Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengasuh Anak Lelaki sebagai Single Mom

Konten [Tampil]
jika terpaksa jadi single mom

Parenting By Rey - Single Mom bukan hanya sebutan untuk para janda, baik yang berpisah dengan suaminya secara hidup, maupun meninggal.

Tapi Single Mom juga bisa dikatakan kepada para ibu yang masih mau berjuang melakukan hal terbaik untuk anak-anaknya, termasuk di dalamnya para Moms yang menjalani LDM, baik karena jarak, maupun hal lainnya.

Oh, juga termasuk di dalamnya, para Moms yang meskipun bersuami, tapi semua hal tentang anak, hanya ditangani oleh ibu semata.
Dan mirisnya, zaman sekarang, masih banyak hal seperti itu terjadi.

Saya rasa, saya juga kadang merasakan hal tersebut, terutama sejak tahun lalu, ketika suami lebih sering di luar rumah ketimbang di rumah.

Karenanya, sudah sejak setahunan kemaren, saya beneran jadi kayak single mom, yang mana bukan hanya mengasuh anak layaknya ibu, tapi juga harus berperan sebagai ayah buat anak-anak saya.
Sedihnya, kedua anak saya adalah lelaki, dan si kakak sudah berusia di mana dia butuh banget sosok ayah sebagai panutannya dalam mencari jati dirinya sebagai seorang lelaki.

Papinya anak-anak memang bukanlah lelaki yang sebobrok ayah tak bertanggung jawab lainnya.
Hanya saja, sejak tahun lalu, saya perhatikan, beliau makin jauh dari sosok ayah yang bisa diandalkan.
Dan saya menilai, mungkin beliau sudah terlanjur terbiasa, merasakan 'enak'nya jadi single lagi.

Di mana, dia bebas tidur sesukanya, bangun sesukanya, bebas bersikap gimanapun, dan hasilnya semakin jauhlah dia dari sosok ayah yang bisa diandalkan, terutama untuk anak yang susah payah kami sekolahkan di sekolah agama, dengan harapan akhlak dan kecintaannya terhadap Tuhannya jadi lebih baik.

Pada akhirnya, sekolah hanyalah bisa membantu, tapi tanggung jawab terbesar, tetap berada di tangan orang tuanya.


Terpaksa jadi Seperti Single Mom untuk anak lelaki


Saya sudah berusaha menerima, bahwa memang kondisinya tidak memungkinkan bagi papinya anak-anak selalu pulang setiap harinya, meskipun di sudut hati saya selalu bertanya-tanya.
Jarak 20 KM dari rumah ke tempatnya kerja, seharusnya bisa ditempuh dengan pulang menjenguk anak-anaknya seminggu 2 kali.

Karena anak-anak sangat butuh sosok ayah, terlebih di rumah nggak ada siapapun, dan di masa pandemi ini anak-anak bahkan saya kurung sepenuhnya dalam rumah.

Namun, saya tahu bagaimana hectic-nya pekerjaannya, meskipun tetep hati saya mencelos.
Karena sepenting apapun pekerjaan, apakah bisa melebihi pentingnya anak?

Tapi sudahlah, saya coba menerima, dan berharap anak-anak bisa mendapatkan hari bersama ayah di weekend atau 2 weekend sekali. 
Akan tetapi, ternyata kelamaan berpisah dengan anak-anaknya, membuat papinya jadi semakin jauh dengan anak, semakin menipis aura keayahannya, dan kesabarannya semakin menguap entah ke mana.

Kadang, saya harus bergumul dengan diri sendiri, mencoba membaca lagi banyak tulisan positif tentang diri saya, di mana biar bagaimanapun, tugas ayah itu bukan tanggung jawab saya.
I mean, saya tidak bisa memaksakan papinya untuk jadi ayah yang baik, jika dia tak mau berusaha.

Lalu perlahan, saya mencoba berdamai dengan semacam hal-hal yang mengharapkan sesuatu yang malah bikin energi negatif keluar, dan mengalihkan semua energi saya kepada solusi yang lebih baik.

Single mom mengasuh anak lelaki

That's why, saya putuskan untuk mengasuh anak-anak saya layaknya single mom saja.
Saya sudah bisa menjalani kehidupan sendiri selama setahunan ini, mengapa hal seperti menjadi single mom tidak bisa saya lakukan?  Terlebih itu adalah hal yang paling mudah saya lakukan, ketimbang berharap tanpa ada solusi yang paling memungkinkan.


Hal-Hal yang harus dipersiapkan Single Mom dalam mengasuh anak lelaki


Lucky me dan memang sudah menjadi janji Allah sih ya, bahwa Dia tak akan mungkin memberikan hamba-Nya cobaan di luar batas kemampuannya.
Karenanya, saya dianugerahi anak-anak yang manis.

Si kakak, sebenarnya adalah seorang anak yang manis, kalaupun ada sikapnya yang terlihat menyebalkan, itu hanya karena dia tetaplah seorang anak lelaki, di mana setiap anak itu unik.

Lah gimana coba kita berharap punya anak lelaki yang nurut dan sholeh, sementara kita sebagai orang tua yang mewarisinya dengan gen kita, merupakan sosok yang amburadul?

Jadi, sebenarnya sikap si kakak itu wajar, terlebih dia cari perhatian karena kedua orang tuanya sibuk, terutama dia ingin sekali diajak melakukan hal-hal yang dilakukan lelaki.

Karenanya, saya mencari tahu apa saja sih yang harus saya lakukan, dan saya rasa saya bisa lakukan dengan sikap si kakak yang manis itu, dan sikap itu adalah:


1. Memberi contoh sikap sesuai gender


Iya, i know ini agak repot buat saya, karena i am a woman, saya juga hanya sempat punya adik lelaki sampai usianya 11 tahun, pun juga saya sangat jauh dari ayah saya, saya sungguh tak punya contoh sosok lelaki yang baik.

Tapi, itu penting.
Karenanya, saya akan mencoba menyiapkan lebih banyak waktu untuk menemani si kakak melakukan hal-hal yang biasa dilakukan lelaki.

Memberikannya tugas rumahan lelaki, seperti mengangkat yang berat-berat seperti galon dan gas, meskipun jujur hati saya mencelos liatnya.
Si Kakak itu masih 10 tahun dan kurus, tapi dia sudah bisa dong geret galon dari depan ke belakang, demikian juga gas, bahkan suka kepo kalau saya pasang gas, next kayaknya saya akan mengajarinya pasang gas, hahaha.

Sebenarnya hal ini bisa juga dilakukan dengan mendekatkannya pada sosok keluarga lelaki dewasa, seperti om atau kakeknya, sayangnya tak ada keluarga dekat di sini.

Bukan hanya melakukan hal yang maskulin, tapi juga bersikap sebagai lelaki yang baik dan sopan.
Selama ini, Alhamdulillah si kakak sudah mengerti bahwa maminya nggak boleh terlihat tanpa menggunakan hijab jika ada orang datang, karenanya dia selalu yang menyambut siapapun yang datang, entah itu kurir maupun yang nganterin air minum atau gas.


2. Memberi pengertian yang baik tentang sosok ayah


Ini luar biasa menantang buat saya.
Ye kan.
Sudahlah saya nggak punya sosok atau bayangan kehidupan lelaki, tapi kudu mengajari anak lelaki,
Pun  juga disuruh memberikan motivasi positif tentang orang yang mati-matian juga saya coba tepiskan, demi kewarasan diri, hahaha.

Sungguh ini butuh banget keikhlasan tingkat dewa!
Tapi saya harus melakukannya.
Demi anak-anak, agar mereka tumbuh jadi lelaki yang lebih baik, yang bisa memperlakukan wanita dengan lebih baik tentunya.

Karenanya memberinya cerita sosok ayah yang hebat itu wajib.
Allah yang tempatkan saya di kondisi ini, karenanya saya yakin, meski berat, tapi insha Allah saya bisa.

Dan terbayang hasil yang akan saya petik, bukan semata anak-anak yang baik dan manis, tapi ketenangan hati yang lebih baik dalam kemandirian.

Anak-anak lelaki wajib banget punya bayangan ayah yang hebat, karena hal itu mendorong anak lelaki untuk ikutan menjadi ayah yang lebih hebat.


3. Mengenalkan perlengkapan lelaki

 
Alhamdulillah, si kakak terlahir jadi anak yang  suka membaca, karenanya kadang dia yang lebih dulu mengetahui perbedaan lelaki dan wanita, yang kemudian dia tanyakan ke saya.

Seperti perbedaan wanita yang harus libur sholat karena lagi menstruasi, kebetulan hal ini juga diajarkan di sekolahnya, dan meskipun kadang saya kesal dengan kecerewetannya, tapi di sisi lain saya bahagia, karena si kakak masih mau menanyakan hal itu kepada saya.


4. Menyediakan lebih banyak waktu untuk anak lelaki


Sejujurnya, meskipun saya di rumah, tapi waktu saya buat anak-anak tak bisa sebanyak ibu lainnya, karena saya juga harus bekerja.

Feel like single mom beneran deh, hahaha.
Namun, saya menyadari, kalau menemani anak-anak juga adalah pekerjaan wajib buat saya.
Karenanya, sebisa mungkin saya akan menambah durasi waktu bermain saya bersama anak-anak, terutama waktu berdua bersama si Kakak karena adiknya selalu aja nggak mau berbagi maminya.

Memberikan waktu kepada anak lelaki, yang tidak punya sosok ayah sesuai harapannya itu penting, terlebih anak-anak di masa pandemi ini jarang banget keluar rumah, setidaknya ada maminya yang bisa diajaknya berdiskusi.

Single mom bukan hanya janda

Demikianlah.
Sejujurnya adalah hal yang berat buat saya, tapi saya yakin bisa melakukannya.
Dan berusaha keras menjadi single mom terbaik buat anak itu jauh lebih baik ketimbang menghabiskan energi berharap pada orang lain.

Meskipun sejujurnya, akan lebih terasa sempurna jika anak-anak lelaki didekatkan dengan ayahnya, khususnya di masa mereka menjelang akil baligh.

Karenanya, kalian para ayah yang kebetulan membaca tulisan saya ini.
Pada akhirnya, hal yang paling bikin kalian bangga di dunia ini adalah, anak-anak lelaki kalian yang hebat dalam bersikap.

Bukan pekerjaan kalian yang kalian Tuhankan itu.
Bukan pula kesenangan kalian yang kalian ingin nikmati, meski udah bukan zamannya lagi itu.
Bukan pula teman-teman kalian.

Hanya anak-anakmulah, khususnya anak lelaki, yang akan membuatmu bangga, ketika mereka berhasil menjadi lelaki dengan akhlak yang baik.
Terlebih, jika anak-anakmu mencapai hal tersebut dengan anggapan di benaknya, kalau,
"Saya bisa hebat begini, karena ayah saya yang mengajari saya jadi lelaki hebat!"
Bukan hanya ibunya yang bagai single mom mengajari mereka.
Karena sehebat-hebatnya single mom, akan lebih sempurna jika ayahnya yang langsung mengajarinya.

Caranya gimana?
Ubah pola pikirmu, wahai Ayah, agar menjadi sosok ayah yang bijak terhadap perubahan zaman, dan selalu habiskanlah waktumu yang sempit itu untuk mengajari anak lelakimu.

Demikianlah...

Surabaya, 6 Januari 2021

#RabuParenting

Sumber : opini dan pengalaman pribadi
Gambar : canva edit by Rey

Post a Comment for "Mengasuh Anak Lelaki sebagai Single Mom"