Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ekstrakurikuler di Sekolah dan Cerita Kakak Darrell Gonta Ganti Ekskul

Konten [Tampil]
Ekstrakurikuler di Sekolah

Ekstrakurikuler di sekolah SD tempat kakak Darrell sekolah, merupakan salah satu dari beberapa alasan kami menyekolahkan dia di sekolah agama tersebut.

Ceritanya, dulu ketika memilih SD, yang pengennya harus sekolah Islam, dan jatuhlah pilihannya di sekolah SDI RJ yang sebenarnya lumayan jauh dari tempat tinggal kami.

Tapi karena sregnya di situ, dan ada satu yang bikin kami makin semangat, yaitu liat program ekstrakurikulernya, lumayan banyak dan menarik.

Salah satunya adalah ekstrakurikuler robotica

Nggak tahu deh, entah obsesi mami papinya yang gagal masuk di ITS *halah, atau memang bakatnya demikian, sejak kecil kami liat tuh, si Kakak kayak suka hal-hal berbau robotica gitu, salah satunya dari kesukaannya merangkai lego, yang meski lego mini-mini yang bikin maminya teriak-teriak, ketika jalan lalu menginjak salah satu atau dua bagiannya, si Kakak bisa banget loh rangkainya.

Nah pas banget deh, liat brosur sekolahnya, ada kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Dan tanpa pikir panjang lagi, kami langsung semangat mendaftarkan si Kakak di sekolah itu, meskipun sungguh tak benar-benar lepas dari drama masuk SDI RJ

Biarpun untuk uang masuk sekolah dasar Islam tersebut sungguh bikin kami shock, ketambahan nyinyiran banyak orang, yang mengatakan kami lebay, karena masih SD aja, cari sekolah kok ya mihil amat.

Iya sih menurut kami juga mahal, bahkan ngos-ngosan banget bayarnya.
Tapi, sungguh ya, SD itu amat sangat penting menurut saya, karena di usia SD itu, otak anak begitu berkembang bagaikan spon, sekaligus dia akan melalui masa transisinya sebagai remaja di SD.

Dan kami sangat butuh bantuan sekolah Islam, untuk membantu kami, mendidik dan membiasakan si Kakak dalam akidah Islam.

Waktu masuknya pun drama banget, si Kakak nggak lulus test awal, saya udah kesal setengah mati karena alasannya si Kakak punya kekurangan keseimbangan otak kanan dan kiri or something like that, saya lupa alasan kepala sekolahnya dulu, saking udah esmosi jiwa, bisa-bisanya udah bayar, nggak lulus dan nggak ada pemberitahuan dari sekolah.

Di kemudian hari, terbukti deh alasannya, si Kakak memang punya masalah keseimbangan yang bikin dia udah kek pohon letoy, ditiup angin juga jatuh, karena dia melewatkan masa merangkaknya, hadeh.

Eh ini, kenapa jadi bahasnya melebar banget ya, hahaha.

Intinya gitu, kami tertarik dengan sekolah SD tersebut, selain karena faktor agama Islam, pun juga karena ekstrakurikulernya yang menggoda, yaitu Robotica


Cerita Kakak Darrell Ikut Ekstrakurikuler di Sekolah


Saya lupa sih ya, kapan pertama kali si Kakak ikutan ekstrakurikuler di kelas 1, yang jelas awalnya dia milih ekstra futsal, karena ternyata nggak ada pilihan robotica, atau ekstra itu hanya untuk kelas atas.

Ekstrakurikuler di Sekolah dan Cerita Kakak Darrell Gonta Ganti Ekskul

Ya udah deh, si Kakak yang memang doyan main bola, dia ikutan dong ekstra futsal, meskipun adaaaa aja dramanya ya, dulu tuh si Kakak kan masuk SD usia 6 tahun lebih, tapi keseimbangannya masih acak adut dah.

Mana kurus banget pula kek anak kurang gizi, saking nggak terurus dengan baik, sejak saya hamil dan melahirkan si Adik, saya sungguh nggak sanggup mengurus si Kakak dengan baik, yang sukses bikin saya jadi baby blues sampai PPD, saking merasa bersalah dan bertumpuk semua rasa tersebut.

Jadilah, dia bolak balik jatuh dan bolak balik juga gigi depannya kebentur lantai.

Saya yang memang tumbuh besar nggak punya saudara laki yang aktif, jadi nggak pernah familier dengan anak laki emang biasa tuh kalau aktif dan bolak balik jatuh.
Ya pegimana mau dibilang biasa ya, adik lelaki saya meninggal dunia karena banyak tingkah manjat dan jatuh, huhuhu.

Lalu suatu hari, si Kakak pulang dengan gusi penuh darah, gusinya sobek dong, dia jatuh dan menabrak plat mobil, subhanallaaahhh... waktu itu saya sedang hamil 8 bulan, hampir kontraksi melahirkan saya liat si Kakak gitu.

Sampai akhirnya dengan berbagai benturan serta luka di gusi, tanggallah juga gigi depan si Kakak, padahal ya itu udah gigi dewasa alias bukan gigi susu lagi.

Dan sejak saat itu, saya larang deh dia ikut futsal, dan saya sarankan si Kakak ikut karate.

Jadi begitulah, saya lupa tepatnya kelas berapa ya? ketika si Kakak akhirnya dengan sangat berat hati, ikut futsal karate.

Karena melihat minatnya sama sekali nggak ada di ektrakurikuler karate, namun berdasarkan rekomendasi dokter gigi anak, yang mewanti-wanti jangan ada lagi benturan di giginya, dan saya pikir karate akan sangat membantu dia dalam melatih keseimbangan melalui kuda-kuda yang benar, jadilah si Kakak bertahan selama setahun ikut karate, meskipun setiap pulang ekskul, dia pasti protes, karena dia nggak suka badannya sakit semua, mungkin karena latihannya lumayan keras kali ya.

Selain itu, dia sungguh bosan, berkali-kali yang diajarin cuman  gerakan mulu, kuda-kuda mulu.
Ngakak dah, jadi ingat dulu kakek saya ngajar silat, saya sampai hafat dong gerakan dasarnya, saking setiap muridnya diwajibkan benar-benar menguasai satu gerakan dengan sempurna, baru boleh masuk ke gerakan lainnya.  

Seingat saya, si Kakak menghabiskan masa setahun untuk ikut karate, dan memang sih kegiatan ekstrakurikuler di sekolah si Kakak itu, boleh ganti tapi tunggu tahun ajaran baru.

Nah, pas naik kelas, si Kakak memohon-mohon untuk dibolehkan kembali ikutan futsal, dia suka banget main bola, bahkan katanya cita-citanya jadi pemain bola.

Melihat kesungguhannya, akhirnya dengan berat hati, saya bolehkan dia kembali ikut ekskul futsal.
Namun, lagi-lagi drama.
Si Kakak ditolak di ekskul futsal dengan alasan udah kebanyakan murid yang ikut.

Saya coba bujuk si Kakak ikut yang lain, katanya pengennya futsal, jadilah papinya turun tangan ke sekolahnya meminta kebijakan untuk bisa memasukan si Kakak ke futsal, karena seharusnya kan ekskul sesuai pilihan anak, tinggal bagaimana sekolah mengatur peminatnya banyak ya ditambahin pelatih atau gimana?

Untungnya, sekolahnya memang sungguh baik terhadap keluhan orang tua murid, dan dibolehkanlah si Kakak masuk ke ekskul futsal.

Sayangnya, entah karena terlalu banyak yang ikut futsal, dan sekolah tidak bisa mengaturnya untuk tambahan atau lainnya, jadilah si Kakak mengeluh kalau ekskul futsalnya udah nggak menarik sebelumnya, mana kalau mau latihan di lapangan sekolah, dia selalu nggak dibolehkan ikutan sama anak lainnya, karena yang diutamakan adalah anak-anak yang beneran hebat dalam futsal.

Sedih banget sebenarnya, pengen daftarin dia di klub futsal gitu jadinya, maksudnya biar si Kakak benar-benar yakin, apakah dia berbakat di bola atau futsal, atau cuman senang doang?

Sayang banget, maminya nggak punya duit lebih, apalagi setelah papinya mengatur sendiri keuangannya, dan berakibat semakin kacaunya keuangan, jadilah semakin nggak bisa buat bayarin si Kakak ini itu, karena bahkan penghasilan maminya dari jungkir balik ngeblog di rumah, habis buat tambahin biaya hidup dan kebutuhan lainnya.

Entah saya mau bersyukur atau enggak, namun akhirnya pandemi datang, dan selama hampir 3 tahun si Kakak sekolah online, praktis dia sama sekali nggak bisa ikut ekskul lagi.

Bukan hanya itu, bahkan sekadar main bola di lapangan dekat tempat tinggal kami pun, enggak boleh, saking maminya parno banget.

Hampir 3 tahun sekolah di rumah, sampai akhirnya mereka masuk sekolah dengan normal lagi, dan mulai lagi deh memilih ekskul yang anak-anak sukai.

Kali ini, saya nggak mau lagi mendikte si Kakak maunya apa, meskipun jujur saya berharap dia mau ambil coding atau hal-hal berbau internet dan teknologi. 

Maksudnya, kalau si Kakak ambil itu, saya bisa ikutan membantunya dan support dia di rumah, sayang si Kakak malah ikutan futsal sekali, coding sekali, robotica sekali, dan akhirnya malah pilih cooking, hahaha. 

Alasannya mengapa nggak ikut futsal, karena si Kakak bosan dan udah nggak tertarik lagi, saking dia selalu nggak dibolehin main di lapangan sekolah, sedih sih dengarnya, tapi saya menghargai keputusan si kakak.

Coding-pun demikian, menurut si Kakak, kegiatan coding nggak jelas.
Entah nggak jelas beneran, atau hanya karena dia nggak suka sih ya, hahaha.
Robotica pun demikian, katanya pengajarnya nggak ada.
Hadeh!

Dan akhirnya saya pasrah aja serta menyetujui dia pilih ekskul cooking

Lalu gimana kegiatan si Kakak mengikuti ekskul cooking tersebut?
Kenyataannya juga dia ikutin tanpa rasa yang greget banget gitu.
Katanya yang ikut juga lumayan banyak, dan dia cuman bisa perhatiin, kegiatannya dikuasain murid perempuan.

Hadehhh lagi.


Fungsi, Jenis dan Macam-Macam Ekstrakurikuler di Sekolah


Kalau ngomongin ekstrakurikuler di sekolah, jadi penasaran kan ya, sebenarnya apa sih fungsi dan jenis dari kegiatan tersebut?

Ekstrakurikuler di Sekolah dan Cerita Kakak Darrell Gonta Ganti Ekskul

Kalau merujuk pada halaman website kemdikbud.go.id, ternyata kegiatan ekstrakurikuler di sekolah itu penting loh, karena dapat menjadi sebagai wadah pengembangan potensi peserta didik atau murid-murid, yang tentunya sangat memberikan dampak positif dalam penguatan pendidikan karakter anak. 

Dengan ekstrakurikuler, para murid diharapkan bsia mengembangkan karakter profil Pelajar Pancasila yang mana: 
  1. Berkebhinekaan global, 
  2. Bergotong royong, 
  3. Kreatif, 
  4. Bernalar kritis, 
  5. Mandiri, 
  6. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.
Karenanya, seharusnya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah itu, haruslah dikelola sekolah dengan baik dan terpola, agar tujuan dari ekstrakurikuler tersebut, dapat terwujud.

Bahkan, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal yang dilakukan di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.


Fungsi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah


Ada beberapa fungsi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, yaitu:
  • Pengembangan, yaitu diharapkan dapat menjadi sebuah wahana pengembangan minat dan bakat dari murid di sekolah.
  • Sosial, yaitu dapat menjadi wahana untuk memperluas pengalaman bersosialisasi, praktik keterampilan berkomunikasi, dan internalisasi nilai-nilai karakter.
  • Rekreatif, yaitu seharusnya dilakukan dalam suasana gembira dan menyenangkan, sehingga suasana ini menunjang proses perkembangan potensi/kemampuan personal murid-murid.
  • Persiapan Karir, yaitu dapat menjadi sebuah wahana untuk memfasilitasi persiapan peserta didik melalui pengembangan bakat dan minat dalam bidang ekstrakurikuler yang diminati.


Jenis kegiatan ekstrakurikuler di sekolah


Ekstrakurikuler di sekolah itu harusnya bersifat wajib, di mana kegiatan tersebut wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan tentu juga wajib diikuti oleh seluruh murid. 

Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang wajib adalah yang berbentuk pendidikan kepramukaan, di mana hal ini diatur khusus dalam Peraturan Permendikbud RI Nomor 63 tahun 2014.

Selain itu, ada pula kegiatan ekstrakurikuler pilihan, yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan serta diselenggarakan oleh satuan pendidikan atau sekolah, dan dapat diikuti oleh para murid, yang tentunya sesuai bakat dan minatnya masing-masing. 

Pilihan bidang ini, biasanya tiap sekolah mengembangkan jenis ekskul yang berbeda-beda, seperti eksktrakurikuler seni, olahraga, sains, hingga keagamaan, dan lainnya.


Prinsip kegiatan ekstrakurikuler di sekolah


Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juag dilaksanakan dengan beberapa prinsip, yaitu:
  • Partisipasi Aktif, yaitu kegiatan ekstrakurikuler haruslah menuntut keikutsertaan para murid  secara penuh, yang tentu saja harus disesuaikan dengan minat dan pilihan masing-masing.
  • Menyenangkan, yaitu kegiatan ekstrakurikuler harus dilaksanakan dengan suasana yang menggembirakan bagi murid.


Sifat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah


Selain itu, kegiatan ekstrakurikuker di sekolah dasar khususnya, haruslah diselenggarakan dengan berpedoman pada sifat-sifat berikut:
  • Individual, yaitu harus dikembangkan sesuai dengan potensi/bakat masing-masing murid, tanpa dipaksakan.
  • Pilihan, yaitu wajib diikuti sesuai dengan minat dan diikuti oleh murid secara sukarela.
  • Memotivasi, yang mana diharapkan mampu membangun semangat murid untuk mengembangkan potensi/bakat melalui kegiatan yang diminati tersebut.
  • Kemanfaatan sosial, yaitu harus dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak mengabaikan dan melupakan kepentingan masyarakat.


Bentuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah


Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah punya bentuk kegiatan khusus, yang mana hal ini sesuai dengan aturan dalam Permendikbud RI Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, yaitu:
  • Krida, contoh: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
  • Karya ilmiah, contoh: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
  • Latihan olah-bakat dan olah-minat, contoh: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
  • Keagamaan, contoh: Tahfiz QUR’AN, baca tulis ALQUR’AN, marawis, retreat; dan
  • Bidang pengembangan lainnya, yang pastinya disesuaikan dengan prioritas dan analisis potensi dan minat para murid di sekolah.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui, bahwa setiap sekolah sangat perlu untuk menentukan pilihan prioritas kegiatan ekstrakurikuler yang akan diselenggarakan berdasarkan analisis potensi dan minat murid-murid di sekolah tersebut, tanpa mengenyampingkan kemampuan sekolah dalam memenuhi sumberdaya yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler. 

Selain itu, sekolah juga seharusnya tidak berhenti dalam kegiatan di sekolah saja, namun juga perlu memikirkan daya dukung lain agar kegiatan ekstrakurikuler tersebut dapat berkesinambungan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan. 

Salah satunya dengan menyediakan kegiatan yang bersifat kompetitif-prestatif bagi murid yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan tersebut, dapat dilakukan dengan cara menyelenggaraan perlombaan/kompetisi keterampilan ekstrakurikuler di tingkat satuan pendidikan, ataupun dengan mengikutsertakan peserta didik yang dibina melalui ekstrakurikuler dalam kegiatan festival, lomba, olimpiade, atau kegiatan kompetitif-prestatif lainnya.

Dari kegiatan yang bersifat kompetitif-prestatif tersebut, sekolah bisa mengevaluasi pelaksanaan ekstrakurikuler yang diadakan, serta dapat dikembangkan lagi agar lebih baik di masa berikutnya.

Bukan hanya itu, kegiatan kompetitif dari ekstrakurikuler tersebut, juga sangat bermanfaat meningkatkan rasa percaya diri anak, akan hasil usaha latihannya selama dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.


Penutup


Pada dasarnya, kegiatan ekstrakurikuler tersebut juga penting buat murid-murid sekolah, bahkan ditetapkan dalam Peraturan Permendikbud RI loh.

Ekstrakurikuler di Sekolah dan Cerita Kakak Darrell Gonta Ganti Ekskul

Namun, dalam mengadakan kegiatan ektrakurikuler tersebut, khususnya untuk ekskul pilihan, seharusnyalah menyesuaikan dengan minat bakat anak-anak, atau murid di sekolah tersebut.

Jadi, sebenarnya, ketika saya membantu si Kakak memaksa kembali ke ekskul Futsal, karena dia sukanya itu, bukanlah sebuah hal yang salah, karena bukankah ekskul seharusnya wajib diikuti anak-anak, dan yang paling penting, anak bebas memilih ekskul apa saja yang dia minati, agar bisa dia ikuti dengan suka cita, tanpa tekanan.

Dan mungkin ini juga yang bisa menjadi perhatian, ketika orang tua memilih sekolah dasar buat buah hati, jika memang parents udah tahu, apa minat bakat anak, sebaiknya carilah sekolah, dengan kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi minat bakat anak.

Jadi, selain belajar pelajaran wajib di sekolah, anak juga bisa sekalian mengembangkan minat bakatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

How about you, parents



Sidoarjo, 28 September 2022


Sumber:
  • https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/ekstrakurikuler
  • Pengalaman pribadi anak
Gambar: canva dan dokumen foto kelas kakak Darrell

6 comments for "Ekstrakurikuler di Sekolah dan Cerita Kakak Darrell Gonta Ganti Ekskul"

  1. Dulu dua anakku gak pernah ikut ekskul karena gak ada yang menarik. Yang bungsu suka nari jadi aku masukan klub nari. Karena suka bertahan sampai lulus SMA, sudah banyak tampil

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi iya ya Bu, kalau anak saya memang sebelum masuk sekolahnya ini, yang bikin dia tertarik karena kegiatan ekstranya :D

      Delete
  2. eskulnya lengkap, yang penting anaknya happy ya mbaa ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak saya kurang happy sih di tulisan saya tersebut :)

      Delete
  3. GPP Rey si Kaka biar ikutan eskul cooking. Kali aja bakatnya memang di sana. Zaman gini juga yg namanya chef lebih banyak dikuasai cowo drpd cewe 😁.

    Aku seriiiiiiing nemuin eskul yg banyak macam, tapi pengajarnya ga ada 🤣. Sampe heran sendiri, niat ga sih bikin tuh eskul 🤣. Jangan2 cuma tuk gaya2an aja biar dikira sekolah keren. Sekolah anakku juga gitu soalnya. Ada banyak eskul, trainernya ga ada. Atau kalopun ada, pelajaran yg dikasih ga jelas. Kan malesin, kayak buang2 waktu aja jadinya.

    Tapi tetep, aku juga serahin ke anak kalo soal eskul, terserah maunya mereka ikut apa. Jgn kayak aku dulu, dipaksa eskul ini itu, tapi jujur ga sesuai keinginan semua . Yg ada aku males2an, dan bahkan suka bolos 😂.

    Ini sekolah anakku, baru buka eskul marawis, aku takjub juga sampe marawis JD eskul skr 😅. Tapi sayangnya si Kaka ga mau, ga suka dia kalo udh berbau seni nyanyi dan tari 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya Mba, masalah besarnya gitu, banyakin ekstra kayaknya buat mendulang siswa aja, wakakakka.
      Kenyataannya, nggak ada trainernya.
      Ini merugikan sih menurut saya.

      Iya kalau sekolahnya murah gitu, huhuhu.

      Kalau si Adik malah kami diminta uang tambahan buat ekskul, untungnya si Adik ikut keduanya, sementara anak lainnya, udahlah ortunya bayar, eh anaknya nggak mau ikutan wakakakak

      Delete