Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketika Biaya Kegiatan Ibu-Ibu Anak TK Bersaing Dengan Biaya Pendidikan Anaknya

Konten [Tampil]

biaya-kegiatan-ibu-ibu-anak-tk

Sering banget membaca keluhan beberapa ortu murid, khususnya yang anaknya TK atau SD. Di mana mereka kesal dengan banyaknya biaya tambahan sekolah yang sebenarnya sama sekali nggak penting.

Biaya itu adalah, alokasi dana buat mamak-mamaknya, di mana banyak banget yang pengen ikutan kegiatan anak-anaknya di sekolah.

Mungkin benar sih, atas dasar kekompakan dan silaturahmi sesama ortu murid. Tapi plis lah, nggak semua ortu murid punya uang lebih untuk hal-hal yang kurang penting. Baca juga :

Baca juga: Biaya Perpisahan dan Wisuda Anak yang Memberatkan Ortu


Kaget Bin Shock Mengalami Langsung Harus Setor Uang Tambahan untuk Kegiatan Ibu-Ibu Anak TK

Sudah mengalami 2 kali anak bersekolah di TK, tapi baru kali ini mengalami langsung yang namanya bete dengan uang kegiatan ibu-ibu yang nggak terlalu penting menurut saya.

biaya-kegiatan-ibu-ibu-anak-tk

Yang jadi masalah, betenya itu karena saya belum selesai dengan rasa ngos-ngosan bayar uang kegiatan anak-anak TK itu sendiri.

Uang kegiatan setahun di TK B si Adik, lumayan banget nominalnya, setidaknya buat saya ya. Dan kebetulan banget, hari ini saya ke sekolah si Adik, nyicil bayar sebagian uang kegiatan tersebut.

Ketika guru bagian admin membuka data pembayaran siswa, sekilas saya melihat, ternyata masih banyak loh yang belum melunasi biaya sekolah anak-anak.

Jangankan uang kegiatan, uang masuk sekolah aja, banyak yang belum lunas. Dan saya ternganga ketika membaca tambahan uang yang diminta buat kegiatan ibu-ibu.

Sayangnya, sepertinya para Ibu lainnya pasrah saja. Karena selain saya, nggak ada tuh ortu yang protes. Saya? Ya jelas aja bertanya-tanya, emangnya uang kegiatan siswa TK yang banyak itu, masih belum meng-cover semuanya? Sehingga harus ada tambahan yang memberatkan ortu lagi?.

Namun semua pertanyaan saya tak digubris, dan tak ada ortu murid lain yang berani menyuarakan hal serupa.

Dari sini saya mendapat banyak pelajaran juga. Bahwa ternyata ketika memilih sekolah untuk anak, terlebih untuk anak TK, jangan lupakan untuk menanyakan kegiatan ibu-ibunya.

Karena serius deh, buat saya yang introvert, plus sayang duitnya aja gitu ya, rasanya hal demikian memberatkan saja.

Karena toh saya malas ikutan kumpul mulu, eh bentar, saya ganti deh kata 'malas'nya, dengan,

"Daripada kumpul-kumpul, mending saya cari duit! Karena duit saya nggak sebanyak ibu-ibu lainnya!"

(kita anggap aja ibu-ibu lainnya, kebanyakan duit, dan saya salah pilih sekolah di circle horang kaya, wkwkwkw)

Baca juga: Tugas Sekolah Anak Zaman Now yang Merepotkan Ortu Juga


Lebih ngehek lagi ketika saya mengamati laporan keuangan yang dibikin mamak-mamak TK tersebut.

  • Seragam ibu-ibu :  75 ribu per orang
  • Seragam anak :  60 ribu per orang.
Ampun deh, ini yang cikolah anaknya atau mamaknya ya, kok mahalan biaya mamaknya ketimbang anaknya, wakakakak.

Lainnya masih banyak dong, misal:

  • Transportasi gladi bersih
  • Transportasi show
  • Konsumsi gladi bersih
  • konsumsi show
  • Tiket masuk gor
  • Beli emas antam buat guru TK (padahal gurunya buanyaaakk, wakakakak)
  • Snack outbond
  • Parsel idul fitri
  • Bukber
  • Halal bihalal
  • Dan masih banyak lagi

Ya ampuuunnnn, boleh nggak ya saya nunggak SPP anak-anak, alasannya buat bayar kegiatan ibu-ibunya aja, wakakakaka.

Baca juga: Pendidikan Dasar Anak yang Tak Terulang


Ternyata Lebih Baik Sekolah Agak Mahal Tapi Sistemnya Bagus, Ketimbang Agak Murah Tapi Sistemnya Tidak Jelas

Jujur lagi nih, saya baru kali ini mengalami hal-hal beginian, biasanya cuman baca curhatan ortu murid lainnya di medsos. 

biaya-kegiatan-ibu-ibu-anak-tk

Meskipun anak udah 2 yang sekolah, tapi biasanya selalu berjodoh dengan sekolah yang punya prinsip,

"Jangan memberatkan ortu murid!"

Sekolah Kakak Darrell misalnya ketika SD.

Sekolahnya emang mahal buat kami yang isi rekeningnya tipis, hahaha. Tapi jujur, lebih banyak puasnya menjalani hari-hari si Kakak bersekolah di sana.

Sekolahnya benar-benar luar biasa dalam mempertahankan nama baiknya. Mulai dari semua guru atau ustadz/ah yang ramah dan responsif banget. Semua guru patuh terhadap peraturan sekolah di mana mereka dilarang menerima langsung pemberian apapun dari ortu murid. Hingga sekolah sedemikian keras berusaha untuk tidak menambah beban ortu, selain biaya yang memang sudah ditetapkan sejak awal.

Jadi, kami hanya wajib membayar SPP yang lumayan mihil dan uang daftar ulang yang juga bikin sedih nggak bisa jalan-jalan pas liburan, hahaha.

Di luar itu, nggak ada tambahan sama sekali!

Bahkan seandainya anak-anak ditugaskan memakai baju khusus misalnya, pihak sekolah memaklumi jika seandainya murid tidak bisa mengikuti seperti yang dijelaskan.

Misal, pakai sepatu hitam, kalau nggak ada, yang mendekati hitam juga boleh. Ya selain celana panjang sih, sama sekali tidak boleh mengenakan jeans.

Maksud saya adalah, kalau untuk hal-hal yang jelas seperti SPP, meski mahal, kita ortu membayarnya ya nggak makan hati. Toh kan emang kita udah menyadari sejak awal, kalau biaya SPP dan daftar ulangnya segitu.

Sama juga dengan sekolah si Adik ketika TK A di Sidoarjo. Meski sekolah ini masuk golongan menengah, dengan SPP yang hampir sama dengan SPP sekolah si Adik sekarang. Tapi gurunya atau pihak sekolah benar-benar tidak pernah memaksa agar ortu harus mengeluarkan tambahan lagi.

Baca juga: Pengalaman Menyekolahkan Anak di TK Mutiara TPJ Sidoarjo


Bahkan selalu saja dijelaskan, agar ortu bisa memanfaatkan apa yang ada di rumah saja, nggak perlu terlalu memaksa dan memberatkan ortu.

Yang lucu adalah, sebenarnya TK si Adik yang sekarang tuh ya, nggak semua ortu juga masuk kategori golongan horang kaiyaah. Buktinya banyak juga tuh para ortu yang masih mencicil uang gedung maupun uang kegiatan sekolah anak. Yang mana sebenarnya ini yang paling penting.

Tapi jujur saya heran banget, kenapa nggak ada yang protes ya? Atau mungkin takut dikucilkan kali ya?

Apapun itu, menurut saya, pihak sekolah wajib bertanggung jawab dengan tegas untuk tidak membuat ortu merasa terbebani. Jangan hanya melihat sisi di mana sekolah akan mendapatkan sebuah insight luas, karena ortu murid yang sukanya heboh.

Tapi, pertimbangkan juga dengan kekesalan ortu yang makin terbebani dengan pengeluaran-pengeluaran yang sebenarnya nggak terlalu penting itu.

Impact-nya kan juga buruk, kalau ada yang menuliskan kekesalannya kayak si Rey ini, hahaha. 

Over all, jujur saya kadang menyesali keputusan kami menyekolahkan anak di sekolah ini. dalam hati juga kesal, mengapa saya harus terlalu menyimpan 'omongan orang' yang mengatakan kami bergaya nyekolahkan anak di sekolah mahal.

Akhirnya kan saya mati-matian mengejar sekolah negeri buat si Kakak, eh ujungnya dipilihkan eyangnya sekolah di situ, padahal sejak awal saya nggak sreg.

Ketambahan lagi, si Adik sejak awal kurang suka sekolah di situ, dia nggak bisa move on memikirkan teman-temannya di sekolah sebelumnya.

Lalu, ternyata di TK B sekolahnya sekarang, setiap hari kerjaannya nuliiiiisssss mulu. Sedih liat si Adik yang tertekan dan kadang dia nangis menolak ke sekolah, pengen balik ke sekolah dulunya katanya.

Sedih tauk!

Ditambah masalah dengan eyangnya yang bikin hidup kami kacau balau, lengkap syudaahh, hahaha.

Baca juga: Cerita Perjuangan Sia-Sia Mengemis Keluarga untuk Anak-Anak


Lalu juga! Buat para ortu yang gemar kumpul-kumpul acara anaknya di sekolah, plis pertimbangkan juga dengan ortu lainnya. Tidak semua ortu mampu, bisa dan suka kumpul heboh.

Toh dalam dunia pendidikan khususnya TK ya, yang penting kan bagaimana kemandirian anak-anak. Lah pegimana anak-anak bisa mandiri, kalau di setiap kesempatan emaknya nongoooollll aja mulu, hahaha.

Dan kalaupun ada para mamak-mamak suka banget ngebet pengen kumpul, plis kumpullah kalian di luar sekolah. Jangan mengatas namakan sekolah untuk membebani ortu murid lainnya untuk meng fasilitasi hobi kalian yang suka ngumpul itu.

Karena, ada banyak sih ortu murid yang kayak saya, mati-matian berusaha mencari uang demi anaknya bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Eh malah kesempatan anak berkurang, hanya karena kepentok dana tambahan buat mamak-mamaknya.

Demikianlah.

Surabaya, 06 September 2023

Post a Comment for "Ketika Biaya Kegiatan Ibu-Ibu Anak TK Bersaing Dengan Biaya Pendidikan Anaknya"