Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

3 Hal Utama Parenting Anak Laki-Laki Usia 10 Tahun A La Rey

Konten [Tampil]
Parenting anak

Parenting By Rey - Parenting anak laki-laki usia 10 tahun ini bercerita tentang pengalaman saya memiliki anak laki-laki usia 10 tahun, dan sebentar lagi akan masuk 11 tahun.

Dan mungkin cara mendidik anak bagi saya yang ilmunya cetek ini, berbeda dengan mendidik anak atau tips parenting dari ibu lainnya.

Namanya juga sharing aja ya, siapa tahu bisa jadi pelajaran bersama kan ye, karena menjadi parent adalah sekolah seumur hidup.

Jadi si kakak memang telah berusia 10 tahun, dan di usia segitu saya rasa banyak banget ketertinggalan saya dalam mengasuhnya dengan benar.

Sedih sih ya, mengingat saya ada di rumah aja sepanjang waktu, menemani mereka.
Tapi gimana dong ya, saya juga sering takut kalau anak-anak ikut susah kalau kami nggak punya uang.
Mau nggak mau, meski di rumah aja, saya tetap bekerja mencari uang juga.

Dan kita semua pasti tahu ya, yang namanya berhubungan dengan uang tuh, dibutuhkan fokus dan keseriusan yang lebih.
Dan begitulah, anak-anak jadi terbengkalai.

Meskipun demikian, saya sekuat tenaga berusaha agar anak-anak masih bisa merasakan hadirnya mami buat mereka, biar kata masih on off sih ya, seringnya kalau saya lagi sibuk, dan anak-anak berisik serta mengganggu saya, jadinya saya kesal dan memarahi mereka juga, huhuhu.

Anyway, beberapa hal yang saya lakukan sebagai wujud dari parenting anak laki-laki usia 10 tahun adalah:


Mengajarinya Tentang Pubertas


Ini sebenarnya spontan ya, bermula dari rumpian berfaedah di sebuah WAG blogger, di mana seorang ibu menceritakan anak perempuannya telah menstruasi untuk pertama kalinya, semua pada ramai membahasnya.

Mendidik anak

Saya yang punya anak laki-laki lalu bertanya, bagaimana dengan pubertas anak laki-laki?
Seorang ibu menjawab bahwa pubertas anak laki-laki itu terjadi saat usia anak sekitar 9 tahun, di mana ditandai dengan mimpi basah.

Waduh, shock dong saya.
Si kakak usianya udah 10 tahun, dan saya jadi ingat beberapa waktu lalu, tepatnya sih usia 9 tahunan kalau nggak salah, si kakak pernah terbangun dan heran karena dia ngompol.

Panik dong saya menyangka kalau dia udah mimpi basah, tapi ketika nanya papinya, katanya laki biasanya mimpi basah pertama tuh usia 10 tahun ke atas.

Ya elah, udah deh, saya kira si kakak ngompol, meski kata si kakak, dia nggak cium bau pesing, sayapun juga terlalu jijay mau nyiumin *dasar mamak aneh kok, hahaha.

Akhirnya, karena bingung dan sebenarnya agak geli membahas hal itu, seharusnya sih papinya yang bahas ya, tapi daripada repot dan bikin saya berantem ama papinya yang memang jarang di rumah, ya udah saya berinisiatif membelikan buku panduan pubertas anak laki-laki.

Alhamdulillah-nya nih, si kakak Darrell tuh suka banget baca, dan kepo dengan pengetahuan baru.
Jadi ketika bukunya nyampe, saya intip dalamnya semua khusus membahas tentang akil baliq anak laki-laki, menjelaskan tentang organ laki-laki.

Ya udah deh, saya kasih aja biar si kakak baca sendiri, dengan catatan, si kakak harus banget ngajak mami atau papi diskusi tentang apa yang dibacanya itu.

Jadi, hal pertama yang saya lakukan untuk mengajari si kakak Darrell tentang pubertas yaitu, membelikannya buku panduan pubertas Islam.


Belajar Memahami Keinginannya


Duh ini masih PR terbesar buat saya yang galak ini, huhuhu.
Sometimes ketika saya sedang merasa pusing, ngantuk dan kurang tidur, lalu si kakak mengutarakan pengen ini itu, dengan cepat saya menolak, hiks.

Tapi memang sih, setelah saya tenang, saya datangi si kakak, mencoba mengajaknya berbicara, si kakak memang ingin banget bisa dibolehin bermain bebas dengan teman-temannya.
Namun, karena situasi memang masih mengkhawatirkan, saya terpaksa memberikan pengertian dulu kepada si kakak, yang akhirnya dipahami, meskipun nggak ikhlas, hahaha.

Keinginan lainnya adalah, si kakak pengen banget bisa main game, sebuah keinginan yang sulit banget saya kabulkan, karena nggak ada medianya.

Saya punya laptop dan 2 HP, tapi saya nggak rela laptop jadi rusak karena main game, demikian juga dengan 2 HP, satu saya pakai dan itu nggak boleh sama sekali disentuh anak-anak, karena memang khusus buat kerja.

Dan satunya buat si kakak sekolah online, yang bener aja kalau HPnya rusak, terus si kakak gimana sekolah online-nya.
Semoga mami punya rezeki buat beliin komputer deh, aamiin.


Belajar Menjadi Pendengar yang Baik


Duh ya, masih belajar terus, apalah saya ini ya, mamak-mamak yang selalu masih dalam berjuang memajemen waktu dengan baik.

Cara mendidik anak

Alhasil, sering banget saya kehabisan waktu, hanya untuk mendengarkan ceritanya, terlebih si kakak memang cerewet banget sih ya, apa-apa ditanyain.
Namun kadang kalau lagi sibuk mikir nulis, eh yang ada dimarahi mami, huhuhu.

Semoga saya segera bisa mengatur waktu dan memilih prioritas yang lebih utama, dan seharusnya, anak-anak adalah prioritas utama saya.


Demikianlah 3 hal utama yang saya lakukan sebagai wujud parenting anak laki-laki usia 10 tahun. Masih banyak PR detailnya sebenarnya ya.
Dan menulis hal ini membuat saya jadi lebih sadar lagi, bahwa apapun yang saya lakukan di dunia ini, bukannya memang tujuannya untuk anak-anak ya.

So, yang namanya mendidik anak itu adalah hal utama sebelum bekerja.
Cara mendidik anak pun harus selalu saya perbaiki setiap saat.
Agar anak bisa tumbuh dengan mental dan fisik yang lebih baik, berkat tips parenting anak yang saya praktikan dengan ikhlas.

Kalau Parents, apa hal utama dalam parenting anak saat ini?
Share yuk.

Sidoarjo, 22 September 2021


Sumber: pengalaman dan opini pribadi
Gambar: Canva edit by Rey

2 comments for "3 Hal Utama Parenting Anak Laki-Laki Usia 10 Tahun A La Rey"

  1. Membaca artikel ini saya merasa berdosa karena kurang berkesempatan mendidik anak. Maklum. Zaman itu masih muda, sibuk cari uang. Sehingga tak ada waktu melayani kebutuhan anak. Si bungsu ngaji pergi sendiri. Bersama teman2. Kakak, saya ngajarnya malam setelah magrib. Jadilah dia si pembaca Alquran ter-tatah2. Selamat malam, ananda Rey. Curhatmu menarik dan bermanfaat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah sebenarnya mirip Bu, tapi sebisa mungkin saya usaha untuk lebih hadir dalam kehidupan anak :D
      Semangat selalu buat ibu-ibu :D

      Delete