Gadget dan Anak, Dikasih Takut Kecanduan, Dilarang Takut Gaptek!
"Gimana ya caranya menyikapi anak saya yang nggak suka gadget ya? sebenarnya saya senang sih anak saya nggak suka main gadget, tapi kasian juga kok rasanya dia kuper!"
Seorang ibu mengeluhkan sikap anaknya yang nggak tertarik sama gadget, di tengah gempuran semua anak tak bisa lepas dari gadget-nya.
Mungkin terbilang aneh ya, tapi kalau menurut saya, si ibu benar juga. Tapi, bukan masalah kuper-nya yang harus ditakutin, melainkan gaptek-nya.
Gaptek atau gagap teknologi di era digital yang sudah menguasai segala bidang kehidupan ini, akan menjadi masalah tersendiri buat anak-anak generasi Alpha.
Gadget, khususnya HP, dan anak sebenarnya sudah tak terpisahkan sejak dunia digital mulai menguasai kehidupan beberapa tahun lalu.
Saya ingat banget dulu pertama kali anak-anak mulai getol main gadget, kalau nggak salah sekitar tahun 2011 atau 2012 ya?. Waktu itu booming game angry bird.
Dan coba tebak apa yang saya dan papinya anak-anak lakukan?. Kami membelikan si Kakak Darrell yang saat itu berusia sekitar setahun atau 2 tahunan ya, tablet Mito yang harganya lumayan. Hanya untuk dia bisa main game angry bird itu.
Kami kasian, setiap kali ngumpul di rumah eyangnya, dia sendiri yang nggak punya tablet dan nggak dipinjamin oleh sepupu-sepupunya.
Akhirnya, saya belikan, trus sama si Kakak, diinjak dooonggg tablet itu, karena dia nggak tertarik, hahaha.
Ketika Gadget dan Anak Tak Bisa Terhindarkan
Saya lupa-lupa ingat juga sih, di usia berapa si Kakak jadi suka gadget khususnya main di smartphone ya.
Btw, sebelumnya harus kita pahami dulu apa itu gadget ya, biar nggak salah memaknainya.
Gadget atau gawai adalah perangkat elektronik yang punya beberapa fungsi khusus. Atau suatu perangkat alat canggih yang di dalamnya terdapat berbagai aplikasi.
Dan aplikasi ini lah yang sering dijadikan sebagai sumber informasi, jejaring sosial, hobi, kreativitas, dan banyak hal yang menyenangkan bagi pengguna gadget tersebut.
Jangankan anak-anak ya, kita orang dewasa saja, sering banget lupa waktu ketika menggunakan gadget. Nggak heran banyak anak yang kecanduan dan tantrum ketika gadget-nya diambil, karena orang dewasapun, banyak yang mengalami hal serupa.
Kalau membaca beberapa pengalaman para parents di media sosial, banyak yang akhirnya memilih jadi strict parents atau orang tua yang kaku dalam hal pemakaian gadget. Saya adalah salah satunya, yang sangat membatasi anak-anak.
Nah, ada pula yang saking malas harus berdebat dan kesal liat anak tantrum, sekalian aja ditiadakan gadget di rumah, jadi anak-anak sama sekali nggak kenal gadget. Meskipuuunn, ujung-ujungnya ya bingung juga takut anaknya kuper apalagi kalau sampai gaptek, di era digitalisasi kayak sekarang.
Saya pribadi, lebih memilih tetap memberikan screen time dengan menggunakan gadget, dengan adanya batasan waktu tentunya. Dan off course, kadang-kadang harus berhadapan dengan sedikit tantrum dari si Adik ketika waktu selesai screen time-nya tiba.
Meskipun si Adik tantrum, atau si Kakak cemberut ini bukan karena mereka nggak mau berhenti menggunakan gadget sih. Tapi lebih ke saling marah karena 1 gadget dipakai buat berdua, kadang salah satu curang menggunakan waktu pakai, sehingga yang lain merasa waktunya lebih sedikit ketimbang saudaranya.
Ya lebih ke sibling problem sih, hahahaha.
Tapi ya efek ke mental maminya, lumayan juga sih. Apalagi kalau keduanya rewel pas maminya lagi sibuk, lagi PMS, lagi bad mood, duh rasanya tuh mau meledak aja, hahaha.
Meski demikian, tidak menyurutkan saya untuk membiarkan anak-anak tetap menggunakan gadget. Karena saya sadar betul betapa gadget ini sangat penting untuk dikuasai anak-anak generasi Alpha demi menyongsong persaingan di masa Indonesia emas mendatang.
Bahkan, untuk masa sekarang saja, saya benar-benar butuh anak-anak setidaknya mengerti banyak hal tentang gadget, agar nggak melulu bergantung ke maminya.
Misal nih ya, masalah HP rusak, laptop rusak, yang sederhana aja, kayak HP hang, lupa sandi dan lainnya. Hal-hal begini seringnya anak-anak langsung nyodorin ke maminya, minta dibenerin.
Jujur kadang saya kesal, karena merasa lelah liat anak-anak hanya berharap ke maminya saja, seolah-olah maminya hitech beneran, hahaha.
Maminya pengen juga dong, kayak teman-teman lainnya. Di mana ketika HPnya bermasalah, justru disodorin ke anaknya, entar anaknya yang bantuin benerin.
Khas mamak-mamak zaman now kan ya?.
Nah, berbeda dengan saya, apa-apa dikerjakan sendiri, even HP anak yang bermasalah, kayak lupa sandi, eh maknya yang dimintain tolong.
Ini pegimana caranya cobak, mereka yang masukin sandinya sendiri, maknya yang disuruh mikir, hahaha.
Nah, hal-hal seperti ini, tentunya hanya akan terjadi, kalau anak-anak familier dengan gadget. Membiarkan mereka mengutak atik gadget, baik pengaturannya, maupun aplikasinya, sehingga ketika bermasalah, mereka tau harus berbuat apa.
Selain itu, alasan mengapa anak-anak wajib familier dengan gadget, karena digitalisasi telah masuk ke dunia pendidikan. Semenjak adanya pandemi lalu, di mana pendidikan dilakukan secara online, ternyata hal ini terus diadaptasi hingga pandemi telah berlalu.
Saya nggak tahu sih, apakah ini sudah dilakukan secara nasional dan berlaku di semua sekolah. Tapi ada loh sekolah yang ujiannya wajib pakai gadget.
Nah, bayangkan jika anak sama sekali nggak kenal gadget, yang ada dia akan kesulitan dalam mengikuti ujian sekolah.
Tips Membersamai Anak Dalam Penggunaan Gadget Ala Rey
Begitu banyak manfaat gadget buat anak di masa kini, sehingga akan sangat sulit untuk memisahkan gadget dari kehidupan anak-anak.
Namun, yang harus diperhatikan juga, sebanyak apapun manfaatnya, tak kalah banyak juga efek negatif yang bisa terjadi pada anak.
Karena itulah, dibutuhkan pendampingan secara bijak dari parents dalam membersamai anak-anak menggunakan gadget.
Berikut tips dan trick yang biasa saya lakukan kepada anak, untuk memaksimalkan penggunaan gadget-nya, dan meminimalisirkan pengaruh negatifnya:
1. Install Aplikasi Family Link untuk memantau kegiatan anak di gadget-nya
Hal paling utama dan penting dalam memberikan gadget ke anak adalah, pastikan parents punya kontrol penuh atas apa yang anak lakukan di gadget tersebut.
Dan salah satu caranya adalah menginstal aplikasi family link yang merupakan aplikasi kontrol parents agar bisa membatasi dan mengetahui kegiatan anak di gadget-nya.
Dengan aplikasi ini, saya bisa tahu anak-anak ngapain aja selama buka gadget? dan juga membatasi aplikasi atau konten apa aja yang boleh mereka akses.
Selain itu, dengan aplikasi ini, parents bisa mengatur waktu pemakaian gadget anak, di mana ketika waktunya habis, gadget otomatis terkunci.
Namun, satu hal yang penting sebelum menginstal aplikasi ini, pastikan parents berdiskusi dan menjelaskan ke anak, bahwa di gadget tersebut dipasang aplikasi tersebut.
Gunanya buat apa?, juga ada batasan waktu yang bikin gadget otomatis terkunci sendiri ketika waktunya habis.
Hal ini penting diketahui anak, agar mereka mengerti apa sih maksudnya parents memantau dan membatasi kegiatan mereka. Dan juga meminimalisir tantrum ketika waktunya habis.
2. Terapkan batasan waktu penggunaan gadget
Dalam menerapkan batasan waktu penggunaan gadget ini bukan hanya dari aplikasi kontrol parents aja, tapi juga ada pembatasan hari gadget.
Misal, untuk si Adik yang memang belum benar-benar butuh gadget, screen time-nya cuman di weekend saja, kadang juga dikasih bonus hari Jumat.
Jadi, selama weekday, si Adik nggak punya waktu screen time. Berbeda dengan si Kakak yang memang udah lebih banyak membutuhkan gadget, jadi dia bisa tetap menggunakan gadget di weekday, tentunya dalam batasan yang tidak berlebihan dan hanya untuk keperluan penting ya.
3. Jadikan screen time menggunakan gadget sebagai rewards dan konsekwensi sikap
Nah ini yang paling penting dan menyenangkan buat saya sebagai parents as a mom, khususnya sih ya. Justru saya terbantukan banget dengan adanya screen time anak-anak, karena berasa ada penyemangat lain yang bikin mereka lebih peduli akan banyak hal.
Screen time dengan menggunakan gadget buat anak-anak bisa saya gunakan sebagai rewards, sekaligus konsekwensi dari perbuatan mereka dalam keseharian.
Misal, anak-anak suka rewel dan berantem, ketika maminya sudah memperingatkan dan mereka tetap saja rewel, maka siap-siap aja waktu screen time mereka dikurangi, atau bahkan dihilangkan, hahaha.
Atau, ketika mereka malas, nggak mau mandi, nggak mau beberes, shalat tepat waktu, maka konsekwensi screen time berkurang bahkan dihilangkan akan mereka hadapi.
Ini sangat membantu buat saya si single fighter mom.
Bukan hanya sebagai konsekwensi, tapi penggunaan gadget juga bisa dijadikan rewards, misal anak-anak bersikap manis. Melakukan semua hal tanpa disuruh, biasanya maminya bakal tambahin screen time mereka.
4. Arahkan anak agar menggunakan gadget untuk hal-hal bermanfaat
Ini nggak kalah penting, bisa dibilang sebagai strategi saya dalam menggunakan hal yang disukai anak-anak akan gadget, menjadi hal yang sangat menguntungkan.
Yaitu, membiarkan mereka mengenal teknologi secara lebih mendalam.
Jadi, anak-anak nggak selalu bisa menggunakan waktu mereka bermain gadget, untuk main game atau nonton YouTube yang nggak jelas.
Ada hal-hal lain yang harus mereka lakukan, misal, mereka boleh bukan laptop, main game, tapi game-nya bikin sendiri, hahaha.
Kebetulan anak-anak memang sudah mengenal dunia coding untuk anak, salah satunya dengan menggunakan scratch.
Meskipun si Adik khususnya, belum terlalu paham dengan aplikasi ini, tapi karena sering dia buka, sering diutak atik, lama-lama dia mengerti juga gimana cara bikin beberapa komponen game atau animasi sederhana.
Tentunya ini merupakan nilai lebih yang bisa diterapkan ke anak-anak dalam menggunakan gadget yang mereka sukai.
5. Temani anak bermain gadget
Tips lain dalam membersamai anak dengan dunia gadget adalah, dampingi secara langsung. Bisa dengan utak atik coding sederhana bareng. Atau juga nonton YouTube tema edukasi bareng. Atau bahkan main game bareng.
Intinya parents hadir langsung bersama anak dalam penggunaan gadget-nya, sehingga apapun kegiatan anak selalu bisa terpantau langsung oleh parents.
Kesimpulan dan Penutup
Penggunaan gadget pada anak punya sisi positif maupun negatif. Karenanya penting bagi parents untuk tidak sepenuhnya melarang anak menggunakannya. Di era digital ini, penguasaan teknologi menjadi esensial bagi anak-anak, terutama generasi Alpha, agar mereka tidak tertinggal atau gagap teknologi (gaptek).
Namun, parents wajib bijak dalam memberikan akses gadget pada anak, dengan menerapkan batasan waktu dan memantau penggunaannya.
BIar bagaimanapun, gadget memang bisa menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan dengan tepat dan di bawah pengawasan parents. Dengan membimbing anak dalam menggunakan gadget, tidak hanya dampak negatif yang bisa diminimalisir, tetapi juga manfaat positif dari teknologi dapat dimaksimalkan.
Mari kita jadikan gadget sebagai sarana yang mendukung perkembangan anak, bukan sebagai penghalang. Jadi tak akan ada lagi parents yang bingung, kasih gadget ke anak takut kecanduan, sementara melarangnya, takut anak gaptek.
Surabaya, 23-09-2024
Sumber: Opini dan pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey dan dokpri
Aku jd pengen install family link lagi. Dulu aku batasin anak2 pakai itu. Tp pas fylly ganti HP dan sempet ada masalah gara2 si family link, jadi aku lepas.
ReplyDeleteTapi mengingat banyaknya efek minus dari gadget ini, kayaknya memang perlu sih batasin lagi.
Kalo skr aku juga batasin Rey, tp sistem percaya.
Mau melarang anak memang ga mungkin. Krn zamannya udh beda. Mereka justru harus menguasai gadget. Tinggal ortunya yg batasin mana yg bisa diakses, mana yg ga boleh
Ngeri Mbaaa zaman now, meskipun mungkin suatu saat anak bakal terpapar juga, tapi setidaknya jangan sekarang deh 😅
Delete