Ketika Kakak Darrell dan Adik Dayyan Juara 1 Kelas di Sekolah Maminya
Lega dan bahagia serta bersyukur, itu yang saya rasakan sebulan yang lalu, saat anak-anak satu persatu kembali dari sekolah dan membawa pulang raport-nya, lengkap dengan berita juara kelasnya.
Yup, baik si Adik maupun si Kakak, Alhamdulillah berhasil mendapatkan juara 1 di kelasnya masing-masing.
Sebenarnya, masalah juara kelas ini tak jadi sesuatu yang harus buat saya, karena saya sendiri dulunya sering mendapatkan juara kelas ketika masih duduk di bangku sekolah.
Namun, juara kelas saya memang tercipta karena paksaan bapak, beliau dulunya punya prinsip bahwa sekolah itu nggak boleh hanya sekadar sekolah, tapi wajib punya prestasi.
Belakangan saya baru sadar, bapak seperti itu karena tak ingin mengulangi masa kecilnya yang tak menyenangkan. Bapak dulunya tak serius dalam bersekolah, masih untung beliau bisa lulus sampai SMEA.
Selama bersekolah, nilainya hancur semua, sehingga bapaknya kudu turun tangan biar dia bisa naik kelas. Dan dari pengalaman itu kali ya, bapak tak mau jika anak-anaknya jadi malas kayak dirinya. Dan mendorong kami, anaknya (dengan sangat keras) agar punya prestasi dalam akademik di sekolah.
Jadi begitulah, sejak SD hingga SMP saya sangat berusaha untuk bisa mendapatkan prestasi juara kelas, dan bukan sekadar juara kelas, harus juara 1.
Ketika SD, sejak kelas 1 sampai kelas 5, saya dan Kakak Jouke bersekolah di sekolah dan kelas yang sama. Jadi, saya boleh banget dapat juara 2, asalkan yang juara 1 harus Kakak.
Tapi, kalau kakak juara 2, saya wajib menempati juara 1, nggak boleh enggak, atau kayu akan melayang di betis kami, hahahaha.
Cerita Darrell Dayyan Bersekolah Di Sekolah Maminya
Yang jadi masalah mengapa saya deg-degan ketika anak-anak menerima raport beberapa minggu lalu adalah, karena kebetulan baik si Kakak Darrell, maupun Adik Dayyan sudah pindah bersekolah di sekolah yang kebetulan dulunya maminya jadi alumni sekolah tersebut.
Masalah berikutnya, hampir semua orang di sekolah bahkan lingkungan tersebut masih mengingat, kalau maminya ini dulu pinter dan jadi juara kelas. Otomatis orang-orang punya ekspektasi tinggi, kalau anak-anak bakalan sama juga kayak maminya, juara kelas.
Well, ekspektasi ini menjadikan lumayan beban di hati, bukan hanya saya, tapi juga neneknya.
Saya sendiri tidak pernah mengungkapkan hal tersebut, hanya memberitahukan ke anak-anak, kalau maminya terkenal di sekolah mereka. Dan maminya terkenal karena pinter dan langganan juara kelas.
Sampai akhirnya tiba di hari penentuan, anak-anak terima raport.
Berbeda dengan di sekolah anak-anak sebelumnya di Surabaya, di sekolah negeri yang ada di Buton khususnya, anak-anak menerima sendiri raportnya. Tidak ada panggilan buat parents yang menerima raport anak.
Jadi begitulah, sejak pagi maminya sibuk menyiapkan makanan buat si Adik, kebetulan di SDnya ada kegiatan makan bareng sebelum penerimaan raport.
Setelah siap, si Adik berangkat sekolah dan maminya menanti dengan deg-degan di rumah.
Pukul 10 pagi, si Adik akhirnya pulang, dan dengan bangga memamerkan raportnya.
"Mi, Alhamdulillah adek dapat juara 1"
Masya Allah tabarakallah... bahagia banget rasanya.
Meski sejujurnya bahagianya lebih ke perasaan lega karena anak-anak nggak bakalan menerima ucapan,
"Kok nggak juara 1? maminya dulu juara 1 loh!"
Nenekpun ikut bahagia mendengar kabar tersebut, lantas nenek melihat raport si Adik, Alhamdulillah nilainya bagus-bagus.
Berikutnya menanti si Kakak yang duduk di kelas 8 SMP di Buton. Agak lama menanti si Kakak pulang, karena ternyata ada keterlambatan dalam mengisi nilai di raportnya.
Dan menjelang pukul 2an, si Kakak pun muncul dengan senyum kecil.
"Gimana Kak? Adek dong dapat juara 1, kakak gimana?"
Si Kakak nggak langsung menjawab, tapi mengeluarkan raportnya dari dalam tasnya,
"Nih, mami liat sendiri deh!"
Segera saya raih raportnya, mencari nilai di semester akhir kelas 8, dan Alhamdulillah, si Kakak juga juara 1 dong.
Nenek happy dan takjub dong, karena tahu persis siapa-siapa saja yang berhasil dikalahkan si Kakak, salah satunya ada anak yang terkenal pinter sejak SD tak pernah terkalahkan oleh siapapun.
Alhamdulillah.
Tips Agar Anak Bisa Mendapatkan Juara Kelas
Kalau ditanya, apa sih yang saya lakukan ke anak-anak, atau metode parenting apa yang saya berlakukan ke anak-anak, sehingga mereka bisa mendapatkan juara 1 atau rangking 1 di kelas?.
Jawabannya adalah, nggak ada yang spesial.
Hanya saja ketika pertama kali punya niatan pindah ke sekolah maminya dulu, saya udah menceritakan hal-hal tentang juara kelas atau rangking pada anak-anak.
Sounding bahwa di sekolah mereka nantinya, hampir semua gurunya mami kenal, mereka ada teman, adik dan kakak kelas maminya dulu.
Baik di sekolah kakak, maupun adik.
Tak lupa juga sounding bahwa di daerah rumah nenek, maminya ini terkenal sebagai anak yang pintar di sekolah. Jadi mereka mungkin akan menghadapi ekspektasi dari nenek, terlebih orang-orang sekitarnya. Termasuk juga guru-guru mereka.
Saya juga menekankan bahwa maminya ini sejujurnya nggak terlalu pusing dengan yang namanya juara kelas, yang penting mereka masih bisa bersaing dan nggak tinggal kelas. Yang paling utama mah shalat dan akhlaknya harus bagus.
Selain itu, saya juga membentengi mereka dari pemakaian gadget sih. Si Adik hanya boleh main gadget di weekend aja, itupun terbatas waktunya, lengkap dengan syarat dan kondisi.
Sementara si Kakak, meski sudah SMP, jika tak ada yang mendesak, tetap tak boleh membawa HP ke sekolah, jadi nggak ada distraksi HP milik sendiri ketika sedang di sekolah.
I know tentunya anak-anak tak bisa lepas begitu saja, terutama si Kakak yang udah duduk di bangku SMP, pastinya dia masih bisa ikut terdistraksi atas HP temannya. Tapi setidaknya saya meminimalisir dengan cara seperti itu.
Hal lainnya adalah dengan memberikan semangat, bahwa anak-anak mami pasti bisa mendapatkan nilai terbaik, caranya ya dengan rajin belajar.
Anak-anak harus selalu belajar di malam hari, terutama si Adik, wajib banget mengulangi pelajarannya dan menyiapkan segala sesuatu yang harus dibawa dan dipelajari keesokan harinya.
That's it sih.
Buat saya, anak-anak bisa mendapatkan juara 1 kelas ini mungkin memang karena mereka masih bisa berada di bawah pengawasan saya langsung, jadi masih bisa diawasi, diarahkan dan disemangatin.
Apapun itu, sejatinya setiap anak tuh istimewa, kalau enggak menonjol di bidang akademik, mungkin kelebihannya di bidang lainnya.
Baubau, 18-07-2025
Post a Comment for "Ketika Kakak Darrell dan Adik Dayyan Juara 1 Kelas di Sekolah Maminya"
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)