesuatu.

Entar mulu, ujungnya lupa.

Ya ampuuunnn, stres banget nget pokoknya.

Sampai akhirnya saya sering kasar ke anak, bukan hanya sebatas membentak anak, tapi juga mukul anak, khususnya si Kakak.

Saya merasa ada yang harus diperbaiki dari diri ini, dan akhirnya bertemu dengan beberapa anak Unair yang ngekos di rumah mertua, kebetulan si Mbaknya lagi kuliah S2 Psikologi di Unair.

Pas mertua saya tanya, apa boleh saya konsultasi dan minta rekomendasi psikolog yang mereka kenal bagus, tapi terjangkau. Dari situlah saya mulai serius pada yang namanya bikin jadwal dan target bulanan bersama anak-anak.

FYI, sebelumnya saya memang sudah sangat familier dengan jadwal harian, meskipun belum memasukan target secara terperinci.

Anak-anak pun sudah sempat saya buatin jadwal, namun emang saya sendiri sih yang bikin, anak-anak cuman ngikut aja apa yang maminya bikinin.

Setelah ngobrol dengan para mahasiswa Unair itu, saya kembali terpikirkan untuk melakukan hal tersebut secara lebih baik.

Dan begitulah, sari situ saya mulai lagi fokus terhadap jadwal, dan kali ini lebih banyak melibatkan anak, biar mereka juga bisa lebih mudah ngikutin jadwalnya.

Kan mereka sendiri yang bikin dong ya!


Perbedaan jadwal dan target bulanan anak 

Jadwal dan target bulanan itu berbeda ya, setidaknya buat saya.

Jadwal adalah kegiatan anak-anak setiap harinya, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Sementara target bulanan adalah wish atau keinginan anak, yang harus atau direncanakan untuk dicapai di bulan itu.

Misal, anak-anak pengen beli buku bulan itu, atau pengen main ke musium, ke mall, atau ke mana saja.

Nantinya, target tersebut dimasukan ke dalam jadwal, termasuk syarat-syaratnya agar target bisa dilakukan.


Manfaat Membuat Jadwal dan Target Bulanan Bersama Anak

Tanpa melihat teori yang mungkin pernah dibahas para pakar parenting, saya merasakan langsung, bagaimana manfaat dari kegiatan bikin jadwal dan target bulanan bersama anak, di antaranya:

target bulanan anak


1. Anak bisa lebih bertanggung jawab atas kewajibannya tanpa harus selalu disuruh

Karena anak yang bikin jadwal sendiri, mereka jadi lebih mengerti apa aja yang harus dikerjakan, tanpa harus nunggu maminya mengaum bak mamak singa dulu, hahaha.

Hal ini karena jadwal harian tersebut punya urutan rutinitas. Anak-anak tidak bisa sampai di part rutinitas yang menyenangkan buat mereka, kalau part awalnya belum dikerjakan.


2. Mengajarkan anak tentang menghargai waktu sejak kecil

Dengan adanya jadwal harian, anak-anak juga bisa melatih diri untuk lebih menghargai waktu sejak kecil. Hal ini diperkuat dengan rewards dan punishment di awalnya.

Misal, ada konsekwensi part menyenangkan bagi anak jadi berkurang atau bahkan ditiadakan, jika mereka berani mengulur waktu.

Karenanya, wajib banget liat waktu, biar part menyenangkan itu nggak sampai hilang atau berkurang.  Dan lama kelamaan, anak jadi terbiasa menghargai dan manajemen waktu, karena akhirnya menyadari, ada konsekwensi tidak menyenangkan jika mereka mengabaikan waktu begitu saja.


3. Mengajarkan anak kedisiplinan sejak kecil

Anak-anak yang bisa menghargai waktu, tentunya akan terbiasa untuk disiplin, karena waktu sangat berkaitan dengan disiplin.

Di mana untuk bisa mengimplementasikan diri dalam menghargai waktu itu, butuh kedisiplinan yang ketat.


4. Mengajarkan anak untuk menentukan prioritas dalam hidupnya

So many things they want, so little time they have. Kenyataannya, hal ini bukan hanya terjadi pada orang dewasa loh, anak-anak juga sama.

Mereka pengen bermain dengan lama, dan mereka butuh main soooo bad!

Tapi kan, mereka juga mahluk sosial yang nggak bisa menghabiskan waktu seharian dengan bermain aja, biar kata bermain itu penting pada perkembangan anak ya.

Anak-anak juga butuh tidur yang cukup, makan yang sehat dan cukup nutrisinya, butuh mengerjakan banyak hal juga. Apalagi kalau anak sudah duduk di bangku sekolah.

Karenanya, dengan adanya jadwal, mereka bisa belajar memilih mana yang lebih prioritas untuk bisa dilakukan.

Misal, pengen main ini, pengen main itu. Tapi waktu bermainnya tidak mencukupi untuk melakukan hal itu sekaligus. Maka anak mau nggak mau harus memilih mana yang lebih dia sukai, yang menjadi prioritas untuk bisa dimainkan saat itu.


5. Agar MamiRey bisa mencari uang dari rumah dengan fokus

Ini sih manfaat utama yang paling saya harapkan dan rasakan, yaitu agar anak-anak tuh bisa mandiri melakukan kewajibannya secara remote bagi maminya, hahaha.

Iya kan, siapa cobak yang nggak mau, ketika maminya ini masih tenggelam menulis dengan fokus, mumpung semua ide udah ada di kepala dan udah siap keluar dengan lancar tanpa jeda. 

Di saat bersamaan, anak-anak bisa dengan sendirinya menyadari dan melakukan apa saja yang harus mereka lakukan, tanpa menunggu disuruh maminya, pakai nada 7 oktaf, wakakakaka. 

Menulis itu memang mudah buat saya, tapi tetap aja butuh fokus dong beibeh!. Jadi, manalah bisa saya menulis sambil dijeda mulu, karena sibuk nyuruh anak lakukan ini, lakukan itu.

Duh!


Tips Membuat Jadwal dan Target Bulanan Bersama Anak

Enak dong MamiRey, anak-anaknya sudah bisa melakukan segala hal sendirian, jadi bisa fokus mengetik atau melakukan apa yang harus dilakukan, khususnya dalam mencari duit.

Kate siapa? hahaha.

Nggak selalu berjalan mulus kok, karena anak-anak saya manusia, bukan robot, hehehe.

Robot aja ya, butuh waktu juga buat penyesuaian dia melakukan sesuai yang kita programkan, apalagi manusia, anak-anak pulak.

Karenanya, ada beberapa tips yang saya lakukan, agar kegiatan tersebut, bisa lebih mudah dilakukan anak, dan meskipun nggak sempurna, minimal mamaknya nggak perlu mengaum bikin insecure mamak Leo setiap harinya, hehehe/

Di antaranya: 


1. Libatkan anak dalam membuat jadwal dan target bulanan

Ini adalah kuncinya, selain hal ini tentunya menyenangkan buat anak, mereka juga bisa dengan mudah mengikuti jadwalnya.

Dalam keterlibatan anak, mereka bisa kita minta untuk memberi ide kegiatan di jam tertentu, bahkan mereka bisa request sesuai keinginan mereka kapan waktunya main, kapan waktunya ini itu. Tentunya keputusan terakhir tetap berada di Maminya ya.

Jika memang ide anak-anak tentang kegiatannya dinilai terlalu berlebihan, maka maminya akan menggantinya dengan hal lain dan tetap dengan penjelasan, mengapa hal itu belum atau tidak bisa dimasukin ke jadwal.


2. Jika sudah bisa membaca dan menulis, minta anak untuk membuat jadwal dan target sendiri

Ini benar-benar membantu banget buat saya sih, karena si Kakak udah di usia mengerti tentang jadwal. Jadi yang saya lakukan hanyalah memberikan contoh jadwal saya atau jadwal mereka sebelumnya yang saya tulis.

Nantinya dalam pelaksanaannya, si Kakak akan jauh lebih mengerti, kan dia sendiri yang bikin, dan dia juga yang nulis.


3. Koreksi bersama jadwal dan target yang dibuat anak

Setelah jadwalnya ditulis si Kakak langsung, berikutnya saya periksa dan koreksi bareng dia. Jika sudah sama-sama setuju, saya akan mengetik dan mengeprint jadwal dan target tersebut, agar lebih mudah diliat anak-anak setiap harinya.


4. Putuskan apa yang harus ditulis dengan persetujuan bersama anak

Meskipun saya sebagai parents yang memegang peranan penting dalam menyetujui jadwal dan target keinginan anak-anak. Tentu saja semua keputusan harus dengan sepengetahuan dan persetujuan mereka.

Hal ini berdampak dalam kesadaran anak-anak dalam mengerjakan jadwal tersebut. Kita orang dewasa aja ya, kalau didikte melakukan apa yang kita nggak suka, apalagi dengan pemaksaan, pasti males kan.

Apalagi anak-anak.


5. Jangan lupa beri rewards dan punishment yang juga telah disepakati bersama

Dalam pelaksanaannya, jangan lupakan rewards maupun punishment yang juga telah disepakati bersama. 

Seperti yang sudah saya singgung di atas, bahwa misalnya, ketika anak-anak tidak menghargai waktu, sampai akhirnya molor dari jadwalnya.

Maka yang harus dikorbankan sebagai punishment atau hukuman adalah, hal-hal yang menyenangkan buat anak. Misal, menunda-nunda waktu, sampai akhirnya jadwal mereka mundur. Ya tanggung resiko aja kalau waktu bermain, baca buku ataupun hal-hal yang menyenangkan buat mereka akan dikurangi, bahkan terancam ditiadakan.

Dengan demikian, anak-anak akan lebih semangat dalam mengerjakan apa yang sudah dijadwalkan bersama, karena konsekwensinya terlalu tidak menyenangkan.


6. Bersabar dalam proses pelaksanaannya 

Yang paling penting dan memang harus selalu dilakukan parents dalam hal apapun bersama anak adalah, bersabar dan bersabar, terutama dalam proses pelaksanaannya.

Saya pun masih terus belajar untuk hal ini, karena memang nggak mudah, apalagi ketika jadwal anak berantakan di saat saya lagi rempong dengan banyak deadline.

Rasanya tuh, hal-hal yang sebenarnya udah dirasakan anak sebagai punishment, kok masih kurang juga di hati maminya yang kayak singa ini, hahaha.

Padahal, seharusnya kita cukup bersabar. Toh kalaupun tidak lancar, udah ada punishment yang akan ditanggung dan bikin anak menyesal karena tidak menghargai waktu dengan mengikuti jadwal hariannya. 


Kesimpulan dan Penutup

Membuat jadwal dan target bulanan bersama anak itu penting, salah satunya untuk membantu parents dalam membuat anak disiplin dan menghargai waktu serta bertanggung jawab sepenuhnya akan kewajibannya.

Jadwal tersebut berisi semua kegiatan anak dari bangun tidur hingga tidur lagi, lengkap dengan jam berapa untuk setiap kegiatannya. 

Sedangkan target adalah kebutuhan maupun keinginan anak yang akan dicapai bulan tersebut, yang mana hal ini juga berkaitan dengan jadwal anak.

Dan tips penting agar anak bisa lebih mudah menjalani jadwal dan target bulanan ini adalah, libatkan anak, baik dalam proses pembuatan jadwal, hingga keputusan jadwal yang harus dipakai, termasuk juga rewards dan punishment untuk memudahkan anak bertanggung jawab atas jadwal tersebut.


Surabaya, 01 Februari 2024

Sumber: Opini dan pengalaman pribadi

Gambar: Canva edit by Rey

Post a Comment for "Tips dan Manfaat Membuat Jadwal dan Target Bulanan Bersama Anak"