Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ditegur Guru TK B, Karena Si Adik Belum Lancar Menulis Namanya

Konten [Tampil]

si-adik-belum-lancar-menulis

Kemaren, ketika mengantar si Adik yang baru masuk di TK kelas B, di sebuah TK Islam di Surabaya, saya agak sedikit shock ketika wali kelasnya menegur soal si Adik yang belum lancar menulis namanya. 

Si guru: Oh iya Bunda, Dayyan ternyata masih kurang dalam menulis ya, kemaren anak-anak saya minta maju menuliskan namanya di papan, Dayyan lama berdiri kesulitan menulis namanya"


Si Mami Rey auto membelalak, otak sedikit dipaksa berpikir keras, 

"Bentar...bentar.... ini beneran saya nggak nyasar kan? ini TK kan? atau jangan-jangan saya masukin si Adik di kelas 3 SD kali yak?" Pikir otak saya.

Tapi dengan tetap tersenyum saya cuman iya-iya in saja, sambil berjanji akan mengajak si Adik main menulis namanya di rumah.

Sengaja kata 'main' saya tekankan dengan lebih mendalam, biar si guru tahu, kalau itu TAMAN KANAK-KANAK, bukan sekolah pemaksaan calistung, hahaha.

Baca juga : Pengalaman Menyekolahkan Anak Di TK Mutiara TPJ Sidoarjo


Penyebab Si Adik Dayyan Belum Lancar Menulis Ketika Naik di TK B

Sejujurnya banyak hal yang mengakibatkan, mengapa si Adik Dayyan belum lancar menulis namanya di usia 5 tahun dan baru saja naik ke TK B, serta pindah sekolah.

Di antaranya:

si-adik-belum-lancar-menulis

1. TK sebelumnya telah menerapkan Kurikulum Merdeka

Si Adik memang masuk TK B di TK yang berbeda dari sebelumnya ketika TK A. Sebelumnya dia bersekolah di TK yang ada di Sidoarjo. Naik TK B, kami putuskan pindahkan ke sebuah TK Islam di Surabaya.

Nah, di TK sebelumnya para pengajarnya sudah menerapkan kurikulum merdeka, di mana tidak ada penilaian berdasarkan kemampuan semacam calistung.

Jadi, kalau lihat raport TK A si Adik, isinya ya cuman perkembangan kemampuan si Adik aja, baik kemampuan motorik, kemampuan sosial dan lainnya.

Dan liat buku-buku belajar selama di TK A juga, isinya cuman bermain aja, meskipun tetap dikenalkan pada huruf.

Sayangnya, saya kurang ngeh masalah ini, ketika mendaftar di TK yang ada di Surabaya. Saya cuman tanya kegiatan anak-anak apa saja selama di sekolah? Terus oleh pihak sekolah menjelaskan secara rinci, di mana ada pengenalan agama Islam secara mendalam setiap hari.

Pas dengar itu, saya langsung happy dan tertarik dong, ya begitulah si Mami Rey emang sejak dulu terobsesi agar anak-anak mencintai Allah dan Islam.

Jadi saya nggak nanya kurikulumnya gimana? Dan agak shock juga ketika mendengar teguran seperti itu. 


2. Maminya hanya fokus di agama, belum terlalu fokus memaksa anak bisa calistung

Dan selain di sekolahnya hanya berfokus pada perkembangan sesuai dengan minat bakat anak, di rumahpun demikian. Maminya ini terlalu sok sibuk untuk bisa mengajari si Adik semua hal.

Jadinya cuman fokus di masalah agama, salah satunya mengajarinya ngaji. Membiasakan ikut shalat, wudhu, baca doa dan lainnya.

Seharusnya sih maminya juga mengajaknya belajar hal lain, tapi you know-lah mamaknya sok sibuk hahaha. Dan saya nggak terlalu menganggap hal itu big problem sih, karena sadar betul, saya manusia, bukan wonder woman.

Baca juga : Arti Wonder Woman yang Kadang Menjebak Seorang Ibu


Tentang Obsesi Beberapa TK Di Surabaya Akan Calistung

Saya memang lumayan takjub dengan obsesi beberapa TK di Surabaya akan calistung. Hal ini saya ketahui ketika sebelumnya survey beberapa TK, yang kesemuanya bisa dikatakan punya satu kesamaan, yaitu menggembar gemborkan calistung.

si-adik-belum-lancar-menulis

Sebelumnya saya juga takjub dengan gembar gembor calistung ini, dari adik ipar yang heboh merekrut guru les khusus, untuk mengajari kedua anaknya calistung di rumah.

Tapi, karena saya nggak tanya terlalu mendalam, saya pikir hal itu karena adik ipar yang terlalu terobsesi anaknya harus pintar.

Ternyata oh ternyata, itu ada kaitannya dengan obsesi banyak TK terhadap calistung di Surabaya.

Dari beberapa TK yang saya datangi, rata-rata memamerkan pencapaian murid-murid mereka yang bisa calistung setelah lulus TK. Bahkan beberapa TK juga terang-terangan membuka jasa les khusus buat anak-anak yang masih belum mahir calistung.

Dan jujur, saya sama sekali nggak merasa amazed serta tertarik banget akan hal tersebut. Ya mungkin karena saya terlalu hanya fokus di agama aja kali ya. 

Nah, di sekolah si Adik sekarang justru nggak membahas mengenai calistung sama sekali ketika pendaftaran, karena saya fokusnya di kegiatan ke Islam an, misal apakah ada ngaji? bagaimana rutinitas anak-anak di sekolah?.

Ya meskipun sekolahnya ber-basic Islam, tapi saya penasaran aja seperti apa metodenya. Dan ketika dijelaskan, saya tertarik banget, karena rutinitas agamanya itu.

Eh nggak tahunya, setelah masuk, baru aja minggu pertama, saya udah shock duluan. 


Kesimpulan dan Penutup

Ditegur oleh guru TK si Adik gara-gara si Adiuk belum lancar menuliskan namanya, di minggu pertama masuk sekolah TK B, sungguh bikin shock.

Karena jujur selama ini saya pikir, wilayah Surabaya yang seharusnya lebih modern dari Sidoarjo dalam mengadopsi sebuah kurikulum terbaru yang disarankan Diknas.

Kenyataannya, justru di Surabaya yang masih banyak TK (dan mungkin SD) yang terobsesi akan calistung, dan jujur hal ini bikin kaget, sekaligus deg-degan apakah si Adik bisa menikmati TK-nya yang sekarang?. 


Surabaya, 26 Juli 2023

Sumber: Pengalaman dan opini pribadi

Gambar: Canva edit by Rey dan dokpri

Demikian artikel tentang pengalaman masalah calistung di TK, ketika saya ditegur guru TK B, lantaran si Adik belum lancar menuliskan namanya. Semoga bermanfaat.

1 comment for "Ditegur Guru TK B, Karena Si Adik Belum Lancar Menulis Namanya"

  1. Padahal sekarang masuk SD saja dah dilarang untuk menjadikan calistung sebagai dasar

    ReplyDelete