Doa Kedua Orang Tua untuk Hari Ibu dan Curhat Moms
Konten [Tampil]
Terutama, bagi anak-anak yang selama ini, masih sering lupa mendoakan kedua parents-nya.
Dan saya juga mengalaminya sih, kadang saya lupa loh mendoakan kedua orang tua saya, saking panjangnya list doa yang saya panjatkan, khususnya selepas shalat.
Saking sering lupa, saya akhirnya menaruh buku Yasin almarhum bapak, di dalam sajadah.
Jadi, ketika saya ambil sajadah buat shalat, buku itu saya letakan di atas sajadah bagian kepala, dan sukses bikin saya selalu ingat mendoakan Bapak, agar rohnya di alam sana, bisa lebih diberi kelapangan, aamiin.
Membiasakan Doa untuk Kedua Orang Tua dan Mengajarkan Kebiasaan itu Kepada Anak
Saya pernah menuliskan di artikel Anak adalah Achievement Terbesar Saya, di mana saya menjelaskan secara garis besarnya bisa disimpulkan, bahwa saya ya juga berharap 'balasan' dari anak, terutama di hari tua saya, dan yang paling penting di hari akhir saya nanti, ketika sudah bukan di dunia ini lagi.
Sebagai seorang muslim, saya percaya apa yang kita lakukan di dunia ini, akan mendapatkan balasan di akhirat nanti, di kehidupan berikut yang kekal selamanya.
Lalu seketika, saya menggigil ketakutan, membayangkan berapa banyak dosa yang saya lakukan di dunia ini.
Saya percaya, Allah Maha Pengampun, tapi seperti bait lagu, bahwa saya sering merasa tidak pantas masuk surga, dengan doa sebanyak pasir di pantai, hiks.
Dan karena itulah, saya sangat butuh bantuan anak-anak, mendoakan saya tanpa henti, karena saya yakin, suatu saat nanti, saya amat sangat membutuhkan hal itu, bahkan ketika di dunia, apalagi sudah berada di alam kubur.
Pikiran itu juga yang membuat saya sering memikirkan bapak saya di alam sana.
Saya sadar, bapak semasa hidupnya amat sangat jarang banget shalat.
Padahal, shalat adalah tiang agama Islam.
Karena itulah, saya memaksa diri, untuk selalu mengirim doa buat roh Bapak di alam kubur sana, semoga Allah memaafkan kesalahan Bapak, mengampuni dosanya, dan melapangkan kuburnya, aamiin.
Buat mamapun sama, meski Alhamdulillah mama masih ada di dunia ini, tapi saya belum bisa memberikan sesuatu yang berarti buat mama.
Dan karenanya, hanya doa yang bisa selalu saya kirimkan.
Dan setidaknya, sejak saya mulai rajin shalat ketika kuliah dulu (saya bukan mualaf, tapi sejak kecil jarang shalat, hahaha), kedua orang tua udah jadi prioritas utama doa saya, disusul sang pacar *penting nggak sih Rey, dibahas ituh, ckckckck.
Saya juga ingin, nantinya anak-anak saya selalu mengingat maminya, terutama dalam doanya.
Dan bersyukur banget, yang namanya doa buat kedua orang tua seperti:
"Rabbigh firlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani shaghiiraa"
Yang artinya:
"Ya Tuhanku, ampunilah aku serta kedua orang tuaku dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku waktu kecil."
Sudah diajarkan sejak anak-anak masuk playgroup atau kelompok bermain.
Saya dong dulunya, nggak pernah diajarkan doa demikian, soalnya saya nggak pernah masuk TK, langsung SD, hahaha.
Semoga, anak-anak saya bisa selalu mengingat saya dalam doanya, bisa menyebut nama maminya setiap saat dalam doanya, aamiin.
Cerita dan Curhat Hari Ibu 22 Desember 2022
Btw, sebenarnya nih ya, saya nggak mau nulis yang panjang-panjang apalagi berat di hari ini, di blog ini khususnya.
Tapi, karena pas saya liat google trend, nggak ada pembahasan tentang hari ibu secara spesifik, adanya cuman doa kepada kedua orang tua.
Ya udah deh, sekalian bahas tentang doa orang tua yang memang juga penting banget kan ye.
Karena pas banget tuh momennya, di hari ini banyak anak-anak yang ingat ke orang tuanya, terutama ibu.
Sekalian kan mengingatkan, kali aja ada anak yang udah lama lupa mendoakan parents-nya.
Tapi selain itu, saya juga mau curhat dan cerita tentang hari ibu ini.
Oh, sebelumnya lagi nih, saya mau menekankan, kalau iya, saya mengerti, sebenarnya hari ini tuh konsepnya hari perempuan nasional, di mana bukan sekadar hari perempuan yang punya anak.
Cuman memang udah lama ya, makna dari hari ibu atau perempuan ini bergeser, kebanyakan lebih diartikan dalam hari ibu yang punya anak.
Jadinya, ikutan saja deh saya, yang penting cerita sejarahnya tidak pernah terlupakan.
Cerita hari ini, hari ibu bersama anak-anak
Jadi, hari ini tuh saya bangun siang, karena lagi kurang enak badan.
Sampai-sampai saya nggak jadi bangunin si Kakak buat sahur dan kring tahajud yang selalu dia lakukan setiap hari Kamis.
Mungkin pengaruh semalam saya ngomel-ngomel sih ya, dasar emang si Mami Rey ini, mbokya omelannya itu diubah jadi lagu aja gitu, biar anak-anak nggak jadi sedih dengarnya, huhuhu.
Bukan hanya anak sedih dengar omelan, maminya juga kepikiran dan menyesalinya, terus down juga ke fisik.
Saya bangun setelah agak siangan, dan sayup-sayup terdengar suara gemericik air di kamar mandi, ternyata si Kakak sedang mandi, dan di luar kamar mandi, ada Adiknya yang antri mau mandi juga.
Semua itu, mereka lakukan dengan tenang, nggak ada jejeritan rebutan atau semacamnya.
Tumben, pikir si Mami, hahaha.
Setelah maminya mandi, baru deh menemukan jawabannya.
Si Kakak dan si Adik datang ke hadapan maminya, sambil membawa 2 buah cokelat favorit maminya, Silver Queen.
Ada secarik kertas berisi tulisan si Kakak, berbunyi,
"For mami 💓, Selamat Hari Ibu, Mi, Maaf Kalo Kakak Buat Mami Marah selama ini, Dari Kakak dan Adik"
Keduanya menyerahkan cokelat itu sambil mengucapkan selamat hari ibu, yang sukses bikin maminya mewek terharu, huhuhu.
Si Kakak juga melanjutkan penjelasannya, bahwa kakak maupun adik udah sarapan dan mandi, kaget dong maminya, karena seingat mami nggak ada sisa makanan kemaren yang siap dimakan.
Ternyata kata si Kakak, dia goreng telur buat berdua, lalu mereka sarapan berdua, setelah sarapan si Kakak ke Indomaret membeli cokelat tersebut.
Masha Allah....
Kadang saya nggak percaya, bisa dikaruniai anak-anak yang sholeh dan manis ini.
Lalu seketika juga merasa sangat malu sama Allah, mengingat kadang saya berpikir, punya anak itu adalah sebuah kesalahan, hiks.
Ketika lelah dan overthinking melanda, lalu berpikir anak adalah sebuah kesalahan
Iya loh, saya pernah berpikir kalau mempunyai anak, apalagi sampai lebih dari 1 anak, adalah sebuah kesalahan buat saya.
Hal ini, terlintas ketika saya sedang merasa lelah dan stres dan overthinking melanda.
Sering banget jadinya menyalahkan kehadiran anak-anak, merasa anak-anak adalah sesuatu yang bikin saya jadi serba salah.
Seperti, kondisi di mana, anak-anak selalu butuh uang setiap harinya, sementara kadang keuangan sangat sulit.
Saya yang berusaha mencari uang, tanpa meninggalkan anak-anak pun, masih kesulitan karena harus mengurus mereka juga.
Saya merasa, anak-anak hanya memberi kondisi serba sulit buat saya.
Di mana, mereka memaksa saya untuk selalu menyiapkan uang, tapi mereka nggak memberikan saya kesempatan untuk mendapatkan uang, hiks.
Meskipun, pada akhirnya, setelah saya bisa meraih ketenangan, pola pikir saya yang mana, saya percaya banget, apapun yang terjadi pada jalan hidup saya saat ini, adalah jalan yang terbaik yang saya butuhkan.
Saya percaya, Allah selalu menempatkan seseorang, sesuai kebutuhannya.
Dan membersamai anak-anak setiap hari adalah hal yang paling saya butuhkan.
Dan biasanya, setelah saya tenang, dengan istigfar, memohon ampun ke Allah.
Sering banget, jawaban Allah di atas ekspektasi saya.
Salah satunya contohnya, seperti kejadian pagi di hari ibu ini.
Setelah semalam saya burn out lalu ngomel melihat anak-anak berantem mulu, seolah nggak kasih waktu dan ruang buat maminya fokus kerja, eh siapa sangka pagi ini dikasih kejutan luar biasa yang semuanya adalah karena Allah.
Semoga setelah menuliskan ini, lalu membacanya kembali, akan menjadi sebuah pengingat buat saya, khususnya ketika sedang merasa down, untuk fokus ke perasaan sendiri, tanpa perlu melibatkan orang lain yang sebenarnya cuman jadi pemicu, salah satunya adalah anak-anak.
Penutup
Hari ini, yang diperingati sebagai hari Ibu Nasional oleh semua ibu di Indonesia, memang sih sedikit bergeser dari makna awal dibentuknya hari ibu yang merupakan hari perempuan pejuang nasional.
Tapi, seiring waktu, maknanya bergeser, jadi lebih fokus di hari ibu yang melahirkan anak-anak.
Para ibu yang mempunyai anak, dan merupakan ajang para anak untuk memanfaatkannya berterima kasih buat ibunya.
Dan di hari ini juga, saya mendapatkan kado terindah dari Allah dan anak-anak. Seperti merayakan ulang tahun atau born day ya jadinya.
Saya mendapatkan pencerahan, betapa Allah mengkaruniakan pada saya anak-anak yang luar biasa, yang selalu mencintai saya, no matter what.
Semoga cinta anak-anak selalu menjadi penguat terhebat buat saya, aamiin,
Selamat hari ibu, wahai para perempuan Indonesia.
Ini cerita saya, mana ceritamu, Bu?
Sidoarjo, 22 Desember 2022
Manis sekali, nak-kanak mau beliin coklat. Semoga nak-kanak selalu dilimpahi rejeki seumur idupnya ya..
ReplyDeleteAamiin, tengkiu Mba :D
Delete