Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ibu Bunuh 3 Anak, Curhatannya Related Dengan Sejuta Ibu Di Zaman Sekarang

Konten [Tampil]
Ibu Bunuh 3 Anak di Brebes

Parenting By Rey - Dari kemaren mau nulis tentang berita ibu bunuh 3 anak di Brebes, Kanti Utami namanya, tapi urung, karena entah mengapa saya kurang nyaman bahkan membaca beritanya.

Mungkin karena saya juga pernah berpikir 'aneh-aneh' ketika sedang down ya, jadinya benar-benar menghindari hal-hal yang bikin saya ke-triger.
Saya mengetahui berita tersebut dari notifikasi browser di HP saya, dan kesalnya lagi judulnya bikin merinding, sungguh saya merasa terganggu dengan kata 'g***k'.
Jadi, ketika membaca judulnya, saya merinding dan memutuskan nggak mau mencari tahu.

Kalau itu, bertepatan dengan berita MotoGP yang sukses mencuri trending dengan adanya pawang hujan kocak, namun ternyata trending tersebut tidak mampu menutup berita ibu bunuh 3 anak dengan terbilang sadis itu.

Dan karena berita tersebut juga, trending MotoGP seolah cepat tersingkirkan, karena hampir di semua media sosial, isinya tentang berita ibu Kanti Utami, lengkap dengan wawancara singkat si ibu ketika diamankan polisi.


Curhatan Ibu Bunuh 3 Anak


Dan karena hampir semua medsos membahas tentang hal itu, jadilah mau nggak mau saya akhirnya ikut mendengarkan rekaman curhatan ibu tersebut.

Ibu Bunuh 3 Anak di Brebes

Di mana, dia mengaku mendengar bisikan untuk menyelamatkan anaknya agar tidak sedih seperti dia juga, kalau anaknya mati, maka mereka tak perlu merasakan kesedihan yang dialami ibunya.

Sang ibu juga bercerita, dia cuman pengen disayang oleh suaminya, dia takut suaminya nganggur lagi, takut kalau kontrak kerjanya habis lagi.

Sekilas, saya bisa merasakan, kalau masalah mendalam sang ibu adalah, over thinking terhadap ekonomi, dan kurangnya support dari suami, bahkan kurang kasih sayang.

Sedih banget mendengarnya, betapa beratnya beban yang dipikul, sampai bisa melakukan perbuatan yang saya yakin tidak dia sadari tersebut.

Bagaimana bisa seorang ibu menyakiti anak-anaknya hingga tewas? 
Sementara menurut tetangganya, sang ibu termasuk seseorang yang sabar menghadapi anak-anaknya.

Bahkan saya yakin, jika si ibu kelepasan memarahi dan membentak anaknya, maka penyesalan besar akan melingkupinya sepanjang waktu.

Just like si Rey ini, bedanya saya galak banget sama anak-anak, sering menbentak anak-anak, meski setelahnya saya nangis-nangis minta maaf kepada mereka, hiks. 

Membaca sekilas di beberapa media, si Ibu Kanti Utami ini, merupakan seseorang yang lembut dan cantik, dia berprofesi sebagai seorang MUA, bahkan pernah membuka salon kecantikan di rumahnya.

Namun, beberapa saat berselang, salon kecantikannya tutup, entah apa alasannya, mungkin karena sang suami telah mendapatkan pekerjaan sebagai seorang security di Jakarta.

Ibu Kanti juga telah lama tidak menjadi MUA lagi, dengan alasan anak-anaknya nggak ada yang menjaga.
Memang sih, anak si ibu itu ada 3, masih kecil-kecil pula.
Sekarang usia anaknya, 10 tahun, 7 tahun dan 4 tahun.

Kebayang ya bagaimana repotnya, mengurus anak 3 seorang diri, suami jauh, menurut berita sih ada keluarga suaminya di dekat situ, tapi entahlah gimana hubungan mereka.

Setelah berhenti menjadi MUA dan menutup salon kecantikannya, praktis dia hanya mengandalkan kiriman uang dari sang suami.
Entahlah juga masalahnya itu atau lebih.

Karena Ibu Kanti juga mengatakan, dia ingin disayang suaminya, sebuah ucapan yang menyiratkan, betapa sang ibu begitu depresi, dan mengharapkan pelukan suami sebagai penawar segala gundahnya.


Curhatan Ibu Bunuh 3 Anak, Adalah Kisah Related Sejuta Ibu Zaman Sekarang 


Saya menangis mendengarkan curhatan ibu Kanti yang banyak di share di media sosial.
Bukan hanya karena merasa sedih melihat beban si ibu, tapi seolah si ibu menjadi representatif perasaan saya.

Ibu Bunuh 3 Anak, Curhatannya Related Dengan Sejuta Ibu Di Zaman Sekarang

Dan bukan hanya saya seorang, setelah berita ibu bunuh 3 anak di Brebes ini dan diduga karena depresi, hampir di semua media sosial mulai bermunculan orang-orang yang curhat, betapa mereka juga related dan sedang tidak baik-baik saja.

Memang sih, di masa pandemi ini, begitu banyak rumah tangga atau pernikahan hancur berantakan di pengadilan agama, beberapa juga masih bertahan dalam luka.

Tapi serius deh, sebegitu matikah hati para suami, sehingga begitu pelit untuk sebuah pelukannya demi pelik istri terobati?

Dan saya pun juga tak ayal menangis, merasa related banget dengan keadaan si ibu.
Sesungguhnya, bukan hanya ingin mengakhiri hidup sendiri, saya yang takut anak-anak nggak ada yang jaga, kadang berpikir agar mengajak anak-anak meninggalkan dunia ini.

Penyebabnya ya kurang lebih sama dengan curhatan si ibu.
Bagi orang yang over thinking, hidup dengan papinya anak-anak yang tak punya kerjaan tetap itu sungguh luar biasa menantang.

Terlebih, ketika keuangan diambil alih oleh pasangan, which is pola atur keuangan kami amat sangat berbeda.

Belum lagi kalau dulu masih ada komunikasi dengan kakak saya, yang nggak lelah mengingatkan saya untuk bisa mandiri finansial, takut ditinggal katanya, takut ditinggal mati juga.
Padahal anak 2 orang dan saya belum punya apa-apa buat modal meneruskan hidup bersama anak-anak.

Suer, itu bikin stres parah!
Di tengah rasa stres itu, komunikasi dengan pasangan tidak lancar, bahkan terputus sama sekali.
Sumpah, saya benar-benar mengerti bagaimana sedikit perasaan ibu Kanti.

Menyelamatkan anak-anaknya, agar tidak perlu merasakan kerasnya dunia ini.
Sering terpikirkan oleh saya, bahkan terucapkan ketika saya nggak tahu lagi harus berargumen apa kepada papinya anak-anak.

Terlebih kalau saya malah diusir, dan dia nggak peduli dengan anak-anak.
Bagaimana bisa saya pergi meninggalkan anak-anak?
Sementara saya sakit saraf terjepit, kesulitan bergerak, tapi saya malah ditinggal bertiga saja dengan anak-anak.

Keluarga tak ada satupun yang bisa membantu, selain mereka juga sibuk, pun juga anak-anak menolak berpisah dengan saya.

Ah.
Semoga Tuhan selalu memberikan kekuatan pada hati saya.
Semoga Tuhan juga memberikan kekuatan buat para ibu yang berbasib sama di luar sana.
Bismillah, kita semua bisa untuk bertahan Moms!

Berjuanglah, insha Allah jalan terbaik akan ditunjukan oleh-Nya.
Jangan sampai ada lagi, berita ibu bunuh 3 anak karena depresi.
Ibu, bertahanlah.
Ini tak akan lama kok.

Sidoarjo, 23 Maret 2022


Sumber: berita di media sosial dan pengalaman serta opini pribadi 
Gambar: Canva edit by Rey dan google

8 comments for "Ibu Bunuh 3 Anak, Curhatannya Related Dengan Sejuta Ibu Di Zaman Sekarang"

  1. Kadang heran ya, banyak oknum mengkambinghitamkan pandemi karena tersesat melakukan sesuatu di luar logika. Tetapi saya yakin ibu ini bermasalah dengan kejiwaannya. Ibu waras mana yang sengaja menyakiti anaknya. Jangankan ia yang membunuh, seekor nyamuk pun tak akan pernah dibiarkan menggigit anaknya. terima kasih telah berbagi informasi, ananda Rey.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget Bu, pasti punya masalah mental, semoga kita semua bisa diberikan kekuatan untuk tidak menyakiti anak-anak kita :)

      Delete
  2. Sedikit koreksi mbak, yang meninggal itu satu anak saja, sedangkan yang dua selamat, sekarang kondisinya sudah membaik. Tapi anehnya di berita terbaru, kata kepala desa Tonjong, tidak ada anak yang terbunuh, ketiganya katanya selamat, mana yang benar nih.😂

    Tapi apapun itu, sepertinya ibu itu tertekan banget ya, ia takut anak anaknya hidup sengsara seperti dirinya waktu kecil sehingga nekad melukai tiga anaknya.

    Menurut berita, ibu itu tertutup biarpun orangnya ramah dan baik. Coba kalo KU punya blog, mungkin bisa buat tempat curhat ya, sehingga bisa mengurangi sedikit beban.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah gitu ya, kasian sih anak-anaknya, trauma seumur hidup tuh.

      Bener, nggak mungkin banget seorang ibu tega menyakiti anaknya, kalau bukan karena sang ibu sedang tidak baik-baik saja :(

      Delete
  3. Akupun galak banget sama anakku mbak, kadang bentak2 dia, padahal dia blm genap 2 tahun, abis itu aku nangis2 "maafin ibu ya le" dan dengan polosnya dia jadwab "iya" trs kami berpelukan hiks, ah nulisnya aja sambil nangis hahahha.

    Jujur aja aku ga ngikutin berita bu Kanti sama sekali mbak, Anak2nya dibunuh dgn cara apa? Aku yaikin sih dia pasti punya masalah berat selain cuma ekonomi atau hubungan dengan suaminya yg kurang baik.

    Pasti dia kecapean ngurus 3 anak kecil, kurang support, kerepotan, merasa hidupnya gitu2 aja, ahh udah bosen banget kali ya, jadi ga pengen anaknya juga merasakan apa yg dia rasakan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya, ibu-ibu galak itu, bukan berarti nggak sayang anak, justru itu karena terlalu sayang anak, sayangnya kalau nggak dikendalikan bisa bahaya :(

      Delete
  4. semoga kita selalu diberi kesabaran dan kekuatan dari Allah ya, mom. semangat!

    ReplyDelete