Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengalaman Si Kakak Vaksin Covid-19 untuk Anak

Konten [Tampil]
pengalaman anak vaksin covid-19

Parenting By Rey - Siapa nih yang anaknya udah mendapatkan vaksin Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun? atau masih deg-degan mau setuju anak divaksin, tapi takut dengan banyaknya berita miring beredar mengenai vaksin covid-19 untuk anak ini?

Alhamdulillah step deg-degan menyetujui anak divaksin sudah saya lewati, meski jujur awalnya saya galau banget, mau setuju atau enggak.

Hampir saja dong saya nggak setuju anak divaksin, takut kenapa-kenapa.
Terlebih kalau baca form persetujuan orang tua dari sekolah, di mana ada statement yang mengharuskan kita menyetujui bahwa,
"Bersedia menanggung reaksi yang terjadi pada vaksin covid-19"

Makin gemetar nggak tuh?
Terlebih, si kakak tuh udah sering baca orang-orang yang antivaks, dengan berbagai berita yang beredar, baik masalah vaksin yang udah kayak coba-coba aja ke anak-anak, sampai berita sekitar 30an anak meninggal dunia selepas vaksin covid-19, dan cukup bikin dia kepikiran dan takut divaksin.

Wuiihhh, makin gemetar!

Pas ada sesi komunikasi dengan ustadz wali kelasnya, ternyata banyak juga yang masih deg-degan kayak saya, terutama bagi anak-anak yang punya penyakit bawaan.

Rata-rata orang tua juga takut dengan pernyataan bahwa wajib menanggung sendiri reaksi vaksin, huhuhu. Ternyata ustadznya membolehkan jika ada yang nggak setuju anaknya divaksin.

Namun, saya kembali berpikir, sampai kapan saya akan takut?
Sementara saya yakin, di kemudian hari, pemerintah akan memberlakukan aturan yang mengharuskan semua harus vaksin.

Begitulah, daripada puyeng, nggak bisa ikutan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) di sekolah, mending ikut aja ah, dengan Bismillah.


Tentang Vaksin Covid-19 untuk Anak


Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 - 10 tahun memang telah dimulai sejak tanggal 14 Desember 2021 lalu. 

syarat agar bisa vaksin covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun

Pemerintah telah menetapkan jumlah sasaran vaksinasi hingga 26,5 juta anak, yang mana hal ini berdasarkan data sensus penduduk di tahun 2020.

Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan kick off pelaksanaan vaksin Covid-19 untuk anak tersebut.

Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden agar anak-anak segera di vaksin, yang tentunya telah direkomendasi juga oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

Meskipun demikian, tidak semua anak bisa divaksin covid-19 dengan bebas, karena ada beberapa catatan kondisi anak, yang bisa mendapatkan vaksin covid-19, yaitu:


1. Diberikan dalam dosis dan jarak vaksin yang tepat


Untuk vaksin Covid-19 anak ini menggunakan CoronaVac produksi Sinovac, dengan cara diberikan secara intramuskular dengan dosis 3µg (0,5 ml).

Pemberian vaksinnya pun dilakukan sebanyak dua kali dengan jarak dosis pertama vaksin Covid-19 anak ke dosis kedua adalah 4 minggu. 


2. Kondisi khusus bagi anak dengan penyakit komorbid  


Dr Piprim Basarah Yanuarso Sp.A(K) yang merupakan Ketua umum IDAI, merekomendasikan bahwa anak dengan penyakit komorbid juga boleh diberikan vaksin Covid-19.  

Hal ini dilakukan mengingat bahwa anak dengan kondisi penyakit penyerta seperti kondisi kronis yang stabil, punya risiko lebih tinggi mengalami komplikasi ketika menderita infeksi Covid-19.  


3. Kondisi anak dengan long Covid-19 


Anak-anak yang telah sembuh dari Covid-19, dan juga yang pernah mengalami Long Covid juga perlu mendapatkan vaksin Covid-19 loh.

Tentu saja dengan catatan, bahwa anak yang pernah menderita Covid-19 gejala berat atau MIS-C (Multi System Inflammatory Syndrome in Children), akan ditunda 3 bulan untuk pemberian vaksinasi Covid-19.  

Sementara untuk anak yang menderita Covid-19 derajat ringan-sedang, bisa mendapatkan vaksin setelah ditunda 1 bulan dahulu.


4. Anak berkebutuhan khusus  (Special Needs)


Untuk anak dengan kondisi khusus, termasuk juga anak dengan gangguan perkembangan serta perilaku, dan anak-anak di panti asuhan, juga perlu diberikan vaksinasi, yang tentunya dengan adanya pendekatan khusus, terutama saat pemberian vaksinasinya.


5. Anak yang belum lengkap imunisasi, disarankan imunisasi kejar  


Untuk anak-anak yang memang belum lengkap atau tertunda imunisasi rutin yang merupakan imunisasi dasar wajibnya, maka sangat perlu dilakukan  imunisasi kejar.  

Imunisasi kejar ini sangat perlu dilakukan, agar dapat mencegah kejadian luar biasa penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Tentunya hal ini juga dapat membantu meningkatkan cakupan imunisasi Covid-19 pada anak.  

Kementerian Kesehatan juga mengatakan, bahwa imunisasi kejar harus diberikan kepada bayi dan Baduta (bawah dua tahun), yang belum menerima dosis vaksin sesuai usia yang ditentukan pada jadwal imunisasi nasional.  

Dan untuk  jarak pemberian vaksin Covid-19 pada anak, dengan vaksin lainnya, dilakukan minimal setelah jeda 2 minggu.


6. Kondisi anak yang butuh perhatian khusus  

Adapun ketentuan pemberian vaksinasi yang dipertimbangkan adalah, jika manfaat yang didapatkan lebih besar dari pada risiko munculnya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Dan hal ini tentunya ditentukan serta direkomendasikan oleh dokter yang merawat anak tersebut. 
Dan pemberian vaksinpun dapat  dilakukan di rumah sakit.  

Untuk defisiensi imun primer, penyakit autoimun yang tidak terkontrol,  anak dengan penyakir kanker dan sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi, anak dengan demam 37,50 C atau lebih 

Demikian juga dengan penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital yang belum terkendali seperti: diabetes melitus yang belum terkendali, insufisiensi adrenal seperti HAK (Hiperplasia Adrenal Kongenital), penyakit Addison Gangguan perdarahan seperti hemofilia dan juga pasien transplantasi hati dan ginjal, serta reaksi alergi berat seperti sesak napas, urtikaria general.


7. Anak dengan kontraindikasi   


Adapun anak-anak dengan kontraindikasi ada catatan tertentu, untuk yang tidak boleh diberikan vaksin Covid-19 yaitu, 
  • Anak yang punya reaksi anafilaksis karena komponen vaksin, saat pemberian vaksinasi sebelumnya. 
  • Anak dengan penyakit Sindrom Guillain-Bare, mielitis transversa, acute demyelinating encephalomyelitis
  • Anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresan atau sitostatika berat.  
  • Anak yang dalam 7 hari terakhir, dirawat di rumah sakit, atau yang mengalami kegawatan seperti sesak napas, kejang, tidak sadar, berdebar-debar, perdarahan, hipertensi, tremor hebat.  


8. Anak dengan kondisi penyakit berat


Nah, untuk anak dengan penyakit berat seperti, kanker dalam fase pemeliharaan, defisiensi imun primer, penyakit kronis atau autoimun yang masih terkontrol.

Semuanya bisa mengikuti panduan imunisasi umum dan harus berkonsultasi dulu dengan dokter penanggung jawabnya sebelumnya.

Jika kondisi anak sudah membaik dan sembuh, maka pemberian vaksin Covid-19 dapat dilakukan dengan rekomendasi dokter yang merawatnya.


Mengikuti Vaksin Covid-19 untuk Anak di Sekolah


Setelah kegalauan panjang, saya akhirnya memilih untuk mengisi persetujuan kalau si kakak divaksin, dan memilih form online buat isi, karena di form online nggak ada pernyataan nanggung resiko gitu, hahaha.

vaksin covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun di sekolah

Dan akhirnya, tanggal 11 Januari 2022 kemaren, si Kakak akhirnya menerima vaksin Covid-19 jenis Sinovac di sekolahnya.

Seperti vaksin lainnya, anak-anak selalu diharuskan datang bersama orang tua, dan didampingi langsung saat vaksin tersebut.

Terpaksa deh saya dan si adik yang mengantar si Kakak, naik motor sambil berdoa biar nggak hujan. Dan doa kami Alhamdulillah dikabulkan, hari kemaren tuh cerah banget, saking cerahnya saya sampai sakit kepala kena matahari yang silau, hahaha.

Karena murid di sekolah si kakak banyak, maka waktu kedatangan tiap kelas itu dibagi-bagi per sesi, dan si kakak dapat bagian di waktu siang banget, mulai pukul 12 siang sampai pukul 1 siang.

Biar nggak telat, kami berangkat pukul 11.15 dan sampai di sekolah pukul 11.45, langsung menuju hall tempat vaksin diadakan.

Kegiatan vaksin covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun di SDI Raudlatul Jannah
Sepi, tidak ada antrian 

Ternyata di sekolahnya cenderung sepi, nggak ada yang antri sama sekali, karena petugas yang suntik, yang mana berasal dari Puskesmas Medaeng dekat sekolah si kakak, ada banyak yang datang ke sekolah untuk vaksin.

Si kakak langsung menyerahkan lembar screening kesehatan dia yang sudah saya isi dari rumah, bersama lembar foto copy KK.
Sedikit was-was karena KK kami dari Surabaya, sementara di kakak sekolahnya masuk wilayah Sidoarjo, hehehe.

Tapi ternyata hal itu nggak jadi masalah, si Kakak tetap dilayani dan divaksin.
Sayangnya saya nggak ikut menyaksikan dia divaksin, karena kirain orang tua nggak boleh ikutan di dekat nakes yang bekerja.

anak ikut vaksin covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun
Menunggu si Kakak yang lagi vaksin Covid-19

Eh ternyata boleh dong, hiks.
Untung si kakak udah merasa gede, jadi kuat aja dia melangkah sendiri, karena saya dan si Adik menunggu di kursi tunggu yang agak jauh.

Setelah diperiksa kesehatannya, Alhamdulillah si kakak langsung bisa disuntik, dan memang sih Alhamdulillah si Kakak selalu sehat.
Pun juga tidurnya udah saya atur semalam sebelumnya harus cukup tidur, makan yang banyak dan minum susu serta madu sebelum berangkat di vaksin.

Jadi, Alhamdulillah nggak ada drama sama sekali ketika mau suntik vaksin.
Si Kakak juga ditemani ustadznya ketika disuntik, dan setelah disuntik, si kakak disuruh menunggu selama 15 menit di dalam kelas.

Alhamdulillah lagi, sampai 15 menit, nggak ada gejala yang aneh-aneh terjadi, selain si kakak mengeluhkan lengannya agak kebas.

Langsung deh kami pulang, dan tetep mampir beli jajanan roti, biar si Kakak maupun si Adik senang, hahaha.

Langit masih tetap cerah ketika kami pulang, dan itu membuat saya tepar, ketika sampai di rumah, astagaaaa.... migren saya kambuh saking teriknya matahari, soalnya saya nggak pakai kacamata hitam sih, hiks.


Reaksi Setelah Anak Vaksin Covid-19


Sejak selepas 15 menit pasca si kakak disuntik, sebelum pulang, saya mencoba mengecek kondisi si Kakak, suhu tubuhnya meskipun dengan melalui tangan (mamak-mamak yang 24/7 bersama anaknya sudah punya kayak suhu paten normal anaknya hanya melalui feeling, hehehe). 

reaksi anak setelah vaksin covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun

Dan Alhamdulillah si Kakak suhunya normal, saya tanya lagi nggak ada keluhan selain lengannya agak sakit bekas disuntik.

Dan ketika perjalanan pulang, sebenarnya deg-degan.
Kami naik motor, sementara cuaca panas terik matahari menyertai kami, dan si kakak cuman pakai baju sekolah lengan pendek.
Untung aja dia nurut mau pakai topi.

Namun, sampai kami mampir di toko roti dekat rumah, si kakak masih menunjukan kondisi yang baik-baik saja, malahan semangat banget milih 2 macam roti (mamak bangkrut dah, hahaha).

Setelah itu, kami segera pulang, dan sesampai di rumah, setelah ganti pakaian dan cuci tangan serta kaki dengan bersih, si Kakak minta makan roti dulu sebelum sholat Dhuhur.

Saya mengiyakan, dan bersiap tidur karena migren udah sangat mengganggu.
Namun sebelumnya saya pastikan kondisi si kakak masih baik-baik aja.
Ternyata memang nggak ada kondisi yang gimana-gimana, hanya lengannya aja yang nyeri dikit, dan segera saya oleskan minyak tawon.

Setelah itu saya tertidur, dan terbangun 2 jam kemudian, melihat si Kakak ceria bermain bareng adiknya. Kondisinya juga baik-baik aja, suhu tubuh normal.

Sampai malam sebelum tidurpun, tidak ada reaksi negatif yang terlihat.
Nggak ada demam maupun lemas.
Nafsu makannya pun tetap baik.

pengalaman vaksin covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun
Dipaksa mami berpose di depan banner,
soalnya mami nggak punya foto dengan banner gini, hahaha

Namun untuk berjaga-jaga, saya tetap anjurkan makan yang cukup, minum susu serta minum madu sebelum tidur.

Sebelum saya tidur malampun, saya mengecek suhu tubuhnya, namun sampai saya bangunkan untuk sholat subuh keesokan harinya, Alhamdulillah nggak ada reaksi yang dia rasakan.

Bahkan rasa nyeri sedikit di lengannya udah nggak terasa.
Alhamdulillah.


Kesimpulan


Demikianlah pengalaman si Kakak yang berusia 11 tahun, menerima vaksinasi Covid-19 untuk anak jenis CoronaVac by Sinovac dosis 1.

syarat vaksin covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun


Sama sekali nggak ada gejala pasca suntik vaksin tersebut, malah berbeda dengan saya yang suntik vaksin Covid-19 pertama kalinya dan mengalami reaksi ngedrop selama 3 harian.

Saya rasa selain daya tahan tubuh si Kakak yang lebih kuat, kondisi tubuhnya juga sehat, serta persiapan sebelum vaksinnya pun baik, sehingga gejala pasca vaksinasi nyaris nggak ada sama sekali.

So, buat parents yang masih galau dan bingung, anaknya harus vaksin atau enggak, sebaiknya bisa cari tahu dulu kondisi kesehatan anak ya.

Jika kondisi anak sehat, insha Allah anak bisa divaksin kok, dan pastikan persiapannya lebih baik sebelum dilakukan vaksin Covid-19 untuk anak ini.

Demikian juga setelah vaksin, sebaiknya minta agar anak beristrahat dan penuhi asupan nutrisi makanannya dengan baik.

Insha Allah, anak-anak kita sehat selalu.   


Sidoarjo, 12 Januari 2022


Sumber:
  • Pengalaman pribadi
  • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211212/1938972/vaksinasi-covid-19-untuk-anak-usia-6-11-tahun-dimulai-14-desember/ diakses 12 Januari 2022
  • https://newssetup.kontan.co.id/news/cek-syarat-boleh-atau-tidak-boleh-anak-usia-6-11-tahun-divaksin-covid-19 diakses 12 Januari 2022
Gambar: Canva dan dokumen pribadi

3 comments for "Pengalaman Si Kakak Vaksin Covid-19 untuk Anak"

  1. Covid-19's Omicron version very spread hear. We need to get our 3rd vaccine. Hope whole world get rid of the Covid -19 very soon.

    ReplyDelete
  2. alhamdulillah si kakak sudah vaksin, semangat ya kakak, semoga sehat selalu dan semakin cerdas tumbuh jadi anak yang bijaksana

    ReplyDelete
  3. Hebat nih si kakak. Anakku belum nih mbak, nggak tau deh nanti berani apa enggak, haha..

    ReplyDelete