Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pekerjaan Rumah Tangga, Kewajiban Istri atau Suami?

Konten [Tampil]

 pekerjaan rumah tangga

Pekerjaan rumah tangga itu, kewajiban siapa sih? Istri atau suami?. Hal ini selalu menjadi perdebatan abadi antara suami dan istri.

Meskipun, lebih banyak istri yang ribut aja soal pekerjaan rumah tangga. Karena suami kadang malas berdebat, percuma! kata mereka, hahaha.

Btw, sebelum saya diserang dengan kata-kata debat yang kurang penting, saya kasih disclaimer dulu deh. Bahwa apa yang saya tulis ini, bukan menggambarkan semua suami, tapi kebanyakan suami ya.

Juga kebanyakan istri.

Di mana, masih banyaknya suami meremehkan pekerjaan ibu rumah tangga.

Jadi, ceritanya kemarin tuh nggak sengaja saya baca sebuah thread di Twitter yang judulnya, Bapak Rumah Tangga.

Seseorang mengetwit mengatakan keheranannya, akan lelaki yang nggak mau jadi Bapak Rumah Tangga.

Menurutnya, kerjaannya enak, nyapu, ngepel, nyuci, sekolah, masak, dll. Abis itu setelah selesai, dia bisa nungguin istri pulang kantor, sambil main game atau semacamnya.

Dari tweet itu, banyak yang memberikan balasan. Ada yang pamer bahwa dia juga senang jadi bapak rumah tangga. Ada pula yang kontra dengan alasannya.

Nah alasan ini yang bikin saya tergelitik,

"Tapi ngasuh anak itu jauh lebih capek daripada kerja, Bang. Plus ada tekanan "jangan bikin kesalahan" biar nggak ditiru!"

Demikian balasan seorang bapak rumah tangga yang menjaga anaknya sejak usia 1 bulan.

Lalu dijawab sama yang punya tweet,

"Saya sih, masih mau childfree ya!"

Dan masih banyak lagi, yang isinya pro dan kontra. Kebanyakan sih laki menolak (dan perempuan juga). Karena mereka menganggap, bekerja mencari nafkah itu harga diri dan kewajiban suami.

Tapi ada juga yang setuju dan memuji pola pikirnya, meski dengan keterangan, iya sih... kalau nggak punya anak, di rumah itu enak!

Ehem... gitu pas si Gitasav childfree, eh dihujat netizen sekampuang, hahaha.

Tapi, kali ini saya nggak mau bahas tentang childfree atau semacamnya, meski itu menarik banget, hehehe. Saya pengen fokus ke masalah pekerjaan rumah tangga.

Sebenarnya pekerjaan tersebut kewajiban siapa sih?. Karena sebagian suami dan orang jadul menganggap itu kewajiban istri, suami udah capek cari uang, masa iya di rumah disuruh kerjain pekerjaan tersebut?.

Sementara di kubu istri, kebanyakan protes dan mengatakan bahwa pekerjaan rumah tangga itu, bukan hanya tugas istri, tapi kewajiban suami. Dan hal itu diperkuat dengan hadist dalam Islam (cari sendiri deh hadistnya, hahaha).

Nah ini yang ingin saya bahas, dalam opini saya, pekerjaan ibu rumah tangga itu, sebaiknya dikerjakan istri. Suami harus membantu, tapi bantuannya nggak mesti secara langsung kok.

Karena saya tahu persis, tidak ada manusia yang bisa sukses, melakukan banyak hal dalam sekaligus. Dan, tidak semua manusia, bisa melakukan semua pekerjaan dengan baik.


Beberapa Fakta Tentang Suami yang Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga

Saya pribadi, nggak suka kalau pekerjaan rumah tangga dibantu suami. Di luar mengasuh dan mengurus anak ya, kalau itu mah memang nggak masuk kerjaan rumah tangga ya.

pekerjaan rumah tangga

Padahal ya, saya tuh berjodoh dengan lelaki yang ringan tangan mengenai pekerjaan rumah. Suami suka masak, rajin bantu cuci piring. Nyapu, ngepel, buang sampah. 

Enak banget ya si Rey? Sebelum bilang gitu, coba baca tulisan saya terdahulu tentang suami rajin bantuin pekerjaan rumah.

Iya, saya nggak suka kalau suami bantuin pekerjaan rumah tangga. Karena malah bikin kerjaan saya jadi tambah banyak, hahaha.

Dan dalam pengalaman saya, baik melihat suami yang rajin di dapur, maupun suami teman-teman. Serta beberapa percakapan serta tulisan para suami di luar sana.

Memang jarang banget ada suami atau lelaki, yang bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Sebaik para wanita atau istri.

Jangan protes dulu, tuh baca kata 'jarang' di atas. 'Jarang' itu, means ada juga, tapi memang sulit ditemukan.  

Makanya, di tweet yang saya baca kemarin, banyak juga tulisan curhatan para suami. Salah satunya yang di atas tadi. Di mana dia merasa kerjaan di rumah itu sulit, apalagi dengan tekanan dari istri atau keluarga.

Istri yang memang telaten di dapur itu, pasti cerewet ketika suaminya membantunya di dapur, atau pekerjaan rumah tangga.

Ya kayak suami saya, yang kalau masak selalu sukses bikin sedapur penuh minyak. Dindingnya, kompornya, bahkan lantainya. 

Padahal si Adik, anak saya kedua yang berusia 5 tahun, sedang aktif-aktifnya. Suka banget tiba-tiba masuk dapur sambil lelarian.

Duh parnonyaaaa saya kalau membayangkan lantai licin karena minyak. Apalagi si Adik tuh suka banget datangin orang masak. Kepikiran banget dengan parnonya, kalau pas lagi menggoreng sesuatu, si Adik lari-larian dekat kompor, hiks.

Itu, belum ketambahan kalau cuci piring, masih banyak minyaknya. Apalagi kalau alat makan dari plastik ya. Siapin mental deh kalau masih licin penuh minyak, hahaha.

Itu belum termasuk durasi suami mengerjakan pekerjaan rumah, lamanyaaaa minta ampun. Saking emang fitrahnya lelaki itu nggak bisa multitasking kali ya.

Baca juga : Anak Perempuan untuk Mengurus Orang Tua

Tapi, menurut saya, sebenarnya wanita juga nggak bisa loh multitasking itu, setidaknya multitasking dengan sempurna ya. Kalau ada wanita atau istri, bisa multitasking dengan baik akan pekerjaan rumah. Saya pikir itu karena kebiasaan yang dilakukan secara konsisten dalam waktu yang lama.

Awalnya? banyak loh para istri yang mengalami kegagalan kecil ketika multitasking akan pekerjaan rumah. Misal pas goreng sesuatu, disambi kerjain yang lain. Beda banget kan sama kebanyakan lelaki, kalau goreng ikan ya ditungguin sampai ikannya matang.

Alhasil, jarang tuh lelaki goreng ikan jadi gosong, sementara para istri? ya gitu deh, hahaha.

Jadi sebenarnya, para lelaki mungkin bisa kok multitasking pekerjaan rumah tangga, asal mau dan berlatih konsisten. 

Nah fakta lainnya, misal kalau suami mengerjakan pekerjaan rumah tangga, apalagi dia bekerja ya. Kasian juga sih menurut saya, kita aja kalau udah capek di kantor, pulang ke rumah harus ngerjain kerjaan rumah lagi, rasanya capek banget.

Dan jarang banget ada istri bekerja, tap di rumah masih direpotkan dengan kerjaan rumah, karirnya melesak dengan cepat. (ingat, ada kata jarang!, means, mungkin ada, tapi jarangggggggggggggg banget!).

Nah suami juga gitu. Kalau saya pribadi, lebih suka suami fokus ke karirnya. Kalau perlu, jika membutuhkan, pulang kantor sono deh belajar apa aja kek, buat meningkatkan skill-nya.

Daripada ribet mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang nggak benar-benar dia kuasai ya. Mending fokus ke hal yang dia kuasai, penuhi skill agar bisa bersaing, dan sukses mengangkat derajat keluarga. 

Secara umum, fakta kebanyakan suami mengerjakan pekerjaan rumah itu:

  • Tidak bisa sesempurna istri yang mengerjakannya.
  • Tidak bisa atau tidak mau multitasking, sehingga waktu habis hanya untuk 1 pekerjaan saja.
  • Kalau mengerjakan pekerjaan rumah, sementara dia juga bekerja, jadinya waktu habis hanya untuk pekerjaan rumah, tanpa punya kesempatan menambah skill atau melakukan hal lainnya, misal menjadi parenting ayah.
  • Saya penganut ketentuan Islam sih ya, di mana sebaiknya suami yang bekerja di luar mencari nafkah, istri fokus di rumah, dan pengalaman serta kondisi saya, cocok dengan itu.

Beberapa Fakta Tentang Istri yang Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga

Mungkin tulisan saya akan terbaca seperti patriarkis ya, tapi ini sharing dari kondisi saya. Sejujurnya dulu sebelum paham feminisme booming, saya udah menganut paham ini.

Baca juga : Sekarang Saya Memilih Patriarkis

pekerjaan-rumah-tangga

Bahkan, saya bela-belain pergi jauh dari Buton, tempat saya dibesarkan, lantaran budaya patriarkis di sana, dulunya kental banget.

Di sana, laki-laki apalagi suami, semacam haram hukumnya masuk dapur. Even semata buat ambil minum, apalagi cuci piring, hahaha. 

Dalam keluarga saya, terlihat banget paham seperti itu, bapak yang berasa kek orang cacat dah, setiap kali mama di rumah. Bahkan sering banget beliau ngamuk, kalau mama berhari-hari sibuk nungguin orang bersalin di rumahnya.

Bapak ngamuk, karena merasa nggak ada yang layanin di dapur, nggak ada yang nyiapin dia makan. Padahal udah dimasakin loh, tinggal ambil di panci saja.

Pergilah saya ke Jawa, karena ogah berjodoh dengan lelaki Buton. Saya nggak mau punya suami yang alergi sama kerjaan rumah.

Dan doa saya terkabulkan, tapi ternyata membiarkan laki melakukan pekerjaan rumah itu, malah bikin kacau, hahaha.

Ya itu tadi, seperti yang saya sebut di atas, karena kebanyakan istri, kalau bekerja di dapur itu lebih rapi, lebih sat set sat set aka selalu multitasking

Terlebih kalau punya anak ya, multitasking itu penting.  Anak nggak cuman butuh makan doang, tapi butuh waktu bermain dengan parents. Coba aja nyuruh suami yang kerjain pekerjaan rumah tangga sambil momong anak. 

Jarang banget, ada yang bisa mengerjakan dengan baik. 

Kelebihan para istri dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga itu, adalah mau melakukan hal tersebut secara multitasking.

Jadi bukanlah hal yang aneh, kalau liat istri memasak, tapi wajannya ditinggal bentar. Kadang disambi nyuci piring, nyuci baju dan lainnya.

Bahkan beberapa istri melakukan hal yang lebih ekstrim loh, kayak memasak sambil pegang ponsel, sibuk ngerjain bisnisnya.

Apalagi yang punya bisnis jualan online, kebayang nggak sih ekstrimnya sedang masak atau menggoreng sesuatu. Tapi sambil fokus balas chat.

Itu pikiran terbagi 2 bahkan 3 dalam satu waktu, tapi banyak juga yang masakannya nggak gosong, dan chat-nya juga nggak salah kirim.  

Demikian juga dengan disambi urus anak. Sambil nyuapin anak, sambil masak, sambil nyuci. Atau kayak si Rey, sambil nyuapin anak, ya sambil nulis, hahaha.

Baca juga : Rahasia Me Time Mom Blogger 2 Anak

Dan secara umum, fakta istri yang mengerjakan pekerjaan rumah itu, kebanyakan:

  • Lebih rapi dan terorganisir.
  • Lebih cepat karena multitasking
  • Anak dan pekerjaan rumah bisa terurus dengan baik
  • Sebagian malah bisa sambil berbisnis online


Kesimpulan dan Penutup

Jadi kalau ditanya, pekerjaan rumah tangga itu kewajiban siapa sih? suami atau istri?

Buat saya, kewajiban suami istri. Lah kan rumah tangga itu isinya suami dan istri kan, masa iya isinya istri tetangga *eh, hahaha.

Tapi, sebaiknya sih dikerjaan oleh istri secara fokus. Maksud fokus di sini, istri diberikan kebebasan dalam berkreasi mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tanpa diganggu hal lain. Misal, kewajiban cari uang juga.

Jadi, suami sebaiknya wajib banget cari uang dengan cukup, bukan hanya semampunya aja. Makanya harus fokus, nggak perlu kerjain pekerjaan rumah, fokus aja sama karir atau bisnisnya.

Karena nggak akan ada orang sukses, kalau kerjaannya nggak fokus. Orang-orang hebat di dunia, orang kaya di dunia, mana ada sih yang bisnis, tapi masih rempong sama masak, cuci piring dan lainnya itu?.

Lalu, kasian dong istri kayak babu, di dapur mulu!

Duh ya, ini udah tahun 2023 beib! Suami ambil kewajiban melakukan pekerjaan rumah, tidak perlu ikutan masak juga. Cukup isikan saldo Gopay, Ovo, Shopee Pay.

Atau nggak perlu ikutan nyapu ngepel, cukup belikan robot pembersih rumah, kan kelar. Nggak perlu sibuk nyuci, atau nyetrika. Duh itu laundry keren-keren udah buanyaaakk banget bertebaran di luar sana.

Begituh! Fokuslah, biar apa yang dilakukan bisa menghasilkan hal yang lebih.

Baca juga : Pekerjaan Rumah Tangga Lebih Berat Dari Pekerjaan Kantoran

Suami fokus cari uang, biar kehidupan anak istrinya terjamin, kasih tabungan, investasi buat anak istri. Jaga-jaga buat nutupin mulut-mulut yang maksain istri juga harus sibuk cari uang.

Katanya, buat jaga-jaga, buat beli ini itu pakai duit sendiri. Lah duit suami kan juga termasuk duit istri kan ye. Dan kalau suami kerjanya fokus, insya Allah bisa lebih sukses. Ekonomi keluarga juga lebih membaik. Jadi, setiap bulan, nggak cuman kasih uang belanja. Tapi bisa kasih istri uang untuk dipakai istri sesukanya.

Begituh!

So, iyup! saya memilih pekerjaan rumah tangga dikerjakan istri sepenuhnya aja deh, biar semua bisa menjalani kehidupan dengan mindfulness. Dan saya pikir, susah amat ye jalanin hidup dengan mindfulness kalau otaknya dipake multitasking siang malam terosss. 


Sidoarjo, 17 Februari 2023

#FridayMarriage 

Sumber: opini dan pengalaman pribadi

Gambar: Canva edit by Rey

Demikianlah artikel tentang perdebatan mengenai pekerjaan rumah tangga, menjadi kewajiban suami atau istri. Semoga bermanfaat.

4 comments for "Pekerjaan Rumah Tangga, Kewajiban Istri atau Suami?"

  1. Sepakat, ananda Rey. Saya juga setuju, tugas suami cari duit tok. Tapi saya terlanjur tidak enak menggantungkan suap 100% pada suami. Saya ingin bebas dan nyaman membelanjakan duit sendiri. Bukan berarti tak mengharap (menuntut) nafkah dari suami.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iyaaa, banyak lelaki zaman sekarang semacam lupa kewajibannya jika istri mandiri hahaha

      Delete
  2. Replies
    1. Betul! meskipun dalam implementasinya, tidak selalu keduanya turun langsung mengerjakan pekerjaan rumah :)

      Delete