Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Masalah Single Mom, Bercerai Lalu Tinggal Di Rumah Ortu dan Tidak Akur dengan Ortu

Konten [Tampil]
Masalah Single Mom, Bercerai Lalu Tinggal Di Rumah Ortu dan Tidak Akur dengan Ortu

Masalah single mom pasca bercerai itu banyak, jadi bukan berarti bercerai lalu auto bahagia tanpa masalah, enggak ya!

Dan salah satu alasan saya bertahan demi anak meski pernikahan banyak masalah, ya salah satunya karena ini, saya belum mampu mandiri tanpa merepotkan siapapun, termasuk orang tua atau keluarga.

Dan sayapun belum sanggup mendapatkan hal-hal yang kurang mengenakan dari keluarga maupun orang tua, hanya karena saya numpang minta support kepada mereka.

Btw, sebelum kita bahas lebih lanjut, saya mau notice dulu kalau tema tulisan ini saya dapatkan dari banyaknya keluhan yang ada di sebuah grup para single mother.

Di mana, keluhan terbanyak dari para single mom, baik yang by choice atau cerai mati, rata-rata ya masalah tak akur dengan orang tuanya.

Karenanya, saya pikir hal ini penting banget kita bahas, agar banyak wanita yang memasukan hal ini ke dalam list penting yang harus dibahas dan dipikirkan serta disiasati, sebelum melayangkan gugatan cerai di pengadilan.


Orang Tua Terkesan Perhitungan Kepada Anaknya yang Single Mom Itu Wajar


Mungkin banyak yang berpikir, jahat banget sih ortunya, udahlah anaknya lagi punya masalah, tapi ortunya terkesan tidak mendukung.

Masalah Single Mom, Bercerai Lalu Tinggal Di Rumah Ortu dan Tidak Akur dengan Ortu

Ada yang ortunya jadi sering ngomel, marah-marah, nyindir-nyindir.
Ada juga yang sampai merembet ke anak-anak, di mana anakpun kena omelan bahkan marahnya.

Duh kebayang nggak sih, saya yang super sensitif ini, nggak sanggup membayangkan anak-anak saya dimarahin neneknya, dan saya hanya bisa diam saja, huhuhu.

Tapi, kondisi seperti ini, banyak saya baca di curhatan para single mom, yang pasca bercerai, dan memutuskan tinggal di rumah ortunya, sambil bawa anak pulak.

Banyak yang mengeluh karena ortunya, khususnya ibunya, jadi sering ngomel, sering nyindir, bahkan yang memang bawa anak-anak yang masih balita, which is kebanyakan tingkah banget, habis juga kena omelan neneknya.

Banyak yang merasa sedih, berpikir kok ortunya, khususnya ibu, tega amat sama anaknya.
Toh anaknya memang lagi butuh bantuan, mau mandiri, tapi belum punya penghasilan yang bisa dipakai mandiri bersama anaknya.

Mau kerjapun, masih direpotkan oleh anak-anak, terlebih kalau anak-anaknya masih balita, nggak mungkin banget bisa ditinggal tanpa ngerepotin orang lain, dalam hal ini kakek neneknya kan.

Tapi, pernahkah kita mencoba menempatkan diri di posisi ortu kita?
Iya kalau ortu kita hidup berkecukupan, kenyataannya banyak single mom yang bermasalah tinggal di rumah ortu selepas bercerai, ya karena ortunya juga masih hidup pas-pasan.

Untuk membiayai hidupnya sendiri saja sulit, sekarang ketambahan harus membiayai hidup anak dan cucunya, belum lagi harus menanggung beban mental karena mendengarkan omongan 'miring' tetangga ataupun orang lain, mengenai rumah tangga anak perempuannya yang kandas dan kembali 'membebani' orang tuanya.

Adalah sangat wajar jika ortu jadi uring-uringan, jadi suka menyindir, dan berakhir dengan tak bisa akur dengan anak maupun cucunya, meskipun bukan benar-benar membenci anak dan cucunya tersebut.


Hendak Bercerai? Yakinkan Support Sistem Mendukung, Atau Mandirilah 


Karenanya, saya sudah berkali-kali menuliskan di blog ini, tentang hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum bercerai, bahwasanya bercerai itu, sama dengan menikah, butuh banyak pertimbangan dan persiapan, bukan mengikuti emosi sesaat.

Masalah Single Mom, Bercerai Lalu Tinggal Di Rumah Ortu dan Tidak Akur dengan Ortu

Salah satunya, pastikan kita punya support sistem yang mendukung, terlebih jika ego atau keinginan hingga kebutuhan kita harus mengajak anak ikut dengan kita.

Tidak semua mantan suami mau dan sadar menafkahi anaknya, terlebih jika anaknya ikut ibunya .
Karenanya, hal-hal seperti itu, wajib dipikirkan, dan dipersiapkan dahulu solusinya, sebelum mengambil keputusan besar dengan bercerai.

Ini kita hanya berbicara masalah kebutuhan uang ya, belum lagi berbicara masalah kebutuhan anak akan kasih sayang parents yang lengkap.
Kondisi mental anak yang akan kehilangan satu bahkan dua parents sekaligus, di mana ayahnya akan jarang bisa menemuinya, dan ibunya harus bekerja agar bisa mandiri dan tidak merepotkan orang tuanya.

Jadi, pastikan semua support sistem tersedia, dan jika memang tidak tersedia, maka mandirilah.

Rezeki memang akan selalu Allah siapkan, tapi rezeki tersebut, tidaklah diantarkan langsung oleh-Nya di depan pintu kita.
Rezeki itu, wajib banget diusahakan dengan benar-benar penuh kerja keras.

Orang tua, sudah melahirkan dan membesarkan kita dengan susah payah, selama puluhan tahun, waktunya digadaikan untuk membesarkan anak-anaknya hingga anak-anaknya mandiri maupun menikah.

Adalah sebuah hal yang wajar, jika orang tua mendambakan hari tua yang lebih santai, bahkan kalau perlu bisa dinafkahi anak-anaknya.

Karena itulah, bukanlah salah ortu jika mereka tidak bisa menjadi support sistem seperti yang kita inginkan.


Penutup


Menjadi single mom memang tidaklah mudah, tapi banyak yang meyakini, menjadi single mom jauh lebih mudah ketimbang bertahan dalam hubungan rumah tangga yang 'toxic' menurut kita.

Kenyataannya, pola pikir seperti itu kadang membuat banyak orang mengambil keputusan besar dengan bercerai, tanpa adanya persiapan untuk menjalani kehidupan setelah bercerai.

Dan hasilnya, banyak single mom yang setelah bercerai, membawa anak-anaknya kembali ke rumah orang tuanya untuk menumpang hidup, terlebih jika tak punya penghasilan sama sekali.

Tak jarang, keadaan itu membuat para single mom jadi semakin frustasi, karena berujung dengan tidak bisa akur dengan ortu, yang terkesan marah-marah melulu, nyindir melulu, sampai terkesan tidak sayang cucunya.

Padahal, kalau melihat dari sisi ortu, sangatlah wajar jika ortu jadi uring-uringan, terlebih jika beban hidup ortu semakin bertambah di usianya yang semakin tua, dikarenakan kita menumpang bersama anak-anak kita.

Karenanya, pikirkan dan persiapkan benar-benar kehidupan setelah bercerai, sebelum memutuskan bercerai ya Moms.

Sidoarjo, 09 Desember 2022


Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey

1 comment for "Masalah Single Mom, Bercerai Lalu Tinggal Di Rumah Ortu dan Tidak Akur dengan Ortu"

  1. Setuju alenia terakhir, ananda Rey. Kadang kita mengikuti bayangan tak jelas, plus angin yang bertiup dari segsla penjuru. "Ngapain bertahan. Dikatakan janda bukan, bersuami bukan. Enakan bercerai, bla2 ...." kata siapa enak bercerai? Terlebih dengan beban sekian banyak anak, tanpa penhasilan tetap pula. Kecuali tsk punya anak. Sama2 diharungi samudera luas.

    ReplyDelete