Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengasuh Anak dengan Prinsip Mindful Parenting

Konten [Tampil]
Mengasuh Anak dengan Prinsip Mindful Parenting

Parenting By Rey - Akhir-akhir ini saya merasa sedang berada di fase sedikit nggak baik-baik saja. Well, saya rasa sih bukan karena hal yang terlalu gimana-gimana.
Hanya saja saya kelelahan harus mengurus anak-anak 24/7 seorang diri, tanpa bantuan siapapun.

Saya rasa, hal yang paling saya butuhkan adalah afirmasi positif ke diri sendiri, dan mencoba dengan membaca tentang hal-hal berkaitan dengan parenting, salah satunya adalah prinsip dasar mindful parenting.
Meskipun sejujurnya saya juga harus berhati-hati memilih dan memilah, hal-hal parenting yang harus dibaca, karena kebanyakan tuh penyampaiannya terkesan menghakimi kita sebagai ibu.
Dan hal itu malah bikin kita, eh maksudnya khususnya saya, jadi makin kesal dan insecure.

Oh ya, mungkin Parents bertanya-tanya, mengapa sih kebanyakan ibu-ibu zaman now itu rentan banget merasa nggak baik-baik saja?
Merasa lelah dengan mengurus anak?
Padahal, mengurus anak itu adalah mengurus hata yang tak ternilai harganya buat kita.

Well, kalau di saya, rasa nggak baik-baik itu mungkin terjadi, ketika saya sedang lelah banget, kurang tidur, kurang olahraga.

Dan yes banget, sudah mau 3 mingguan saya mengurus anak-anak tanpa jeda sama sekali.
Dari dulu sih gitu, tapi masih ada sedikit waktu buat lepas sejenak dari rutinitas, ketika papinya anak-anak pulang di saat weekend.

Alhamdulillah, papinya anak-anak memang papi rumah tangga banget, jadi kalau di rumah, dia selalu segera menghandle semua kerjaan rumah termasuk anak-anak, dan saya bisa istrahat leha-leha, eh salah. Ngerjain blog dengan fokus maksudnya, hehehe.

Nah, sekarang papinya anak-anak kerja di luar Jawa, alhasil nggak bisa sering pulang, kudu menunggu bulan berganti bulan. Dan jadilah saya kudu ngurusin anak-anak, rumah dan segalanya seorang diri, tanpa ada satupun yang membantu.

Kalau cuman ngurusin anak-anak sih, mungkin masih bisa sedikit bertahan ya, afirmasi aja kalau main sama anak-anak itu menyenangkan.

Tapi, saya juga punya kerjaan as a mom blogger, dan ketika harus mengurus anak dan rumah semuanya sendiri, secara nggak langsung saya harus ikhlas kalau waktu buat ngeblog saya semakin sedikit, hiks.

Hal itu bikin saya merasa uring-uringan sendiri, pengen banget produktif mengerjakan semua blog dengan rutin, tapi apalah daya, saya juga butuh tidur dan olahraga, karena akhir-akhir ini saya jadi sering sakit-sakitan, huhuhu.

Dan begitulah, saya mulai lebih sering coba searching artikel parenting, lalu kepincut ama yang namanya Mindful Parenting.


Apa Itu Mindful Parenting?


Sejujurnya saya sudah pernah dengar tentang mindful parenting, tapi belum terlalu jelas memahaminya.
That's why penting banget kita memahami apa itu mindful parenting?

Apa Itu Mindful Parenting?

Mindfull parenting adalah, sebuah pola asuh yang dilakukan oleh orang tua dengan kesadaran penuh dalam memberikan perhatian, tanpa menilai secara negatif terhadap apapun pengalaman anak.
Mungkin bahasa awamnya adalah lebih memahami anak kali ya.

Dengan mindful parenting ini, maka komunikasi dengan anak akan berjalan lebih baik, sehingga apapun penyampaian kita terhadap anak, akan lebih mudah diterima anak, tanpa harus kita teriak mulu setiap saat (itu kan kamu, Rey!) hiks.


Manfaat Mindful Parenting?


Adapun manfaat dari mindful parenting buat seorang mami atau parents adalah:
  • Dapat mengurangi stres dalam mengurus anak (nah kan, i need ini banget dah!).
  • Membantu parents untuk lebih mudah menghargai setiap pendapat anak. 
  • Dapat membantu membuat hubungan anak dengan orang tua menjadi lebih harmonis.


5 Prinsip Dasar Mindful Parenting?


Adapun beberapa prinsip dasar dari mindful parenting adalah:

Manfaat Mindful Parenting?

1. Mendengarkan Dengan Seksama


Seperti kita orang dewasa yang kesal ketika lagi ngomong ke orang lain, eh orangnya malah sibuk fokus ke hal lain, ternyata anakpun bisa merasakan hal seperti itu.

Karenanya, saat anak berbicara, parents harus bisa menjadi sosok pendengar yang baik dan aktif, yang bukan semata mendengar, tapi juga memberikan empati kepada apapun yang diceritakan oleh anak.

Hal ini, memberikan kesempatan kepada anak, untuk lebih bisa mengutarakan dengan jujur apa yang dia inginkan, dan kita sebagai parents bisa memposisikan diri sebagai seorang pendengar yang bijak.

Untuk itu, sebijaknya kita sebagai parents, harus bisa menciptakan suasana yang lebih rileks sebelum berkomunikasi dengan anak, misalnya telah bermeditasi sebelumnya agar bisa lebih sabar dan bijak mendengarkan curhatan si kecil.  


2. Tidak Menghakimi Anak


Anak-anak adalah manusia yang sedang berkembang, maka tentunya mereka sedang belajar setiap waktunya. Ketika belajar, tentunya yang namanya membuat kesalahan adalah hal yang paling sering terjadi.

Jangankan anak, orang dewasa aja sering banget membuat kesalahan, bahkan parahnya, kita-kita ini sering banget membuat kesalahan yang sama, iya nggak? hiks.

Sebagai parents, tidak menghakimi setiap kesalahan anak adalah hal yang sangat penting.
Tentunya hal ini memang butuh perjuangan banget ya.

Misal, dengan keadaan kita sebagai ibu atau parents yang sedang dalam keadaan low energy, stres atau semacamnya.  Maka sebaiknya kita kudu bisa mengendalikan emosi untuk bisa tetap tenang dan tidak menghakimi anak.


3. Mengendalikan Emosi dengan Kesadaran Penuh


Saya rasa ini adalah masalah sejuta mami.
Bukan hanya mami sih ya, para papi pun sama.

Dan saya rasa hal atau modal terpenting bagi seorang parents adalah bisa mengendalikan emosi dengan kesadaran penuh.

Untuk itu, kita harus benar-benar belajar untuk bisa memanajemen dan menyalurkan emosi, khususnya emosi negatif yang sangat berdampak buruk ke anak, karena anak adalah peniru ulung.


4. Menjadi Orang Tua yang Adil dan Bijaksana


Betapa pentingnya kita bisa menjadi parents yang adil dan bijaksana.
Salah satunya dengan memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk anak bisa menentukan masa depannya sendiri.

Namun, bukan berarti melepaskan semuanya begitu saja dan anak leluasa bebas sebebasnya, tentu saja tetap dalam pengawasan dan pengarahan kita sebagai parents.

Hal ini penting banget untuk melatih anak bisa berpikir secara mandiri untuk masa depannya nanti, tentunya dalam batasan-batasan yang sesuai dengan norma dan ahklak yang baik. 

Selain itu, memberikan kesempatan anak untuk memutuskan sebuah pilihannya sendiri, akan sangat penting untuk bekalnya di saat dia dewasa nanti, untuk bisa lebih tegas dan mandiri dalam memutuskan sesuatu, dan tentunya juga dapat bertanggung jawab dengan semua keputusannya.


5. Menumbuhkan Rasa Kasih Sayang


Mengajari anak untuk bisa menumbuhkan rasa kasih sayang itu penting, untuk membuat mereka tahu tentang makna empati, kepedulian dan peka terhadap lingkungannya.

Dengan rasa kasih sayang tersebut, anak juga lebih leluasa untuk bisa menyampaikan semua keluh kesah dan keresahannya kepada parents, karena tahu kita akan selalu menanggapi dengan penuh kasih sayang.


Tips Menerapkan Prinsip Mindful Parenting?


I think, hampir semua parents di dunia ini pengen banget kan menerapkan prinsip mindful parenting ini, iya nggak?

5 Prinsip Dasar Mindful Parenting

Sayangnya, untuk menerapkan masalah ini butuh banget usaha lebih, dan menghadirkan kesabaran di setiap waktu.

Padahal we all know kan ye, menjadi sabar itu berat banget.
Namun bukan berarti nggak bisa sih ya.
Bisa, asal sering berlatih hingga menjadi sebuah kebiasaan.

Adapun beberapa tips menerapkan mindful parenting adalah:

Rutin meditasi


Meluangkan waktu sebanyak 5 hingga 10 menit untuk melakukan meditasi sederhana sebelum berkomunikasi atau berdiskusi dengan anak, sangat bisa membantu kita untuk lebih tenang dan bijak serta penuh kesabaran menghadapi keluh kesah anak.

Selain itu, dengan meditasi, kita jadi lebih sabar dalan mendengarkan keluhan anak secara sungguh-sungguh dan menyikapinya dengan adil dan bijaksana.


Menerapkan tehnik STOP 

 
Tehnik STOP adalah Stop, Take a breath, Observe dan Proceed.
  • Tehnik stop adalah, berhenti sejenak, atau yang biasa saya sebut pausing, dengan berhenti sejenak akan memberikan kita ruang lebih untuk menenangkan diri.
  • Tehnik take a breath adalah, menenangkan diri dengan menarik napas berulang kali, dengan demikian emosi akan lebih terkendali karena napas juga teratur dengan baik.
  • Tehnik observe adalah, observasi emosi kita dengan menanyakan pada diri sendiri, ini emosi negatif dari mana sih? benarkah saya emosi karena anak? atau jangan-jangan karena hal lain. Dan tentunya sangat tidak bijak melampiaskan ke anak padahal emosi kita karena hal lain.
  • Tehnik proceed adalah memproses diri kita untuk lebih tenang dulu, sebelum kembali menghadapi anak.


Mengajarkan anak menerima rasa kecewa 


Anak-anak perlu banget loh mengenal rasa kecewa dan menerima kekalahannya dengan ikhlas, caranya tentu saja dengan tidak menerapkan standar terlalu tinggi buat anak.

Dengan demikian, anak akan bisa merasa baik-baik saja, meski harus terpaksa mengalami rasa kecewa di kemudian hari.

Ini penting dan saya garis bawahi banget sih ya, karena saya adalah contoh anak yang tak pernah dibolehkan menerima kekalahan sejak kecil.

Orang tua saya sering banget menerapkan standar tinggi kepada saya, dan saya wajib mencapai hal itu, kalau enggak dipukul, huhuhu.


Memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada anak


Anak-anak perlu banget mengerti tentang tanggung jawab sejak dini, karenanya memberikan anak-anak kebebasan dengan beberapa batasan adalah cara mengajarkan mereka bagaimana belajar akan tanggung jawab tersebut.


Tidak bersikap kasar di depan anak


Ini yang paling sering saya lakukan nih, sering banget nggak bisa mengendalikan emosi, sehingga menunjukannya di depan anak.

Padahal bersikap kasar di depan anak, akan membuat anak merekamnya dan menjadikannya sebuah emosi bawah sadar hingga dia dewasa nanti.

So, ini penting banget mengingatkan diri kita as a parents, untuk tidak bertengkar atau bersikap kasar di depan anak, baik kepada pasangan kita, pada anak, maupun yang lainnya.


Demikianlah hal-hal penting dalam mengasuh anak dengan prinsip mindful parenting, sungguh ya, membaca dan menulis hal-hal dalam mengasuh anak secara mindful parenting ini, beneran menampar saya bolak balik, karena saya sadar betul, betapa banyak kesalahan yang saya lakukan dalam mengasuh mereka, yang disebabkan oleh emosi terhadap hal lain, huhuhu.

Sejatinya, menulis adalah, bagaimana saya menasihati dan mengingatkan hal baik kepada diri sendiri.
Semoga ke depannya, saya bisa menjadi parents atau mami yang lebih sabar dan bijak, dalam mengasuh anak, dengan menerapkan hal-hal penting dalam prinsip mindful parenting.

Artikel ini dipilih untuk dimasukkan dalam kampanye "10 Blog Parenting Terbaik di Indonesia" dari penerbit bahan ajar pendidikan Twinkl


Sidoarjo, 15 Desember 2021


Sumber:
  • Pengalaman pribadi
  • IG @theasianparent_id
Gambar: Canva edit by Rey

2 comments for "Mengasuh Anak dengan Prinsip Mindful Parenting"

  1. Masya Allah, hal-hal seperti ini meman rasanya harus selalu diingatkan ya :) rasanya udah baca berulang kali tapi masih terus harus dibiasakan biar gak lupa praktiknya :) apalagi masalah mengendalikan emosi, PR terberatku selama jadi ibu huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget, emosi yang negatif tuh kadang dilampiaskan ke anak hiks

      Delete