Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pendidikan Dasar Anak Tak Terulang dan Cerita Adik Masuk TK

Konten [Tampil]
Pendidikan dasar anak yang tidak bisa terulang

Pendidikan dasar anak itu, nggak akan bisa diulang kembali. Karenanya, memaksimalkan pendidikan anak adalah hal yang sangat penting.

Pemikiran ini, muncul di benak saya, ketika saya mendaftarkan sekolah buat si Adik, dan melalui Parenting By Rey saya akan berbagi cerita dan opini ini.

Cerita si Adik Dayyan Masuk TK


Jadi, si Adik Dayyan, insha Allah akan masuk TK mulai tahun ini.
Dan saya udah mendaftarkannya di sebuah TK yang nggak jauh dari tempat tinggal kami, mungkin cuma 5-7 menit naik motor udah nyampe.

Pendidikan dasar anak yang tidak bisa terulang

Berbeda dengan ketika memilih TK buat si Kakak dulu, yang mana kami banyak keliling mencari TK yang sesuai dengan kebutuhan anak dan kami.
Mencari sekolah TK buat si Adik Dayyan, jauh lebih simple.

Di dekat tempat tinggal kami sebenarnya ada beberapa TK, dan kalau dilihat-lihat lumayan juga sih sekolah dan programnya.

Bahkan di gang sebelah tempat tinggal kami, ada sekolah PG/TK yang dulunya, pernah jadi sekolah dan daycare si Kakak.

Tapi, saya kurang sreg, soalnya meskipun yang punya seorang muslim, tapi program sekolahnya lebih ke umum dan bahkan, lebih mengutamakan bahasa Mandarin dalam sekolah.

Tauk deh, padahal yang punya ya wong Jowo aja kok.
Tapi entah, programnya gitu.

Selain itu, sekolahnya kayak nggak niat gitu, bangunannya rumah yang suram, dulu bahkan si kakak pernah dititipin di situ ketika saya masih kerja, dan badannya bentol semua digigit nyamuk.

Akhirnya, sekolah tersebut saya coret dari list, meski sebenarnya jaraknya dekat banget, bahkan si Adik bisa jalan kaki sendiri dong ke sana.

Yang paling dekat kedua, ada TK dekat jalan gede, namanya TK Fatimah.
Tapi kayaknya sih sekolah Kristen, meski ada juga beberapa yang jilbaban antar jemput anak di situ (apa pengasuh anak yang sekolah di situ kali ya?)

Ada juga, yang pakai target bahasa Inggris, tapi punya Katolik.
Meski program sekolahnya umum, saya jadi kurang sreg dengan sekolahnya, karena saya pengen si Adik lebih mendalami tentang Islam, dan mencintai sholat, kayak kakaknya.

Dan akhirnya, memilih sekolah yang terdekat ke-4, TK Mutiara, yang menjadi sekolah dari yayasan masjid di kompleks tersebut.

Dasar si Mamak Rey seksi sibuk kan ye, nggak pakai nanya lagi yang gimana-gimana.
Yang penting berapa uang masuknya, SPPnya, dan kalau saya bisa bayar, lalu si Adik juga sreg, ya udah.

Lagian kan sekolah yayasan masjid, udah pasti sekolah Islam kan.
Ternyata, uang masuknya masih masuk akal buat saya.
Uang masuk TK Mutiara tersebut adalah Rp. 3.300.000, termasuk SPP bulan Juli.
SPP per bulannya, Rp. 250.000.

Masih masuk akal sih menurut saya.
Ya udah, nanya si Adik, dan dia mau.
Langsung daftar deh.

Sekitar tanggal 15 Juni 2022 lalu, saya daftar deh.
Dan pas daftar, ternyata masih ada anak sekolah di situ.

Pas anak sekolahnya keluar, jreng... jreng...
yang cewek kagak jilbaban dong, hahaha.

Sejujurnya saya pengennya si Adik sekolah di sekolah yang teman ceweknya berjilbab.
Pengennya dia tumbuh dengan terbiasa sama cewek ya berjilbab, dan berharap akan terbiasa hingga dewasa untuk apa ya namanya, mau nulis takut diserbu para feminis zaman now, wakakaka.

Maksudnya, saya berharap si Adik pun paham, bahwa wanita itu begitu dimuliakan dengan diperintahkan menutup aurat.
Dan si Adik bisa lebih menghormati dan tau batasan dengan teman perempuan.

Tapi, ketika saya tanya kepala sekolahnya, ternyata mereka juga fokus mengajarkan tentang Islam ke anak-anak.
Ya sudah lah, yang penting belajar Islam.

Selain itu, saya menyadari kalau milih TK Mutiara sebagai sekolah TK si Adik, karena beberapa hal:
  • Sekolah yang paling memungkinkan dekat tempat tinggal kami, ini penting banget, karena i hate antar jemput anak, jadi pengennya anjem (antar jemput)nya 5-10 menit dan jalannya nggak terlalu menantang.
  • Bangunan sekolahnya lumayan luas, termasuk bangunan di sekitarnya. TK si Adik tuh di samping masjid gang sebelah kompleks kami, karena itu saya udah berpikir, kalau seandainya pas anter si Adik sekolah dan masih harus ditungguin, saya bisa nungguin dengan nongkrong di teras masjid, nggak kehujanan atau kepanasan, dan ada stop kontak, buat sekalian kerja (bisa bawa laptop juga), sembari menanti si Adik pulang, dan bisa menghindari rumpi-rumpi geng sosialita wali murid, hehehe.
  • Si Adik suka sekolahnya.
  • Biaya masuk dan SPP bulanannya, masih bisalah diusahakan, insha Allah.


Ketika TK Si Adik dibilang Mahal Banget


Setelah daftar di TK Mutiara Taman Pondok Jati, Sidoarjo, jujur ada hal yang bikin saya masih mengganjal dengan sekolah ini.

Pendidikan dasar anak yang tidak bisa terulang

Yaitu anak perempuan yang nggak pakai jilbab, yang bikin saya bertanya-tanya, apakah si Adik bisa belajar banyak tentang agama Islam di TK ini.

Belajar dari TK si Kakak, yang jauh lebih murah SPPnya, bangunannya jauh lebih sederhana.
Tapi saya takjub, ketika si Kakak, bisa nulis, membaca serta menghafal surat pendek.

Jadi bertanya-tanya, apakah si Adik bisa kayak gitu?
Tapi saya putuskan, untuk berhenti memikirkan dan menggalaukan hal itu, karena TK Mutiara ini, pilihan terakhir yang paling masuk akan buat saya maupun si Adik, jadi ya... Bismillah aja deh.

Eh, beberapa hari kemudian, seorang sahabat menanyakan hal tersebut, saya ceritakan deh kalau si Adik udah daftar TK dekat tempat tinggal sini.

Dan dia nanya harganya berapa, saya jawab aja dengan jujur, lalu terdengar spontanitasnya.
"Ya ampun, mahal banget Rey, orang cuman TK saja!"
Lalu, dia bercerita tentang sekolah anaknya yang nggak terlalu mahal menurutnya, dan udah bagus juga menurutnya.

Jujur, saya udah semacam terlatih menghadapi omongan orang yang kayak gini, tapi sometimes saya yang juga masih merupakan manusia biasa, jadi kepikiran lagi tentang hal tersebut, apalagi jika memang sebelumnya udah ada sedikit ganjalan di hati.

Namun balik lagi, yang bisa saya lakukan adalah mengontrol diri sendiri, bukan orang lain.
Jadi, se 'jadi mikir'nya saya, ujung-ujungnya ya harus berdamai dengan hal tersebut.

Dan memang sih, tak ada yang perlu saya risaukan, karena setiap orang berbeda-beda kondisi dan waktunya.

Kayak si Adik yang masuk TK dengan biasa yang katanya lebih mahal.
Ya mungkin udah rezeki si Adik gitu kan, lagian itu memang pilihan paling terakhir yang bisa saya lakukan.

Karena sekolah TK di sekitar ini, yang konsepnya lebih ke Islami, jaraknya dekat dan memungkinkan buat saya semangat antar jemput atau nunggu di dekat sekolahnya sambil kerja, ya cuman itu.

Masih banyak yang lain, tapi tentu saja dengan plus minus lainnya, yang akhirnya tak akan ada yang pernah benar-benar sempurna.


Tentang Pendidikan Dasar Anak yang Tak Akan Terulang


Selain dari mempertimbangkan plus minus dalam memilih sekolah anak dalam hal ini TK, pun juga menurut saya TK merupakan sekolah paling dasar bagi anak, yang tak akan pernah terulang lagi.

Pendidikan dasar anak yang tidak bisa terulang

Di sekolah TK, banyak hal yang diajarkan, dan anak-anak yang masih dalam usia 5 tahunan, akan menyerap semuanya dengan sangat baik, dan banyak yang menetap di alam bawah sadarnya.

Karenanya, memilih sekolah anak yang terbaik, tentu saja bukanlah sebuah 'pemborosan' tanpa alasan. Semua pasti ada gunanya.
Dan saya pikir, untuk hal pendidikan, tak akan pernah ada yang sia-sia.

Jadi, sungguh lucu jika ada yang mengatakan kalau pendidikan anak itu buat gengsi-gengsian, terlalu memaksakan, padahal ya kalaupun memang terlalu memaksakan, itu masih masuk dalam kategori yang positif, karena memaksakan hal yang bermanfaat buat anak.  

Dan saya pun berpendapat, tidak ada yang salah dengan mengusahakan yang terbaik di pendidikan dasar anak-anak, karena semua itu nggak akan pernah terulang lagi.

Anak-anak mungkin bisa melakukan kesalahan, dengan salah ambil jurusan ketika kuliah, tapi semua itu masih bisa diganti, selama ada uang, dan kemauan.
Masih sangat memungkinkan untuk bisa bersekolah di jurusan atau hal yang menjadi minat dan bakatnya.

Tapi pendidikan dasar anak? pelajaran-pelajaran yang bisa diserap anak ketika masa tumbuh kembangnya, atau biasa disebut dengan periode emas manusia dalam menyerap sesuatu dalam otaknya, itu sungguh priceless dan tak bisa diulang lagi.

Mengulang hal-hal yang seharusnya diterima anak ketika masih TK dan SD di waktu anak telah dewasa, adalah sebuah hal yang sia-sia.

Bahkan, membuat anak menghilangkan hal-hal yang seharusnya tidak diterimanya ketika TK dan SD juga merupakan suatu hal yang sia-sia.

Karenanya, bagi saya, be wise dalam memilih sekolah dasar anak, adalah sebuah keputusan terbaik dan tak mengapa jika memang harus dipaksakan.

 

Penutup


Sekolah taman kanak-kanak atau TK merupakan sekolah dasar anak yang tak kalah penting di zaman sekarang, setidaknya buat saya pribadi.

Sekolah ini merupakan pendidikan dasar bagi anak, di mana anak-anak bisa belajar banyak hal baru, dan diserap dengan sangat baik di usianya.

Karenanya, dalam memilih sekolah TK buat anak, bukanlah sebuah hal yang salah, jika orang tua punya pemikiran lebih, untuk mencarikan sekolah TK yang lebih baik dan memungkinkan buat anak.

Tak mengapa, jika seandainya terkesan memaksakan kondisi ekonomi, karena pendidikan adalah warisan utama, yang bisa orang tua berikan kepada anak-anak.

Demikianlah.

Sidoarjo, 13 Juli 2022


Sumber: pengalaman dan opini pribadi
Gambar: Canva edit by Rey

Post a Comment for "Pendidikan Dasar Anak Tak Terulang dan Cerita Adik Masuk TK"