Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Berkunjung ke Perpustakaan Daerah Kota BauBau

Konten [Tampil]

perpustakaan daerah kota baubau

Rabu lalu, saya dan anak-anak, si Adik Dayyan dan Kakak Arkan, anak lain rahim saya aka keponakan saya, mengunjungi perpustakaan daerah kota BauBau. 

Dan bukan hanya anak-anak, saya pun happy banget ketika mengetahui ada perpustakaan yang lumayan nyaman di kota ini.

Well, meskipun nggak seperti perpustakaan favorit saya dan anak-anak di Surabaya ya, salah satunya perpusda Menur yang jadi salah satu tempat favorit kami. 

Tapi not so bad-lah, untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari hape terooossssss selama liburan ini. Dan sedikit nyesal sih, kenapa juga baru tahu sekarang, menjelang minggu terakhir anak-anak liburan kenaikan kelas.  


Tentang Perpustakaan Daerah Kota BauBau

Di kutip dari website resmi perpustakaan kota BauBau, bahwa perpustakaan ini telah ada sejak tahun 1990an dan awalnya berada di sebuah gedung kecil yang sederhana.

perpustakaan kota baubau

Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, perpustakaan ini ikut berkembang dan mengikuti hal tersebut dengan menambah koleksi dan fasilitasnya.

Sejak berkembangnya teknologi informasi di tahun 2000an, perpustakaan kota BauBau mulai ikut memberlakukan sistem teknologi untuk kemajuan pelayanannya. Salah satunya dengan memberlakukan peminjaman buku digital hingga akses ke database elektronik.

Tentunya hal ini diharapkan bisa memperkuat posisi perpustakaan sebagai pusat informasi yang relevan di era digital.

Bukan hanya sistemnya, tapi gedungnya pun ikut diperbaharui. Sejak November 2024 lalu, gedung perpustakaan daerah kota BauBau diresmikan.

Terletak di jalan Dayanu Ikhsanuddin No.211 BauBau, gedung megah dengan arsitektur menarik dan eye catching, lengkap dengan ruangan yang luas dan nyaman, siap memberikan pengalaman literasi yang terbaik buat pengunjungnya.   


Cerita Berkunjung ke Perpustakaan Daerah Kota BauBau

"Mi, adek bosan!"

Si Adik mengeluh karena kami hanya berduaan saja di kamar, dan dia udah bosan melakukan semua hal, berguling, main tembak-tembakan sendiri sampai masuk bawah ranjang, sementara maminya serius di depan laptop.

"Adek sih nggak bawa mainannya, atau bukunya!" 

"Katanya tasnya udah penuh kemaren!" Si Adik protes ketika saya terkesan menyalahkannya.

"Andai kita bisa ke perpustakaan ya"

Ketika bertemu Jouke, kakak saya, iseng dong saya menanyakan tentang perpustakaan di BauBau, setelah mencoba bertanya lewat media sosial, ternyata nggak ada friendlist saya yang tahu tentang perpustakaan di BauBau.

Ternyata menurut kakak, di BauBau ada loh perpustakaan, bagus pulak.

Sayangnya, lokasinya emang lumayan jauh, di daerah dekat bandara, sementara saya tinggal di ujung lainnya, hehehe. Tapi berhubung si Adik udah mengeluh bosan, dan udah di tahap mengganggu maminya yang sedang fokus menulis di laptop. Terpaksa deh saya putuskan untuk mencoba datengin perpustakaan tersebut. Hitung-hitung kan buat bahan tulisan juga, hehehe.

Jadi begitulah, di hari Rabu kemaren, selepas pulang dari pasar tradisional Karya Nugraha BauBau, saya ajak si Adik Dayyan dan si Kakak Arkan untuk mengunjungi perpustakaan.

Adik Dayyan jadi lebih semangat, dan suprisingly kakak Arkan juga ikut semangat, maklum anak-anak kelamaan libur tanpa kegiatan berarti selain bemain gadget. Anak-anak juga jadi kesal karena ditegur bahkan dimarahin mulu sama parents-nya.   

Dan ketika minta izin sama mamanya, seketika mamanya happy dan menyarankan untuk segera pergi. Awalnya saya nggak enak ngajak keponakan sih, karena mereka ada 3, tapi ternyata kakak-kakaknya membolehkan adiknya saja yang diajak.

Ya pegimana dong, saya naik motor, manalah bisa bonceng 4 anak, hehehe.

Sekitar pukul 11.15 saya dan si Adik menjemput Kakak Arkan, tak lama kemudian kamipun bertolak ke alamat yang diberikan oleh Kakak.

Kalau liat di maps, jarak antara tempat tinggal kami dengan perpustakaan tersebut kurang lebih 6 KM, tapi lucky us yang ada di kota BauBau, nggak ada kemacetan, jadi hanya dalam belasan menit, kami pun sampai di tujuan. 


Review Perpustakaan Daerah Kota BauBau

Kesan pertama melihat bangunan megah dan keren perpustakaan tersebut adalah bangga, meskipun sedikit sedih melihat akses dari jalan raya belum dibikin jalan yang nyaman. 

perpustakaan di baubau

Jadi saya harus mengendarai motor dengan sangat berhati-hati agar tak terjatuh apalagi sambil membonceng dua bocah.

Saya lalu memarkirkan motor di depan gedung. Tak ada parkir kendaraan khusus, baik motor dan mobil bisa parkir bebas di depan tersebut, karena pengunjungnya memang nggak banyak-banyak amat.

Setelah parkir, saya mengajak anak-anak masuk ke dalam gedung.

Ternyata di dalam gedung sangat luas dan lapang, dan kami lalu disambut oleh beberapa petugas yang berjaga di bagian meja informasi. Dengan senyum mereka menyambut saya yang antusias duduk untuk menanyakan beberapa hal yang perlu.

Mulai dari apakah kami bisa membaca buku di situ?. Bagaimana syaratnya?. Apakah bisa pinjam buku?. Apakah bisa bikin kartu perpustakaan?.

Ternyata kami bisa membaca buku yang ada di dalam perpustakaan tersebut, meminjamnya pun bisa dengan syarat menyerahkan KTP orang tua sebagai jaminan. Syaratnya peminjaman hanya untuk 2 buku saja selama seminggu.

Dan untuk kartu perpustakaan, sayangnya saat ini sedang tak bisa dilakukan, saya nggak terlalu jelas mendengar apa alasannya. Yang pasti untuk peminjaman cukup pakai KTP saja.

Setelah mendengarkan banyak informasi, kamipun diarahkan untuk menitipkan tas yang kami bawah di loker yang sudah disediakan.

perpustakaan kota baubau

Loker tersebut berada di samping ruangan dekat meja informasi, ada 2 jenis loker, yaitu yang terbuka lebar, maupun yang ada pintu serta kuncinya.

Untuk yang memilih loker pakai kunci, jangan lupa diingat-ingat nomor loketnya, karena nggak ada keterangan nomor di kuncinya.

Kami lalu menitipkan tas di loker, menguncinya, lalu berjalan ke arah rak-rak buku yang tersedia. 

perpustakaan di baubau

Sayangnya, meski rak bukunya teratur rapi, di bagian samping rak ada keterangan jenis buku yang tersedia, tapi buku-buku yang ada di rak sangat tidak beraturan.

Semua jenis buku bercampuran, kita bisa menemukan buku fiksi di rak buku non fiksi, buku sejarah di rak buku kesehatan dan semacamnya. Sehingga butuh effort juga untuk bisa menemukan buku yang dicari. 

Meski demikian, buku-buku yang tersedia lumayan banyak dan beragam, meski nggak sebanyak kayak di perpustakaan daerah Jatim ya, hehehe. Namun anak-anak lumayan puas ketika menemukan buku-buku yang mereka sukai. Ada komik, ensiklopedia anak dan semacamnya.

Kami menghabiskan waktu kurang lebih sejam di perpustakaan, sampai akhirnya kakak Arkan minta pulang karena merasa gerah.

FYI di dalam perpustakaan tersebut saya lihat ada beberapa unit AC yang terpasang, sayangnya nggak ada yang dinyalakan, jadinya ya gerah.

Apalagi terdapat jendela kaca yang besar di samping ruangan yang bikin sinar matahari jadi masuk dan menambah suhu ruangan.

perpustakaan di baubau

perpustakaan di baubau

perpustakaan di baubau

Sebenarnya ada tempat yang nggak terlalu terasa gerah, yaitu di kursi yang disediakan di bagian tengah ruangan. Hanya saja di bagian tersebut terlihat gelap dan kurang nyaman untuk membaca buku.

Oh ya, ruangan perpustakaan daerah kota BauBau ini terdiri dari 2 lantai, namun saya nggak sempat liat ada apa di lantar 2, sepertinya sih cuman ada toilet dan ruangan yang masih kosong.

Dan karena anak-anak makin intens mengeluh kegerahan dan bosan, akhirnya kamipun putuskan untuk segera pulang, sambil tak lupa untuk meminjam 2 jenis buku yang disukai oleh si Adik.

Proses peminjaman buku juga cepat, saya hanya perlu mengisi buku peminjaman secara manual, sama persis ketika kami datang, harus mengisi buku tamu secara manual. Sepertinya di perpustakaan ini memang belum menerapkan sistem digital seperti di perpustakaan yang ada di kota-kota besar.

Tapi over all, kesan saya lumayan bangga dan mengapresiasi usaha pemerintah dalam menggalakan literasi buat masyarakat kota BauBau, khususnya.

Berikut beberapa poin penting dari perpustakaan daerah kota BauBau berdasarkan pengalaman saya, yaitu:

  • Halaman parkir tersedia, namun belum tertata baik.
  • Gedung dalamnya luas dan lapang, petugas ramah.
  • Layanan yang ditawarkan: bisa membaca di tempat, bisa meminjam buku dengan syarat menyerahkan KTP (maksimal 2 buku/1 minggu).
  • Pembuatan kartu perpustakaan sedang tidak tersedia.
  • Ada loker penitipan tas (terbuka dan tertutup).
  • Tata letak buku kurang tertata, banyak buku bercampur antar kategori.
  • Koleksi buku cukup beragam: komik, ensiklopedia anak, buku fiksi & non-fiksi.
  • Kekurangan hanyalah,  AC tidak dinyalakan sehingga ruangan terasa gerah, sinar matahari langsung masuk karena jendela besar, dan area baca nyaman di tengah ruangan, tapi pencahayaannya minim. Juga belum ada sistem digital (semua masih manual, termasuk pengisian buku tamu dan peminjaman). 


Kesimpulan dan Penutup    

Kunjungan ke Perpustakaan Daerah Kota Baubau menjadi pengalaman yang cukup menyenangkan dan membuka wawasan, terutama di tengah liburan anak-anak yang cenderung dihabiskan dengan bermain gadget. Meskipun tidak semegah dan selengkap perpustakaan di kota-kota besar seperti Surabaya, perpustakaan ini sudah menunjukkan kemajuan yang patut diapresiasi.

Dengan bangunan yang baru, luas, dan cukup nyaman, serta koleksi buku yang lumayan beragam, perpustakaan ini bisa menjadi tempat alternatif edukatif bagi anak-anak maupun masyarakat umum di BauBau. Tentu masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti penataan buku yang lebih rapi, pendingin ruangan yang berfungsi, serta sistem peminjaman yang lebih modern dan efisien.

Namun di luar kekurangan tersebut, kehadiran perpustakaan ini menunjukkan komitmen pemerintah kota BauBau dalam mendukung budaya literasi. Semoga ke depannya fasilitas ini terus dikembangkan dan lebih banyak masyarakat yang memanfaatkannya. Karena sejatinya, membaca adalah jendela dunia dan perpustakaan adalah gerbangnya.


BauBau, 16-07-2025

Post a Comment for "Cerita Berkunjung ke Perpustakaan Daerah Kota BauBau"