Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

10 Cara Menjadi Istri yang Baik dan Sholehah Agar Suami Luluh

Konten [Tampil]
Cara menjadi istri yang baik

Cara menjadi istri yang baik dan sholehah sebaiknya diketahui oleh semua istri, dan bukan hanya untuk agar suami luluh, tapi itu adalah anjuran Tuhan kepada semua istri.

Parenting By Rey akan membahas 10 cara atau tips menjadi seorang istri yang baik, yang biasanya akan membuat suami jadi lebih baik, sayang, peduli dan terciptalah keharmonisan rumah tangga.

Jika sebelum-sebelumnya, dalam tema marriage selalu dipenuhi oleh cerita sedih nan galau, maka kali ini saya akan berbagi hal-hal yang sebenarnya juga masih saya perjuangkan, yaitu mengubah diri menjadi lebih baik.

Salah satunya, dengan berusaha untuk bisa menjadi seorang istri yang baik dan sholehah, karena istri demikian adalah dambaan semua suami, iya nggak?

Nggak mudah sih, terlebih jika usaha tersebut berada di masa pernikahan yang bisa dibilang hambar, disertai cinta yang semakin pudar oleh berbagai masalah dan saling menyakiti.

Tapi, jika dimulai dengan niat yang baik, mengapa nggak kan?
Hitung-hitung, semua hasilnya, akan balik ke kita sendiri kok.

Dan inilah 10 cara menjadi istri yang baik dan sholehah, yang sedang saya perjuangkan untuk konsisten dilakukan:


1. Menjadikan Suami Sebagai Prioritas Utama


Oh ya, btw beberapa waktu terakhir ini, saya dan anak-anak lagi sibuk mengikuti jadwal harian kami yang memang saling berhubungan.

istri yang baik adalah

Jadwal harian itu, saya susun berdasarkan 2 jenis pekerjaan, yaitu prioritas dan rutinitas.
Dan saya baru menyadari, kalau ternyata saya tidak memasukan suami sebagai prioritas saya.

Mungkin LDM dan berbagai rasa kecewa serta berubah jadi ilfil, yang membuat saya jadi lupa hal itu, padahal ini sebenarnya yang paling mendasar untuk menjadi seorang istri yang baik.

Nggak tahu dalam agama lain ya, dalam Islam, seorang istri seharusnya mengutamakan suami, taat kepada suami, dan apa-apa tuh balik lagi mikirin suami dulu.

Sejujurnya, saya dulu adalah tipe wanita yang apa-apa selalu bilang pasangan, selalu komunikasi, selalu mengutamakan pasangan.

Tapi akhir-akhir ini, ilfil banget rasanya oleh jarak dan rasa kecewa, tapi semua itu harus saya lawan, demi memperbaiki hubungan keluarga yang makin renggang.

Karenanya, saya berusaha memasukan suami sebagai salah satu prioritas saya juga.
Hal-hal tentang, cepat membalas pesannya, menyediakan bukan hanya meluangkan waktu ngobrol meski dalam chat atau VC bareng anak-anak.

Itu adalah sebuah hal yang jujur udah lama malas saya lakukan, ilfil banget rasanya.
Apalagi jika suami memang terlihat nggak ada effort untuk melakukan hal tersebut duluan.
Dia tipe yang menunggu, dan saya sebagai wanita kadang merasa, 
"Who the hell you are?"
hahaha. 

Sesusah apapun itu, semua perasaan ilfil tersebut wajib dilawan, karena nggak ada pilihan lain untuk ketenangan hati diri sendiri juga.

Cara untuk meringankan tantangan memaksakan hal ini adalah, motivasi terbesar saya, anak.
I do it for Kids
Semoga Allah memudahkan niat baik saya, aamiin.


2. Menjadi Istri yang Penurut


Astagaaaaa, benar-benar ya tulisan saya kali ini, nulis sendiri, mikirin idenya sendiri, terus kaget sendiri kalau ternyata itu susah, hahaha.

Iya, salah satu harapan kebanyakan eh bahkan kayaknya sih hampir semua suami kali ya, sangat menginginkan agar istrinya jadi sosok yang penurut.

Sebenarnya nih ya, saya tuh tipe wanita yang penurut, manja dan suka bergantung.
Tapi, sayangnya saya lebih banyak menggunakan akal dan logika ketimbang hati.
Alhasil, saya memang penurut, tapi banyak tapinya, hahaha.
(bilang aja nggak penurut, Rey!)

Maksud saya gini, saya suka jadi wanita penurut, tapi nurutnya sama sosok yang lebih bisa membimbing saya menuju jalan yang terbaik.
Kalau dibimbing menuju jurang?
Astagaaa, sulit banget tauk kalau disuruh diam aja, karena saya ogah jatuh ke jurang, hiks.

Tapi, nggak ada jalan lain sih ya, mau nggak mau harus nurut, setidaknya bisa membantah dengan penuh kelembutan, jika memang diajak menuju jurang, hahaha.

Lelaki memang diciptakan dengan kodrat sebagai pemimpin, sehingga kebanyakan mereka merasa kalau harga dirinya adalah dengan memimpin keluarganya, termasuk istrinya.

Setidaknya, saya mungkin bisa memulai jadi istri penurut dengan menghormati keputusannya.


3. Tidak Gengsi Mengekspresikan Rasa Cinta 


Pegimana mau diekspresikan ya, orang saya lagi sibuk mengorek-ngorek segala penjuru hati, mencoba mencari sisa cinta yang ada *halah, hahaha.

Tapi, menurut saya, seringnya hubungan jadi hambar tuh karena memang kita gengsi mengekspresikan rasa cinta kepada pasangan, terutama suami, yang sebenarnya juga sama aja kayak istri, butuh banget dicintai, meski mungkin love languange-nya berbeda dengan istri.

Sejak punya anak, saya memang jadi jarang mau mengekspresikan perasaan, selain perasaan marah, hahaha.
Mana, kalau udah marah, segala kesopanan hilang, jangan berharap panggilan sayang, yang ada ber 'kamu' dan 'aku' deh, lalu sakit hati ketika dibalas gitu, wakakakak.

So, ini juga jadi PR saya banget, untuk tidak perlu gengsi mengekspresikan cinta, terlebih sebenarnya mudah banget mengambil hati suami, hanya saja saya gengsi, pengennya saya yang diambil hatinya, hahaha.

Tapi, kalau saling nunggu, yang ada udah sepuh banget baru nyadar, kalau telah banyak waktu yang dilewati dengan luka, karena gengsi.


4. Menjadi Istri yang Ceria dan Jarang Mengeluh


Saya tuh sering membaca komentar teman-teman facebook, terutama dari lelaki.
Beberapa waktu silam, saya sempat membaca komentar salah satu teman FB, kakak senior waktu kuliah dulu.

Katanya, seorang suami itu akan senang, kalau istrinya ceria, bisa diajak guyon, sesekali melupakan segala problem kehidupan yang bikin khawatir.
Kayak token listrik, tagihan air, biaya sekolah anak, dan lainnya.

Di lain waktu, saya jadi teringat kepada nasihat psikolog, ketika saya konseling di Unair dulu.
Katanya, lelaki itu memang kebanyakan kodratnya memimpin, jadi jangan didikte, tapi berikan mereka pilihan sebagai ikut campurnya istri.

Maksudnya begini, saya tuh paling sering ngingetin suami untuk ingat bayar sekolah si Kakak, bayar anjem dan segala macamnya itu.
Ngingatinnya nggak kira-kira, bahkan bisa setiap hari, hahaha.

Padahal ya, pastilah dia ingat, tanpa perlu diingatin mulu, apalagi saat mengingatkan, biasanya diakhiri dengan keluhan panjang tentang ketakutan akan ekonomi.

Klop banget dengan komentar Mas senior di facebook saya, ternyata salah satu hal yang harus saya lakukan untuk menjadi istri yang baik adalah, dengan tahan mulut buat ngingetin dan ngatur suami, hahaha.


5. Jangan Gengsi Memberikan Kejutan-Kejutan Romantis


Kalau ini sih sebenarnya sering saya lakukan, tapi nggak konsisten sih, hahaha.
Dan nggak romantis juga.
Ketambahan nggak ikhlas pula, wakakakak.

Misal, saya sering ngasih dia kado ultah, dan udah bisa ketebak, si suami akan senang banget menerima kado, meski seringnya saya kasih parfum, which is itu udah biasa banget, hahaha.

Tapi, rasa senang si suami kayaknya sirna, ketika ultah saya tiba, dia nggak ngasih saya apa-apa, wakakaka.
Sayanya ngambek dong, pengennya dibalas juga dong, sama-sama kasih kado, padahal mah biasanya hal itu dikarenakan dia memang bokek.

Dan biasanya juga kalau saya dikasih sesuatu, misal uang atau diajak belanja sesuatu yang saya sukain, ujung-ujungnya nggak jadi, karena sayang duitnya, wakakakaka.

Intinya, si Rey kudu benerin ikhlasnya aja sih, sama tingkatkan kebiasaan kasih kejutan romantisnya, tapi hilangkan gengsinya untuk memulai duluan kasih kejutan.


6. Menjadi Sosok yang Diandalkan Suami Di setiap Suasana


Ini juga PR saya, karena sekarang tuh segala hal kayak nggak pernah di share ke saya, mau dia senang, susah, dipikulnya sendiri, sama temannya mungkin atau siapa di sana *eh, hahaha.

Istri sholehah

Mungkin, antara saya nggak peduli, atau juga dianya nggak mau saya kepikiran.
Padahal saya sering banget meradang masalah 'saya nggak kepikiran ini' karena kenyataannya memang, justru saya makin kepikiran ketika dia nggak pernah cerita apapun yang terjadi.

Lama-lama saya berpikir, sebenarnya bukan masalah saya kepikiran yang bikin dia menutup diri, tapi reaksi saya yang selalu berlebihan menurutnya ketika ada sesuatu yang saya nggak sukai, itulah yang membuatnya jadi menutup diri.


7. Rajin Merawat Diri dan Menjaga Penampilan


Sudah menjadi kodrat bawaan para lelaki ya, suka sama yang indah-indah, karenanya bahkan agama mengajarkan kita untuk bersolek demi suami.

Hal ini sebenarnya masih sering dan rajin saya lakukan, namun yang jadi masalah adalah, kadang di depannya saya menunda-nunda mandi atau tampil rapi, terlebih kalau lagi asyik mengerjakan sesuatu.


8. Rajin Menyajikan Makanan Kesukaan Suami


Urusan perut adalah, salah satu hal yang paling pas buat mengambil hati lelaki.
Terlebih, kalau makanannya kita yang masak sendiri, itu jadinya lebih romantis dan menyentuh.

Saya bisa sih masak, tahu apa kesukaan suami, tapi seringnya malas masak kalau ada dia, hahaha.
Jadi, PR banget ini untuk rajin masak makanan kesukaan suami, khususnya kalau ada suami di rumah.


9. Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Bisa Diandalkan 


Meski kodrat suami lebih suka memimpin dan memenuhi kebutuhan istri, serta jadi tempat bergantung istrinya.
Namun, ada masa suami juga ingin agar istrinya bisa lebih mandiri, khususnya ketika suami lagi nggak berada di rumah.

Jangan kayak saya dulu, buat pasang gas aja, saya harus membuat suami pulang menempuh jarak puluhan KM untuk pasang gas, abis itu balik lagi, hahaha.
Untunglah sekarang udah mahir banget pasang gas.

Selain itu, jadi istri yang mandiri dan bisa diandalkan pun penting, agar ketika suami sedang tak bisa membantu, istrinya masih bisa diandalkan membuat kehidupan di rumah tetap berputar.

Dengan hal itu, beban suami akan lebih ringan, dan pikirannya pun nggak sumpek mulu, sehingga jadi kasar dan berubah karena banyak pikiran.
 

10. Selalu Setia


Kalau ini mah udah jelas ya, bahkan sebenarnya jadi poin nomor 1.
Di mana kunci utama rumah tangga ya kesetiaan.

Itu juga yang menjadi kunci ketenangan hati suami, ketika berada jauh dari istrinya, saat kondisi memaksanya seperti itu.

Dan untungnya, untuk masalah setia, si Rey jagonya, *ehem!

Demikianlah 10 cara menjadi istri yang baik dan sholehah, 10 cara yang poin-poinnya masih banyak saya perjuangkan.

Sekilas memang terlihat sepele ya, tapi untuk sebuah hubungan rumah tangga yang sudah hambar oleh jarak dan rasa kecewa, hal itu butuh banget usaha yang keras.

Yang paling penting adalah, niat yang kuat, dan konsisten.
Semoga saya, Moms lainnya, dan kita semua bisa mengamalkan 10 cara menjadi istri yang baik dan sholehah di atas ya, aamiin

Sidoarjo, 08 Juli 2022


Sumber: opini pribadi
Gambar: Canva edit By Rey

Post a Comment for "10 Cara Menjadi Istri yang Baik dan Sholehah Agar Suami Luluh"