Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketika Suami Bercanda Tentang Fisik Istri

Konten [Tampil]
Ketika suami bercanda menyinggung fisik istri

Parenting by Rey - Jadi beberapa hari lalu, saya membaca postingan di akun tempat curahan hati para suami di Instagram yaitu cerminlelaki.

Di situ memuat sebuah curahan hati seorang suami, yang katanya lelah menghadapi istri yang selalu mudah marah.

Sang suami mengatakan bahwa istrinya sekarang mudah sekali marah, bahkan untuk hal-hal yang kecil dan remeh sekalipun.

Awalnya saya membaca dengan perasaan lucu aja sih, karena saya menganggap masalah mereka mungkin saja karena sang istri lagi ada di masa mood swing.

Terlebih sang suami mengatakan bahwa istrinya baru saja punya bayi dan kalau nggak salah kembar.

Akan tetapi di akhir postingannya, saya jadi mengerti mengapa sang istri jadi mudah marah atau tersinggungan.

BTW nggak seperti biasanya ya, saya ya sibuk ngurusin urusan orang, biasanya saya hanya mau berbagi tentang kisah sendiri.
Tapi kisah ini memang mengingatkan saya, Ketika saya juga dulu pernah mengalami hal serupa.

Meskipun sejujurnya untuk saya sendiri tidak terlalu ambil pusing dengan candaan seperti itu.
Kalau mau lebih jujur lagi, di dalam hati ini kesal jika suami bercanda mengenai fisik.


Sisi Insecure Wanita Ada di Tubuh dan Wajah


Sebenarnya, tanpa di bercandain mengenai fisik aja, banyak wanita yang sudah merasa insecure dengan tubuh atau wajah mereka.
Dan uniknya, bukan hanya terjadi pada wanita yang tidak punya tubuh dan wajah yang cantik atau bagus menurut mereka.

Bahkan untuk wanita yang kalau dipandang secara keseluruhan, sudah menghadirkan rasa iri sekaligus minder bagi wanita lainnya, ada juga yang merasa belum puas atau insecure dengan apa yang ada di tubuh maupun wajahnya.

Apalagi jika memang ketambahan dengan fisik yang dijadikan bahan candaan.
Itu mah udah masuk body shaming.

Mirisnya lagi kalau body shaming itu dilakukan oleh seorang suami kepada istrinya.
Itu rasanya semacam sakit beribu-ribu kali, dibanding mendapatkan body shaming dari orang lain.

Bahkan untuk seorang wanita yang terlihat suka humoris, saya rasa dia juga punya sisi insecure saat dibercandain mengenai fisiknya atau wajahnya.

Ribet banget sih wanita?
Bisa ribet bisa juga nggak, karena bahkan lelaki pun sulit diajak bercanda jika di singgung sisi yang membuat dia insecure.


Lelaki juga punya sisi insecure


Yup, lelaki juga punya sisi insecure loh, hanya saja menurut saya ya bagian sisi insecure dan bagaimana reaksi mereka menghadapi body shaming terhadap sisi tersebut, berbeda dengan wanita.

Apa sih bagian sisi insecure dari lelaki?
Yang paling sangat mendasar itu adalah sisi kejantanan mereka.
Percaya atau tidak, bahkan beberapa KDRT dengan tindakan kasar atau bahkan sampai menghilangkan nyawa dikarenakan karena sisi insecure lelaki tersebut dijadikan candaan.

Jadi saya kadang tidak mengerti, jika ada yang menganggap bahwa wanita terlalu mudah tersinggung, sementara yang di singgung memang adalah hal yang bikin wanita jadi insecure.

Bahkan kalau dipikir-pikir, titik insecure yang bikin para lelaki jadi tersinggung bahkan marah, bukan hanya terletak pada kejantanannya.
Tapi juga pada harga dirinya, seperti menginginkan jadi pemimpin, menginginkan kan istri patuh dan nurut padanya, menginginkan punya pekerjaan dan penghasilan yang tentu saja lebih besar ketimbang istri.


Ketika Suami Bercanda Tentang Fisik Istri


Nah masih berpikir nggak kalau suami yang bercanda lalu dianggap serius hingga sang istri ngambek, merupakan salah istri yang terlalu baper?

Ketika suami bercanda menyinggung fisik istri

Bagaimana jika itu dibalik, istri yang bercanda tentang kejantanan suami.
Ini termasuk di dalamnya ketika suami membanding-bandingkan fisik istri dengan lainnya.

Bayangkan jika dibalik juga istri yang bercanda dengan membandingkan sang suami dengan lelaki lain.
Misal, suami si anu lebih macho, suami si itu lebih terlihat laki, atau mungkin suami si Ono lebih kaya dan mapan.

Udah kebayang nggak gimana rasanya?

Ya begitulah perasaan istri yang tersinggung saat suaminya bercanda terlalu berlebihan, apalagi sampai membawa-bawa yang namanya fisik.

Apa? para lelaki jarang yang bercanda keterlaluan? Apalagi sampai menyinggung tentang fisik?

Banyak kok, dulu ketika saya belum nikah, saya pernah kerja di proyek, dan mostly teman-teman kantor saya, adalah para lelaki.
Dan tebak apa yang mereka lakukan ke saya?

Setiap kali saya jerawatan, meski jerawatnya kecil karena memang akan datang bulan, udah deh pada heboh teman-teman tersebut.

Sibuk mengurusi jerawat saya.
Bahkan ada juga yang sibuk mengurusi gigi saya yang besar-besar, hehehe.
Namun dulu, saya lebih tahan banting.

Biasanya jika teman-teman sudah sibuk mengurusi apa yang ada di fisik saya, saya malah sibuk menyalahkan mereka semua.

Misal, seorang teman protes dengan Gigi saya yang besar-besar, katanya.
Langsung saja saya balas,
"Jangan salahkan saya dong, salah kan tuh sana tuhan yang menciptakan Gigi saya ya, kenapa juga dia memberikan saya gigi yang besar-besar begini?"
Hehehe.

Bukan hanya teman-teman, si pacar dulu juga pernah bercanda dengan penampilan saya, sampai-sampai menyuruh saya untuk mengubah penampilan.

Dulu si pacar merasa bahwa tampilan rambut saya ya yang belah samping lengkap dengan poni Dora nya, adalah sesuatu itu yang nggilani menurutnya. 
Menurut sang pacar saya mirip Betty La Fea, tahu kan seorang tokoh wanita cupu dalam sebuah telenovela di tahun 2000-an dulu.

Tapi, biasanya kalau saya di samain dengan Betty La fea, saya justru merasa sangat bangga. Karena memang Betty La fea itu adalah sosok yang cerdas.
Saya mah nggak apa-apa di ejekin yang lainnya, yang penting tetap dianggap sebagai wanita cerdas. Hehehe.

makanya kalian para lelaki apalagi yang sudah berstatus seorang suami, jangan sampai deh punya mulut ember, yang kalau ngomong nggak kira-kira.

Bahkan untuk seorang wanita yang terlihat humoris, yang setiap kali diejek atau dibully hanya bisa tertawa, belum tentu hatinya juga tertawa.

Saya punya seorang sahabat ketika kuliah, dia didekati oleh seorang lelaki yang katanya tampan, itu katanya sih, kalau kata saya sih biasa saja, hehehe.

Sebenarnya maksud lelaki itu mendekati dia, karena si sahabat saya itu berteman dengan teman lainnya yang terlihat manis.
Jadi sebenarnya cuman dijadikan Mak comblang tapi akhirnya mereka malah jadian.

Meskipun jadian, karena merasa dirinya tampan dan sahabat saya itu biasa saja menurut dia, akhirnya dia sering banget membully fisik sahabat saya itu.
Dan setiap kali dia membully dengan alasan bercanda, sahabat saya tersebut hanya bisa tertawa.

Sampai suatu saat ketika dia sudah tidak tahan lagi, sahabat saya tersebut mengatakan dengan jujur bahwa dia tidak suka jika sang pacar selalu mem-bully fisiknya, karena dia terluka karena itu.

See, bahkan untuk wanita yang terlihat tidak baper, ternyata hatinya juga rapuh jika di bully atau diejek tentang fisiknya dengan alasan bercanda.

Demikianlah, semoga menjadi sebuah renungan untuk para suami yang mulutnya asal cablak, jangan sampai sang istri balas membully kejantanan kalian, dijamin kalian nangis 7 hari 7 malam, hehehe.


Sidoarjo, 26 Maret 2021

#FridayMarriage

Sumber: pengalaman dan opini pribadi
Gambar: Canva edit by Rey

2 comments for "Ketika Suami Bercanda Tentang Fisik Istri"

  1. Setiap manusia punya sisi insecure. Baik pria atau wanita sama. Hanya beda dalam jenis dan bentuknya saja.

    Bercanda soal fisik kepada wanita tidak selamanya akan menghasilkan mood jelek. Banyak sekali wanita yang tetap bisa menerima candaan seperti itu. Memang, pada dasarnya mayoritas akan merasa tersinggung kalau dicandai soal fisik, tetapi tidak semua.

    Semua masih tergantung pada karakter masing-masing.

    Buat saya sebenarnya, seorang istri yang dicandai suaminya soal fisik adalah hal biasa. Lebih baik bercanda dengan istri daripada dengan istri orang kan. Tidak perlu juga terlalu baper karena tetap saja toh sudah ada bukti bahwa ia tetap bersama dengan istrinya dan tidak serta merta mencari wanita lain yang berpostur ideal.

    Begitu juga sebaliknya.

    Daripada saling melarang suami ga boleh mecandai istri soal fisik, istri jangan mecandai soal kejantanan, bukankah sebaiknya saling memahami dan menerima interaksi yang ada. Kalau semua hal dilarang, yang ada interaksi dan hubungan tidak akan terjaga dan terpupuk.

    Larang ini, larang itu, akhirnya, semua akan kehabisan bahan untuk dibahas. Semuanya menjadi serius dan kaku.

    Padahal. canda itu adalah bagian dari bagaimana merawat sebuah hubungan dan bahkan kembang-kembang yang bisa membuat semarak.

    Saya lebih suka memahami dan menyesuaikan Rey, dibandingkan sistem membatasi. Begitulah perjalanan pernikahan saya dengan si Yayang. Tidak dibangun dengan menghindari, tetapi lebih ke menerima.

    Entah dah berapa kali rambut saya diledek si Yayang, dan saya ketawa saja. Dia juga paling hanya tertawa kalau disebut kriwil dan nenek nenek oleh saya.

    Ledekan seperti itu tidak bermasalah karena kami tahu, bahwa candain itu tidak dilandasi "keinginan" supaya diikuti. Candaan itu sekedar pelumas bagi kehidupan, supaya tidak terlalu monoton.

    Dan, memang sebuah canda berfungsi untuk itu.

    Kalau ada istri yang marah dicandain suaminya, atau sebaliknya, saya pikir, itu karena mereka belum memahami dengan baik bagaimana harus berinteraksi dengan pasangannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bapaakk, betapa beruntungnya orang-orang yang bisa saling menyesuaikan seperti Pak Anton dan istri, meskipun mungkin butuh waktu untuk itu.
      Intinya memang adanya saling ya.

      Saling mau mengerti, saling mau berusaha memahami.
      Saling sabar menghadapi, makasih banyak insightnha Bapaaakk 😀

      Delete