Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketika Melihat Anak Tetangga Makan Disuapin Sambil Main HP

Konten [Tampil]

anak makan sambil main hp

Gimana reaksi parents, kalau melihat anak tetangga atau anak orang, yang makan disuapin parents-nya atau nanny-nya sambil main HP?.

Kalau momen itu masuk ke media sosial, saya jamin dalam sekejap, kolom komentarnya bakalan penuh dengan orang yang menghujat, menghakimi dan mendikte, hehehe.

Jadi, ini bukan pengalaman pribadi saya sih. Jujur, saya nggak pernah atau bisa dibilang nggak pernah ngeh ada anak orang, yang makannya harus disuapin dan anaknya sambil main HP.

Selain anak saya dan keponakan saya sih, wakakakakaka.

Saya ingat, si Adik juga pernah deh kayak gitu, gara-gara ikutan kakak sepupunya, yang makannya kudu disuapin. Ditambah kudu main HP pulak, hahaha.

Untungnya sih cuman saat itu saja, selanjutnya nggak.


Btw, tulisan ini sebenarnya cuman curhat receh semata, setelah barusan saya liat konten parenting di instagram, yang pemiliknya saya lupa, pokoknya ada embel-embel parentingnya.

Si empunya bikin konten seolah sedang hendak makan, tapi urung karena melihat ada temannya yang nyuapin anaknya makan, sementara anaknya sambil main HP.

"Ketika melihat anak temanmu makan sambil screening"

Lalu dia tersenyum dan melanjutkan makannya, diiringi tulisan keterangan,

"Nothing, itu bukan urusan saya!"

Dan ditambahkan,

"Yuk biasakan untuk tidak mengurusi sesuatu yang bukan urusan kita, kita tak pernah tahu kesulitan apa yang orang hadapi dalam mengasuh anaknya!"

Duh, suka banget dengan pemikiran tersebut, karena related banget dengan saya. Hal yang paling bikin saya jadi manusia yang bijak di dunia ini adalah, tentang ibu-ibu yang mengasuh anaknya.

Kalau udah masalah itu, mau si ibu jungkir balik kek, selama itu nggak membahayakan anaknya langsung, ya nggak bakal saya urusin.

Biarin aja parents lainnya mau mengasuh dan mendidik anaknya kayak gimana, mau itu salah di mata kita sekalipun, ya udah biarin aja.

Apalagi kalau kita nggak tahu masalahnya dalam keseluruhannya kan. 

Bisa jadi orang yang nyuapin anak, dan membiarkan anaknya sambil nonton lagu anak di YouTube di HP, adalah bentuk usahanya terakhir untuk bikin anaknya mau makan.

Sebagai ibu, kita tahu kan bagaimana stresnya seorang ibu, kalau anaknya nggak mau makan. Masalahnya, kalau anak sakit yang susah maknya juga kan.


Intinya, di manapun kita berada dan melihat sebuah pola parenting yang terlihat salah di mata kita, sebaiknya tahan mulut ataupun tangan untuk mengomentarinya. Apalagi menghujat dan menyalahkan ibunya.

Ini paling banyak juga terjadi di media sosial. Dengan alasan sesuatu yang diposting itu berhak untuk dikomentari, banyak netizen, yang sebenarnya mereka juga ternyata seorang ibu, berlomba-lomba menghujat si ibu.

Alasannya mengingatkan, atau takut dicontoh yang lain.

Padahal, pola parenting ibu-ibu yang menghujat itu, belum tentu jauh lebih baik dari yang dihujat. Apalagi di medsos tuh seringnya hal-hal yang dipertontonkan cuman satu sisi saja, yang bisa jadi menjadikan orang-orang jadi salah persepsi.

Meskipun banyak orang menyadari peluang dari salah persepsi itu, tetap aja loh banyak yang suka banget menghujat gaya parenting ibu lainnya.


Padahal, akan lebih baik, lebih bijak dan lebih keren serta bermanfaat, jika parenting yang salah yang kita lihat terjadi pada orang lain, menjadi sebuah pengingat bagi kita untuk bisa lebih baik.

Dan bukankah semua yang kita lakukan, suatu saat akan kembali ke diri kita juga. Sebagai ibu, kita pastinya nggak akan mungkin bisa dengan terus menerus menerapkan pola parenting yang luar biasa, kayak teori para pakar parenting.

Enggak dong, karena parents,  khususnya ibu, juga manusia. Yang punya kekurangan, yang punya sisi lelah dalam mengikuti aturan.

Suatu saat, mungkin kita yang mendobrak aturan parenting yang benar sesuai teori, menjadi parenting yang sedikit di luar aturan. Misal, biasanya kita disiplin memberlakukan aturan makan pada anak-anak. Di mana mereka harus makan dengan tertib di meja makan. Eh tahu-tahunya anak sakit, lalu nggak mau makan, dan itu membuat sakitnya makin parah.

Akhirnya, keluar juga dari aturan, kasih apa aja yang penting anak mau makan. Baik makanannya kurang sehat, maupun makan sambil melakukan hal yang disukai anak, misal anak main HP.

Bayangkan, ketika kita sedang melakukan hal itu dengan momen yang urgent, lalu banyak orang langsung menghakimi bahwa kita adalah ibu yang bermasalah dan ibu yang gagal.     

Pastinya kita bakalan ngenes amat ya, bahkan kesal amat dihakimi tanpa melihat situasinya dari POV kita sebagai ibu yang rempong membujuk anak agar mau makan.

Seperti itulah gambarannya.


Semoga kita semua bisa menjadi ibu yang lebih bijak, yang menerapkan teori parenting yang baik untuk anak-anak kita. Memperkaya diri dengan ilmu parenting terbaik, demi anak-anak kita tumbuh dengan sehat fisik maupun mentalnya.

Bukan mempelajari parenting, untuk menilai, mengkritik hingga menghakimi pola parenting ibu lainnya.


Surabaya, 21 Januari 2024

2 comments for "Ketika Melihat Anak Tetangga Makan Disuapin Sambil Main HP"

  1. Yoiii, Mbak. Jangan sampai kita asal menghakimi seseorang hanya karena melihat sepotong adegan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beneerrr, sepotong adegan seringnya tidak bisa merekam semua arah :D

      Delete