Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pentingnya Chilling dan Healing Bagi OYPMK untuk Bangkit

Konten [Tampil]
Pentingnya Chilling dan Healing Bagi OYPMK untuk Bangkit

Kata-kata healing sangat populer akhir-akhir ini, khususnya di dunia maya, hingga ke dunia nyata.
Kebanyakan orang mengartikan, healing sebagai bentuk hadiah ke diri sendiri, untuk sejenak melupakan kepenatan pikiran.

Dan healing, biasanya identik dengan jalan-jalan, atau apa aja yang notabene menghabiskan uang.
Padahal, makna healing sebenarnya tidak melulu seperti itu.
Karena sesungguhnya, jika healing dimaknai dengan hal-hal yang butuh menghabiskan duit untuk itu, kasian dong yang nggak punya duit banyak, butuh healing, lalu pergi jalan-jalan.
Pulang healing, malah makin stres karena duit habis, hahaha.


Apa itu Chilling dan Healing


Healing, berasal dari bahasa Inggris yang artinya penyembuhan.
Makna dari penyembuhan ini sesungguhnya sangat luas ya, tapi biasanya healing memang dikaitkan dengan penyembuhan mental yaitu perasaan, batin, pikiran maupun jiwa.

Jika melihat dari arti penyembuhan mental, tentunya kita menyadari, kalau healing sesungguhnya tidak melulu tentang jalan-jalan, tapi tentang bagaimana menyembuhkan mental kita dengan berbagai terapi yang tepat. Entah melalui catatan diri, aktivitas tubuh, ataupun dukungan emosional yang dibutuhkan.

Apa itu chilling dan healing

Selain kata healing, ada pula yang namanya chilling.
Istilah ini memang belum se populer healing di masyarakat.
Namun, dari maknanya juga kata chilling tak kalah penting dari healing, bahkan melengkapinya.

Kata chilling juga berasal dari bahasa Inggris, yang artinya sedang bersantai atau rileks.
Jadi, chilling melengkapi makna healing, di mana kegiatan menyembuhkan mental dengan melakukan aktifitas yang membuat kita jadi santai atau rileks.

Pada praktiknya, chilling dan healing ini, tak melulu dibutuhkan oleh kaum muda zaman now, yang dikit-dikit merasa butuh healing dalam artian jalan-jalan ya.
Tapi, keduanya juga dibutuhkan oleh OYPMK atau orang yang pernah mengalami kusta maupun penyandang disabilitas.

Loh, kok?


Stigma Diri dan Orang Lain Untuk OYPMK


Menjadi OYPMK sangatlah tidak mudah, dengan stigma buruk dan salah yang terlanjur beredar di masyarakat, ditambah banyaknya masyarakat yang tak mau membuka mata untuk mengenal seperti apa penyakit kusta itu sebenarnya, bahwa penyakit kusta bukanlah sebuah kutukan.

Kenyataan, bahkan edukasi tentang hal itu sudah banyak bertebaran di mana-mana, baik di dunia nyata maupun internet, tetap saja masih banyak yang kurang peduli, sehingga membuat stigma masyarakat selalu buruk dan mengucilkan para OYPMK.

Kenyataan ini, membuat para OYPMK jadi terpukul, merasa takut untuk berbaur, bahkan cenderung untuk menyembunyikan bahkan kepada keluarganya sendiri.
Dan parahnya lagi, munculnya stigma diri bagi OYPMK itu sendiri, yang menganggap kalau dirinya adalah kutukan, dan tidak pantas untuk bangkit dan berbaur dalam masyarakat.

Padahal, semua orang, termasuk OYPMK hingga disabilitas, sangat butuh diterima dan dianggap sama dengan masyarakat lainnya, agar mereka bisa lebih mandiri dan tidak terus menerus hidup dalam ketergantungan dari orang lain.

Namun, seringnya stigma buruk tersebut, bukan hanya bikin bikin mereka jadi minder dan menutup diri, tapi juga menyerang mental dan membuat mereka sulit untuk bangkit kembali.

Jadi, masalahnya lebih ke arah mengembalikan kepercayaan diri para OYPMK, untuk bisa semangat bangkit menjadi pribadi yang mandiri dan membaur dengan masyarakat lainnya.


OYPMK Butuh Chilling dan Healing untuk Bangkit


Oleh karena itulah, OYPMK juga sangat butuh yang namanya chilling dan healing, di mana makna healing di sini, bukan hanya sekadar healing jalan-jalan, namun lebih ke terapi yang tepat dan nyaman untuk bisa mengembalikan trauma psikologis yang dialami mereka, agar bisa semangat bangkit kembali.

OYPMK butuh dukungan untuk bangkit

Beberapa terapi yang bisa dilakukan tentulah disesuaikan dengan kenyamanan diri masing-masing OYPMK tersebut. Jika nyaman dengan bercerita, maka berceritalah tentang perasaan diri kepada orang yang tepat.

Atau jika memang sulit menemukan tempat bercerita, bisa dengan memakai cara terapi menulis, entah menulis di dunia maya terbuka dengan menyembunyikan identitas, agar tidak menambah rasa trauma bila ada komentar iseng yang menyudutkan.

Atau bisa juga dengan menulis secara tertutup, seperti di sebuah buku diary, atau di notes smartphones, yang tentunya cara ini amat sangat aman, karena tidak ada orang yang bakalan menghakimi atau komen negatif tentang perasaannya.


Talkshow Ruang Publik KBR - Chilling - Healing bagi OYPMK, Perlukah?


Semua hal tentang chilling dan healing bagi OYPMK ini, terbersit di pikiran saya, ketika pagi tadi sempat mengikuti Talkshow Ruang Publik KBR, dengan judul Chilling - Healing bagi OYPMK, Perlukah?, live di channel YouTube Berita KBR.

Chilling - Healing bagi OYPMK, Perlukah?

Talkshow tersebut menghadirkan dua pembicara yaitu, Donna Swita, selaku Executive Director Intitute of Women Empowerment (IWE), dan juga Ardiansyah, OYPMK sekaligus menjadi Wakil Ketua Konsorsium Pelita Indonesia.

Acara talkshow tersebut, dipandu oleh seorang host KBR, Rizal Wijaya.

Di talkshow tersebut, Mas Ardiansyah membagikan kisahnya yang menjadi OYPMK, di mana dia juga pernah berada di posisi yang terpuruk, setelah menjalani perawatan di sebuah RS di Makassar, dan ketika sembuh, pulang ke rumah, malah mendapatkan stigma yang buruk, justru dari keluarganya sendiri.

Ardiansyah Chilling - Healing bagi OYPMK, Perlukah?

Perlakuan-perlakuan keluarganya yang terkesan mengucilkan, tidur harus terpisah, dilarang kumpul di acara keluarga, sontak saja bikin Ardiansyah jadi down dan jadi menerima luka batin dari perlakuan keluarganya sendiri.

Seiring dengan pengalaman Ardiansyah, Donna Swita menjelaskan tentang konsep healing buat OYPMK yang bermakna menyembuhkan serta menemukan nilai diri.

Dari penyembuhan tersebut, OYPMK diharapkan tak pernah lagi ada kriminatif diri, terlebih menghakimi diri sendiri, lalu bisa melepaskan beban mental yang terpendam karena diskriminasi yang dialaminya. 
 
Metode chilling dan healing yang disarankanpun beragam.
Bisa dengan berwisata jika lebih nyaman, maupun metode yang lebih pribadi seperti, menulis, mediasi, sharing atau menceritakan perasaannya, atau melakukan hobinya masing-masing.

Healing itu dapat dilakukan di mana saja dan oleh siapa saja, termasuk OYPMK. 
Dan oleh Donna Swita, dijelaskan bahwa ada lima dimensi yang jadi target dari healing.
Mulai dari fisik, psikis, mental, relasi maupun spiritual. 

Donna swita Chilling - Healing bagi OYPMK, Perlukah?

Dan tentunya harus disesuaikan dengan masing-masing OYPMK agar healing yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang sesuai harapan.

Untuk itu, dukungan dari berbagai pihak sangatlah dibutuhkan.
Karena semua orang yang punya masalah trauma mental atau psikologis, sangatlah butuh bantuan serta kepedulian dari orang lain.

Terlebih bagi para OYPMK, yang memang punya kondisi khusus, serta masih berjuang melawan stigma buruk di masyarakat tentang mereka.

Talkshow Ruang Publik KBR pagi tadi benar-benar menghadirkan insight baru buat banyak orang, khususnya untuk selalu mendukung para OYPMK untuk bisa bangkit, dan membiarkan mereka menemukan jalan chilling dan healing terbaik agar bisa bangkit kembali. 
 

Penutup


Kehidupan para OYPMK memang tak mudah.
Semacam sudah jatuh tertimpa tangga.

Di mana, setelah berjibaku melawan penyakit yang tak pernah mereka harapkan menjangkiti mereka, setelah sembuhpun masih harus menghadapi stigma buruk masyarakat bagi keberadaan mereka, yang berkembang menjadi stigma diri serta trauma psikologis tersendiri.

Oleh karenanya, chilling dan healing juga sangat penting untuk para OYPMK.
Tentunya dengan cara penyembuhan yang tepat, sehingga hasilnya bisa lebih maksimal.
Ditambah dukungan penuh dari semua masyarakat, agar mereka bisa bangkit dan berdaya kembali.


Sidoarjo, 14 Desember 2022

Sumber: Talkshow Ruang Publik KBR
Gambar: Canva dan Talkshow Ruang Publik KBR

Post a Comment for "Pentingnya Chilling dan Healing Bagi OYPMK untuk Bangkit"