Parenting Terbaik Ala MamiRey Adalah Hadir Seutuhnya Untuk Anak
Setelah belasan tahun menjadi ibu, terutama selama itu bisa dibilang saya benar-benar membersamai anak-anak langsung. Jadinya bisa menyimpulkan bahwa, parenting terbaik adalah dengan cara hadir seutuhnya untuk anak-anak.
Setidaknya itulah yang saya rasakan selama menjadi ibu, terutama ketika sebelumnya saya tak pernah berpisah dengan anak-anak, rela mengorbankan karir demi membersamai anak-anak.
Sejak kecil saya mengasuh si Kakak sendiri, meskipun ada beberapa bulan saya dibantu oleh ibu mertua, karena masih ngantor. Setelah si Kakak berusia 9 bulan, saya putuskan untuk resign dan mengasuh si Kakak sendiri.
Ketika si Kakak berusia 4 tahun, saya kembali bekerja dan si Kakak saya titipkan di daycare. Namun hanya setahun, saya kembali menjadi IRT dan mengurus si Kakak sendiri.
Sejak saat itu, saya tak pernah lagi terpisahkan dengan anak, sampai si Adik Dayyan lahir, dan saya benar-benar mengurus keduanya tanpa bantuan orang lain.
Meski nggak dipungkiri, mengasuh dua anak seorang diri itu lumayan menguras waktu, tenaga dan mental. Tapi saya pikir, 'bayaran'nya sepadan.
Saya memiliki hati anak-anak, bahkan bisa dibilang apapun yang saya ajarkan, bisa diikuti dengan baik oleh anak-anak. Minus nasihat tentang jangan suka berantem sih, kalau untuk itu, wao banget pokoknya, hehehe.
Baca juga : Menghadapi Pertengkaran Anak
Cerita Terpaksa Berpisah Dengan Anak Sulung
Sayangnya kebersamaan saya dengan anak-anak setiap saat, bahkan bisa dibilang nyaris 24 jam bersama. Saya anter jemput sekolah, ke mana-mana bersama, tiba-tiba harus berubah di tahun 2025 ini.
Ketika saya memutuskan mengajak anak-anak pulang ke Buton, awalnya tak ada yang berubah dari kebersamaan kami. Selain si Kakak akhirnya bisa berangkat dan pulang sekolah sendiri, karena saya bolehin naik motor sendiri di jalanan yang sepi.
Selain itu si Adik juga saya antar ke sekolah, meskipun pulangnya lebih sering dia jalan kaki bersama teman-temannya.
Namun hal ini tidak berjalan lama.
Di bulan ke-7, saya terpaksa berpisah dengan si Kakak, ketika saya harus mencari pekerjaan di Kota Baubau.
Si Adik ikut pindah ke Baubau, namun tidak dengan si Kakak yang memang sudah naik ke kelas 9 dan akan menghadapi kelulusan sekolah.
Terpaksa deh si Kakak tetap di rumah nenek, dan itu berarti si Kakak Darrell harus berpisah dengan mami serta adiknya.
Awal-awal berpisah rasanya berat, terutama buat si Kakak Darrell. Terlihat banget bagaimana murungnya dia ketika saya mengunjunginya dan kembali ke Baubau.
Berbeda dengan saya yang ketika di Baubau langsung disambut dengan banyak kegiatan, tentunya pikiran tentang berpisah dengan si Kakak jadi sedikit terdistraksi.
Bahkan lama-lama jadi jarang berkomunikasi dengan si Kakak.
Bagaimana tidak, saya hanya bisa menelpon si Kakak ketika dia tidak sekolah. Itupun kadang ketika saya telpon, si Kakak lagi ke masjid. Setelahnya saya lupa.
Ingat si Kakak lagi setelah malam, dan ketika itu si kakak udah bobok. Jadi demikianlah, alhasil semakin berjaraklah saya dengan si Kakak.
Perlahan namun pasti, si Kakak mulai kehilangan bonding dengan maminya, dan lama-lama jadi lebih tertutup, tak pernah lagi mau membagikan isi hati dan pikirannya dengan maminya.
Keadaan makin diperparah dengan ikut campur tantenya dalam pengasuhan saya. Saya melarang, tantenya memberikan toleransi. Giliran si kakak kebablasan, saya deh sebagai ibunya yang diminta memperbaiki.
Terlebih dengan adanya konflik antara saya dengan tantenya, semakin kacaulah hubungan saya dengan si Kakak.
Hadir Seutuhnya Untuk Anak Adalah Parenting Terbaik Ala MamiRey
Dengan pengalaman tersebut, saya jadi menarik kesimpulan bahwa, parenting terbaik yang bisa kita lakukan sebagai parents adalah hadir seutuhnya untuk anak.
Bukan hanya menemani mereka di rumah, tapi juga hadir dan peduli secara fokus untuk semua momen anak. Baik dia senang, sedih ataupun lainnya.
Terasa banget perbedaannya setelah beberapa bulan berpisah dengan si Kakak. Mulai dari si Kakak cuek saja dengan keadaan maminya. Sampai si kakak suka curhat sebagai anonim di akun-akun medsosnya.
Lucky me, sebagai ibu saya tidaklah sulit mencari tahu akun-akun anonimnya, dan akhirnya saya bisa tahu perasaan si Kakak tanpa harus memaksanya menceritakan ke maminya jika dia tak nyaman.
Padahal dulunya, si Kakak tuh selalu terbuka dan dengan semangat menceritakan apapun yang ada dan terjadi padanya. Bahkan kadang maminya kewalahan atau kadang sedikit terganggu dengan curhatannya yang sering tak bisa liat sikon maminya.
Saya pikir, semua itu dikarenakan saya selalu dekat dengan anak-anak, hadir nyaris 24 jam bersama mereka. Nyaris nggak pernah terjadi, anak-anak pulang sekolah, maminya nggak ada di rumah.
Makna Hadir Seutuhnya Untuk Anak
The power of parents 'hadir seutuhnya' memang dampaknya besar buat anak ya. Bukan semata hanya hadir atau ada di rumah bersama anak ya, tapi hadir dan memberikan waktu serta perhatian penuh kepada anak.
Kalau saya dibela-belain bikin jadwal harian, di mana dalam jadwal tersebut harus ada jam bermain atau beraktifitas bersama anak-anak tanpa disambi apapun.
Baca juga : Tips dan Manfaat Membuat Jadwal Harian Bersama Anak
Dengan demikian, saya punya waktu khusus yang bisa digunakan anak-anak untuk bisa lebih dekat dengan maminya melalui bonding langsung.
Dan dengan cara ini pula, anak-anak bisa lebih dekat dan terbuka pada maminya. Dan maminya pun, bisa menikmati waktu bonding dengan hadir sepenuhnya tersebut, tanpa merasa 'diganggu anak' ketika sedang kerja di rumah.
Dengan hadir seutuhnya buat anak, segala-galanya jadi terasa lebih mudah.
Anak-anak bisa lebih dekat dan terbuka dengan parents, anak-anak juga lebih menghargai semua nasihat parents-nya, memahami kondisi parents juga.
Kesimpulan dan Penutup
Dari perjalanan panjang saya sebagai seorang ibu, semakin yakin bahwa parenting terbaik bukanlah tentang metode atau teori yang rumit, melainkan tentang kehadiran yang utuh untuk anak-anak. Hadir secara fisik, hati, dan perhatian, itulah yang membuat anak merasa dicintai, aman, dan dihargai.
Ketika saya selalu bersama anak-anak setiap hari, saya bisa memahami emosi mereka, tahu kapan mereka butuh dukungan, dan kapan mereka hanya ingin didengarkan. Namun, ketika jarak memisahkan, saya benar-benar merasakan betapa pentingnya kebersamaan itu. Hubungan yang dulu begitu dekat, bisa perlahan renggang hanya karena kurangnya waktu dan perhatian.
Dari situ saya belajar, menjadi parents bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan materi atau memastikan anak bersekolah dengan baik, tapi juga tentang menyediakan ruang aman di hati kita untuk mereka bersandar.
Kini saya berusaha untuk tetap “hadir seutuhnya” meski jarak kadang memisahkan, tapi hati dan perhatian harus tetap ada. Karena pada akhirnya, bagi anak-anak, kehadiran dan kasih sayang parents adalah fondasi terkuat yang membentuk mereka menjadi pribadi yang percaya diri, hangat, dan penuh cinta.
Baubau, 05-10-2025
Post a Comment for "Parenting Terbaik Ala MamiRey Adalah Hadir Seutuhnya Untuk Anak"
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)