Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jangan Tanyakan Ini Pada Pasangan LDM

Konten [Tampil]
jangan tanya ini pada pasangan LDM

Parenting By Rey - Menjalani LDM atau Long Distance Marriage? Duh bukan saya banget dong.
Untuk apa menikah, kalau waktunya dihabiskan di tempat yang saling berjauhan?

Saking nggak mau menjalani hubungan jarak jauh, even ketika saya masih pacaran dulu dengan si pacar, saya nggak mau dong berpisah, dan memilih mengorbankan semua peluang kesuksesan di Buton, dengan balik lagi ke Surabaya setelah lulus kuliah.

Dulunya tuh, saya khawatir, kalau sayanya yang nggak bisa setia kalau menjalani hubungan jarak jauh.
Lama-lama saya menyadari, saya bukannya orang yang nggak setia, tapi orang yang sulit mengatakan 'enggak!', hahaha.

Tapi eh tapi, hidup ini memang kadang udah kayak komedi aja, ternyata setelah menikah, saya, mau nggak mau harus menerima keadaan long distance marriage, terutama sejak si kakak masuk SD.

Udahlah, rasanya tuh beraaaattt banget.

Tapi, memang sih ya, Allah tuh nggak pernah ngasih sesuatu yang di luar batas kemampuan kita, mau itu kesedihan, maupun kebahagiaan.

Nyatanya awal LDM justru bermula dari kami yang udah punya masalah lain dalam rumah tangga.
Dan sedikit demi sedikit, saya terbiasa ditinggal begitu saja oleh paksu.

Awalnya memang kesal, tapi lama kelamaan, udah kayak biasa aja tuh.
Bahkan saya merasa kadang kami memang butuh space masing-masing, agar bisa lebih berpikir jernih, nggak saling memaksakan ego masing-masing.


Tantangan LDM 


Saya sudah pernah membahas tantangan LDM serta plus minusnya di blog personal saya.
Dan di situ udah saya jelaskan sebenarnya untuk masalah intern, ada sedihnya ketika berpisah dengan paksu.

jangan tanya ini pada pejuang LDM

Namun juga ada leganya, hahaha.

Di antaranya tantangannya adalah, kelelahan karena semuanya harus saya kerjakan sendiri, mengurus anak 2 sendiri itu luar biasa butuh tenaga yang lebih.
Terlebih mengurus 2 anak, sambil cari duit dari rumah, astagaaa....!

Pengen nyerah aja rasanya, pengen tiduran sambil ngajak anak-anak nonton aja.
Tapi saya segera bangun, nulis lagi, bikin konten lagi, karena sadar saya masih missquenn wakakaka.

Meskipun juga ada sisi positifnya, yaitu saya jadi lebih mandiri, anak-anak jadi sedikit lebih mudah diatur juga.

Namun masih ada lagi tantangan yang harus saya hadapi, yaitu menghadapi pertanyaan orang tentang keputusan saya menjalani LDM.

Lucky me, saya jarang ketemu orang lain sih, karena jarang keluar rumah.
Tapi, ternyata hal itu bikin saya lebih nggak kuat menerima beberapa pertanyaan kepo, ketika nggak sengaja harus ketemu orang lain dan bertanya, di mana suaminya?

Sungguh, pertanyaan -pertanyaan tersebut annoying sih rasanya, sama kayak pertanyaan kapan nikah dan sebagainya itu dah.


Jangan Tanyakan Ini Pada Pasangan LDM


Sejujurnya, bukan masalah pertanyaan remeh temeh kayak, kenapa kok mau LDM? kenapa nggak ikut suami aja? dan semacamnya.

Tapi karena reaksi si penanya selanjutnya, yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan bahkan seringnya sih pernyataan yang bikin nggak nyaman.

Saya pikir, itulah sebabnya mengapa banyak orang yang nggak nyaman ditanya hal-hal privasi kayak masalah LDM, kapan nikah, kapan punya anak dan semacamnya itu.
Karena selain bikin jadi kepikiran, pun juga bikin keki dengar reaksi si penanya.

Dan jadinya tuh nggak ngenakin hati banget tahu nggak?
Kalau ditanya di medsos sih, saya biasanya langsung jawab dengan jawaban yang 'mematikan', hahaha.

Tapi kalau ditanya langsung, saya biasanya cuman mesem-mesem nggak jelas aja, karena di dalam hati jawabin dengan konyol setengah menyumpahi, hahaha *astagaaa.... si Rey jahat amat!

Tapi beneran deh, sebijaknya semua harus tahu, bahwa basa basi dengan pasangan LDM itu, terutama untuk para istri, hindari deh bertanya hal seperti ini:


1. Mengapa kok memilih LDM?


Well, ini memang sih cuman pertanyaan standart ya, wajar dipertanyakan oleh orang yang nggak pernah LDM.

Tapi, plis lah.
Secara logika juga kita pasti udah tahu alasannya, mengapa orang memilih LDM adalah, mayoritas karena uang..uang..uang... hahaha.

Ye kan, siapa sih pasangan suami istri yang mau hidup jauh-jauhan, kecuali suaminya udah punya istri lain *eh, hahahaha. 


2. Kenapa nggak ikut suami aja sih?


Semua istri pasti nggak pengen loh hidup berjauh-jauhan dengan suami, sayangnya kebutuhan dan kondisi hidup membangunkan kita dari semua angan selalu bersama.

Mulai dari alasan anak yang sudah sekolah, hingga pekerjaan suami yang mungkin mobile dengan cepat, misal kayak paksu yang kadang nggak sampai setahun, pindah lagi, ya kali anak sekolah pindah-pindah mulu, setahun 2 kali?

Dan percayalah, masalah ini sering banget bikin saya kesal sendiri, kadang merasa anak udah sekolah itu bikin ortu jadi nggak bisa bebas dalam hal apapun, huhuhu.

Kebayang kan, ketika saya udah diam belajar menerima kenyataan, dan ada lagi yang nanya, terus bikin saya keingat lagi akan hal yang menyebalkan itu?


3. Nggak takut suami kecantol yang lain apa?


Ini juga nih pertanyaan yang bikin pengen nampol mulutnya orang yang nanya kayak gini.
Saya yakin, sepercaya gimanapun istri kepada suami, ada juga dong sedikit ketakutan tentang hal itu.

Apalagi untuk tipe-tipe wanita over thinking kayak saya.
Eh sudahlah saya berusaha untuk menghilangkan atau mengurangi dengan menepis semua pemikiran tentang itu, datang orang tanpa dosa malah ingatin secara gamblang pula, ckckckck.


4. Siapa yang urus suami di sana?


Ya ngurus dirinya sendiri lah! hahaha.
Emangnya suami itu anak kecil apa?
Harus diurusin 24 jam?

Iya, jawaban ketusnya kayak gitu, tapi tahu nggak sih?
Kalau di dalam hati itu, para istri yang harus terpisah LDM, menangis mengingat nggak bisa mengurus suaminya.

Bahkan untuk istri seperti si Rey yang malas urus suami aja, merasa sedih karena semacam nggak lengkap aja kalau nggak disibukan oleh mengurus suami, even buatin kopi atau masakin yang sederhana doang, huhuhu.


5. Mengapa suaminya nggak cari kerja di sini aja sih?


Nah ini juga pertanyaan konyol, daripada nanya kek gitu, kenapa nggak siapin kerjaan dengan gaji 50 juta aja ama buat suami yang harus LDM ama anak istrinya?

Ye kan?

Ini belum lagi ditambahin dengan nyinyiran berkedok nasihat, bahwa berapapun penghasilan itu nggak masalah, yang penting berkah lah.
Atau nggak usah cari gaji besar, kalau resikonya juga besar.

Duh ya, pengen tabok mulut yang ngomong gitu nggak sih?

jangan tanya ini pada pasangan LDR

Mungkin ada yang berpikir atau nyelutuk, ya kan cuman nanya, tinggal dijawab aja kan beres!.

Woeee.. enak aja cuman dijawab aja!
Kata siapa itu cuman dijawab?

Jawabnya sih mudah, resiko baper dan over thinking naik drastis, emangnya bakalan bisa ditanggung ama yang nanya?

Percayalah, semua pasangan yang LDM itu, sudah melewati masa-masa bimbang untuk mutusin, harus LDM atau enggak.

Dan serius, itu nggak mudah!
Apalagi untuk seorang istri yang sudahlah over thinking kayak saya, seorang diri pula di negeri orang kayak gini.

Iya, saya sendiri di Jawa, orang tua dan keluarga kandung jauh banget di Sulawesi.
Saya sungkan dengan keluarga suami, dan juga sungkan ngerepotin orang lain, huhuhu.

Kebayang kan gimana beratnya saya memutuskan untuk setuju dan meridhoi suami kerja di tempat yang jauh?

Jadi gitu ya parents.
Plis lah, nggak usah nanya hal-hal demikian, kepada pasangan LDM.
Bikin sedih tahu nggak sih?

Sidoarjo, 03 Desember 2021


Sumber: opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey

8 comments for "Jangan Tanyakan Ini Pada Pasangan LDM"

  1. Setuju nih kalo pertanyaan no 3 bikin pengen nampol, wkwk.. Kuncinya memang ada di keduanya sih. Saling percaya aja. Anggap aja kayak lagi LDRan zaman muda dulu, ckck..

    ReplyDelete
  2. upsss, ada yang lagi sensi kayaknya nih bahas LDM, tapi iyah sih ya Kak, coba kalau ada yang nanya gitu dibalikin lagi gimana rasanya coba yeee.
    saya no komen ah, belum pernah LDM sih tapi berasa kayak LDM gegara belakangan ada paksu di rumah dan tidak ada kayak sama aja, wkwkkwk

    ReplyDelete
  3. Aku gak begitu paham orang LDM, makanya gak tanya-tanya juga karena gak penting juga tahu urusan orang ya. Malah salah kata, nanti bikin hubungan gak bagus kan

    ReplyDelete
  4. Semua pertanyaan itu pernah ditanya ke aku pas dulu masih Ama si ex 😁. Ditambah pertanyaan , ngapain sih milih kuliah jauh dari suami. Ntr dia selingkuh loh, which was memang terbukti sih 🤣🤣🤣🤣🤣. Tapi pliiiiis lah, ga ada yg suka Ama pertanyaaan ga penting gitu.

    Mau LDM kek, mau deket2an kek, kalo dasarnya memang suka selingkuh, ga peduli jarak itu mah. Yg serumah aja banyak suaminya selingkuh juga kok. 😤. Seakan kalo udh nanya pertanyaan nyinyir model di atas, kayak nyumpahin doang, bukan niat nanya 😅

    ReplyDelete
  5. wah tos dulu kita mbak, akupun sering LDM dg suami, dan paliiiiing berat adalah kemarin di masa pandemi awal, ditinggal berdua aja sama anak, di rumah aja, Masya Allah rasanya luar biasa yaaa :( hihi.. tp ini justru bikin makin strong makin mandiri makin kreatif dan makin sayang sama anak, hihii..

    aku pernah dapat pertanyaan-pertanyaan itu mbak, tau gak sama tukang jamu yang suka lewat depan rumah, setelah saat itu dia kepoin keberadaan suamiku, aku langsung gak lagi beli jamunya hahaha.. ya gitulah rasanya, megahi kalo wong jowo bilang hehe

    ReplyDelete